12) Mencoba Menerima

10 3 1
                                    

Alvareno Pov

Pagi ini aku lansung berangkat ke sekolah dan tidak menjemput Sella karena Sella mengabariku bahwa hari ini dia tidak bersekolah karena badannya kurang sehat.

Setelah sampai disekolah dan memakirkan motor, aku melihat Dani dan Jeje sedang menghampiriku.

"Eh babang Alvareno..." ucap Jeje lebay yang membuatku jijik

"Dasar tai bajing! Kentara banget sih kalau elo jomblo. Jijik tau ngga! " ucap Dani jengkel

"Eh Dan! " panggilku

"Paan?? " tanya Dani

"Elo sodaranya Sella Agustin yah? Yang sering gue ceritain itu." tanyaku to the point

Dani menjawabnya dengan anggukan dan Jeje hanya melongo terkejut.

"Kok elo ngga cerita sih Dan. Kalau elo ngasih tau dari awal, kan bisa gue gebet. " ucap Jeje sambil cemberut

Aku dan Dani tertawa dengan kelakuan Jeje yabg sedikit cilldish.

Tak lama bel masuk telah berbunyi. Aku segera bergegas ke kelas sebelum Pak Anto, guru musik yang galak bakal memarahiku.

Jam pelajaran terasa sangat membosankan dan tidak ada yang menarik. Tidak seperti biasanya. Aku melihat bangku kosong disebelahku.

Si Sella sedang apa ya? Atau mungkin aku whatsapp aja atau jangan dulu, biar dia istirahat. Huuft! Dengan hati-hati aku mengeluarkan handphone dan mengirim Sella whatsapp.

To: Sella 💦

Me 🔥:
Sell?
Lagi apa?

Sella 💦:
Lagi main hp lah
Elu ngga takut ketahuan Pak Anto?

Me 🔥:
Ye kan gue jagoan 😂

Sella 💦:
Jagoan apa?
Jagoan kamvung!?  😂😂

Aku tertawa karena candaan receh Sella dan spontan aku membalasnya dengan.

Me 🔥:
Jagoan dihati elo juga gpp-kan??
😁😁😂

Sella 💦:
Maybe  :)
😂😂

Jawaban Sella membuatku melongo tak percaya. Nah, kalau seumpamanya yang gue ketik tuh jadi kenyataan bagemana?? Haruskah gue jungkir balik? atau gue harus main kuda lumping? Omegat!!

"Alvareno!! " panggil Pak Anto

Mampus gue!

"Sebutkan langkah-langkah melakukan pentas seni! Jika kamu tidak menjawab, silahkan keliling lapangan 10x!" ucap Pak Anto marah

Astaghfirullah! Gue aja ngga dengerin dia dari jam pertama bagaimana bisa jawab!?

"Emm anu pak..., itu..., gimana yah...?" jawabku gugup

"Lari!! " bentak Pak Anto yang membuatku langsung lari keliling lapangan, sedangkan teman-temanku hanya menatapku iba yang ternyata dusta.

Sungguh jahat mereka semua!!

Pov End

~•...•~

Author Pov

Sekarang Oma Niels, Oma Luna, Arina, Zian, dan Sella berkumpul di ruang tamu Oma Niels.

Hari ini, para Oma akan menjelaskan pada Sella mengenai surat wasiat perjodohan. Sella sengaja diijinkan oleh Oma Niels agar dia tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Nak, ini sudah menjadi kesepakatan para kakek-nenek. " ucap Oma Luna angkuh

Sebenarnya dia tidak menyukai Sella, karena Sella adalah anak yang lahir dari sepasang suami-istri yang menikah tanpa cinta.

"Kalian kan bisa membatalkannya!! Hiks..." bentak Sella sambil menangis

"Nak, masalahnya kita membuatnya itu di hutan perjanjian." ucap Oma Niels dengan lembut

"Ya sudah kalau begitu! Datang kembali ke hutan itu lalu kalian bilang bahwa kalian membatalkan perjanjiannya!" bentak Sella kembali

"Enak saja gadis ini berbicara!! " marah Oma Luna kesal

"Gini ya nak. Jika kita membatalkannya maka yang membuat janji itu akan pergi untuk selamanya. Dan jika janji itu tidak dilaksanakan maka kehidupan anak-cucu kita tidak akan bahagia. Buktinya saja anak dan cucu oma. " jelas Oma Niels sambil membelai rambut Sella dan dengan perasaan sedih

"Lagipula salah satu dari kita sudah meninggal. Jadi, kalau mau membatalkannya pun susah jika kami tidak lengkap. " timpal Oma Luna

"Jadi Sell, bisakan kamu menerima Seva serumah dengan kamu? " tanya Arina cemas

"Kenapa tidak di rumah om ini saja!? " tanya Sella emosi lalu menunjuk wajah Zian

"Hei!! " teriak Oma Luna juga ikut emosi

Suasana saat itu sangat menggangkan. Tangisan dari Sella dan emosi Sella meluap saat itu.

"Hubungan om dengan anak om sedang bermasalah. Jadi, om tidak berani mengatakan ini. " jelas Zian

"Aku pun sama dengan anak om! Tapi, mama masih saja memberi tahuku!! " balas Sella sangat marah

"Cukup sudah! Sella kamu masih beruntung daripada Seva yang dari lahir sampai sekarang tidak tinggal dengan orang tuanya! Seva terluka batinnya ketika dia di cap anak haram oleh teman-temannya! Tidakkah kamu kasihan sedikit pun dengan Seva!? Ha!? " marah Oma Luna yang meluap

Sella tertunduk memikirkan semua perkataan Oma Luna. Memang dia beruntung. Dia masih bisa bersama orang tua-nya dari bayi sampai sekarang. Dia juga memiliki masa kecil yang sangat bahagia. Walaupun dia merasa hancur atas keluargnya, tapi itu pun dia rasakan saat sudah remaja bukan dari kecil.

"Baiklah aku akan menerima Seva. " ucap Sella lesu sambil mengangkat wajahnya

Semua orang yang ada disitu tersenyum lega atas jawaban Sella.

"Tapi aku ngga mau kalau dia sampai tahu tempat ini, bahkan aku ngga mau kalau Seva tahu rumah Oma Niels. " sambung Sella yang membuat semua terkaget

"Jangan kamu seenaknya saja gadis!! " gertak Oma Luna

"Baiklah kalau begitu. " ucap Arina dengan memaksakan senyumnya. Lalu Sella menatap Oma Niels menunggu jawabannya.

"Iya nak. Tempat ini hanya milikmu. " jawab Oma Niels dengan senyum tulusnya yang lalu ia memeluk Sella

Setelah semua kesepakatan telah selesai, Oma Luna, Arina, dan Zian pamit untuk menjemput Seva.

Sebenarnya Sella diajak ikut serta. Tapi dia menolak karena hatinya masih belum siap menerima Seva.

~•🍩•~

Hai!
Sorry up-nya lama:)
Makasih yang udah jadi readers sampai part ini. Apalagi sama kalian yang ngasih vote.
Selain cerita ini ada 2 cerita aku yang lain, silahkan kalau kepo langsung baca:)
Maaf kalau up-nya lama, ceritanya ngebosenin, apalagi banyak typo. Sorry yah:)
Stay save and healty from COVID-19. semoga Tuhan selalu melindungi kita dari berbagai penyakit dan bahaya. Amiin.

Jangan lupa vote and comment 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AlvarenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang