9) Rapuh

14 4 0
                                    

Alvareno Pov

Entah kenapa sejak pelajaran kesenian aku merasa tidak nyaman. Setelah drama jantungku berdetak lebih cepat. Dan aku merasa ada yang aneh saat aku menatap wajah Sella. Seperti pernah lohat tapi dalam bentuk dewasa.

Arggh! Lebih baik aku menenangkan diri aja dulu di rooftop.

Sekarang aku sudah ada di tujuanku. Duduk menikmati angin semilir. Kurogoh saku bajuku. Yap! Ketemu! Kunyalakan pematik rokok dan menghisap batangan tembakau dan zat bahaya lain yang ada disini.

Dulu aku tidak suka perokok. Tapi berkat Jeje dan Dani, aku bisa menemukan penenang saat stres. Aku tidak terlalu sering menggunakan ini. Hanya ketika masalah-masalah besar sedang terjadi padaku. Seperti 5 bulan yang lalu, orang yang kucinta dan kusayang pergi untuk selamanya. Dan dia pergi karena ulahku.

Bodoh! Sangat bodoh diriku ini! Tidak bisa menjaga orang yang berharga di hidupku.

Huft! Sudahlah, aku disini berniat untuk menenangkan diri bukan malah mengingat masa lalu lagi.

"Ternyata elo perokok. " ucap seseorang

"Elo mungkin tahu gue ngga suka perokok. " sambungnya lagi

Ku biarkan saja dia mengoceh. Asal tidak terlalu ke masalah pribadi.

"Ck! Berharga banget sih rokok lo!! " bentak Sella sambil merebut rokok yang ada ditangan ku dan mematikannya.

Aku hanya melongo tak percaya. Ini sudah kelewatan. Kutatap mata tedu Sella dengan marah.

"Apa mau elo sih!? " bentakku

"Ini masalah pribad gue! Kalau elo nggak suka, ya udah pergi aja dari sini! Elo ngga tahu apa yang gue rasakan saat ini! Elo tuh! Arggghhh! " teriakku dan asal kalian tahu, aku hampir aja nonjok Sella.

Aku menunduk mencoba mengembalikan kesadaran.

"Ren..." panggilnya

Ku angkat wajahku dan melihat Sella yang hampir ketakutan.

"Elo mau cerita? Gue siap jadi teman curhat elo. " ucapnya sambil menggenggam tanganku

Deg

Ada rasa nyaman ketika ini terjadi. Ada sesuatu yang membuatku mencoba untuk tenang dan berani sedikit terbuka.

Sekilas aku melihatnya dan mencoba duduk dengan posisi yang nyaman. Aku menepuk tempat sebelah kananku, untuk memintanya duduk.

"Huuft. Papa gue selingkuh dan gue lihat sendiri kalau dia sama cewek lain. Sedangkan mama gue ngga tahu. Kemarin malam, gue cegat mobil papa gue dan marahin dia tentang apa yang dia lakuin. Habis itu gue ditampar sama dia, itu kali pertama gue kena tampar. " ucapku bercerita dan melihat Sella yang serius mendengarkan ceritaku

"Terus...?" tanyanya

"Gue ngga tahu harus gimana. Gue ngga berani kasih tahu nyokap tentang itu. Gue belum siap lihat bonyok berantem dan berakhir sama perceraian. " lanjutku

"Ah elo nethink dulu." ucapnya dengan nada kesal

"Mau ikut gue bolos ngga? " tawarnya yang membuatku melongo tak percaya.

Selama bersekolah, aku belum pernah bolos sama sekali.

"Tenang... Gue juga pertama kali bolos. " ucapnya yang seperti menjawab pikiranku

"Gila lo! " balasku

"Ini pelajarannya Pak Kumis yang galak. Elo mau kalau elo malah dimarahin terus gara-gara ngelamun masalah gituan. " ucapnya yang ada benarnya juga.

AlvarenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang