Pajak Jadian

6 2 0
                                        

"Al, kamu jadian kok gak bilang sih. Mana nih pj nya?"sahut Rara yang sedang asik merapikan tugas di meja perpustakaan. Yah kami bertiga sedang ada di perpustakaan saat ini hanya sekedar duduk,mengobrol sambil menyelesaikan tugas yang hari ini diberi.

"Izzz kalau mau minta PJ mah ke Aji nya aja"balasku datar. Aku sangat tidak ingin membahas soal hubungan ini. Bukan karena mars yang belum hilang dari otak kecilku tapi karena hari ini aku tidak ingin berbicara soal hubungan ini ataupun mars. Mood ku sedang buruk.

Flashback On

Aji💙
Al, maaf yah aku gabisa kesana sekarang.

Satu pesan yang tak asing lagi bagiku mulai bermunculan pada layar utama. Aku yang sangat antusias mulai membaca pesan itu satu persatu.

Bumi
Hmm yaudah gapapa.

Jawabku sesingkat mungkin. Hanya saja aku membutuhkan nya saat ini. Masalah demi masalah seakan menikamku karena hubungan ini. Dari teman yang awalnya dekat denganku harus bermusuhan hanya karena kedekatan ku dengan Aji. Namun aku hanya bisa pasrah melewati semua fase itu sendiri.

Flashback Off

Kini kami bertiga sedang asyik makan semangkuk mie ayam di kantin. Dan segelas es teh yang tak lupa untuk dibeli. Perlahan tapi pasti aku melahap mie ayam itu sambil tersenyum ke arah Rara dan Chelsea yang duduk tepat didepanku.

"Al, itu ada aji"sahut Rara yang menghentikan aktivitas makanku.
"Ahh biarin dah"balasku datar sambil meneruskan melahap mie ayam yang tinggal sedikit itu. Dan langsung meneguk es teh yang tampak menyegarkan  tepat di sampingku.

***

Kini aku sedang asyik berkutat dengan ponselku didalam kelas. Tampak ramai bahkan jarang sekali hening hanya ketika ulangan berlangsung. Ada yang asyik selfie, ada yang sibuk melahap bekal yang belum habis,dan ngerumpi atau ngeghibah layaknya Ibu-ibu arisan. Mungkin karena kelasku lebih dominan dengan siswi.

Sudah 15 menit namun guru tak kunjung datang. Atau bahkan menitipkan tugas kecil-kecilan kepada ketua kelas. Aku menatap papan tulis yang masih kosong hanya ada tanggal hari ini di pojok kiri atas. Namun tatapanku teralihkan pada luar kelas yang tampak ramai.

Para murid berhamburan keluar untuk melihat sesuatu yang menarik. Aku pun memberanikan diriku untuk ikut beranjak keluar. Ternyata kegaduhan yang terjadi diluar dikarenakan tiga orang laki-laki sedang berjalan beriringan di tengah lapangan. Ingin berjemur mungkin batinku.

Bagaimana tidak? Pesona mereka sangat diakui di sekolah ku ini. Bahkan sejak MPLS berlangsung mereka selalu jadi sorotan di mata siswa baru, termasuk aku. Namun kali ini pandanganku seakan tidak tertarik seperti yang lain. Pemandangan yang sudah biasa terlihat jika di hari-hari sekolah seperti ini. Ketiga orang itu sibuk mengobrol tanpa menghiraukan tatapan adek kelas yang kini menjurus ke arah mereka.

Aku yang merasa bosan dan pegal karena terus berdiri. Memutuskan untuk kembali ke bangku. Menatap ponsel yang sepi. Lalu memutuskan untuk meneruskan cerita dongeng ku di notes ponselku sambil sekali-kali melirik ke arah jendela.

***

Diseberang kota. Seorang remaja pria sedang sibuk dengan ponselnya. Berharap mantannya itu memberikan sedikit pesan sebelum ia sampai di perlombaan. Yah hari ini Mars akan ikut dalam Lomba Robotik.

Dia mulai menatap gusar ke arah jalanan melalui jendela mobil. Dia mulai gugup karena tak ada dukungan dari Earth seperti dulu.

Yah kini dia sudah sampai di Universitas terkenal di Surabaya. Mobilnya sudah terpakir rapi di halaman yang lumayan luas itu. Dia menatap ke sekeliling banyak sekali peserta yang mulai berdatangan.

Bismillah ucapnya dalam hati. Seraya menepuk dadanya berusaha menetralkan detak jantungnya yang tidak bisa di kontrol lagi. Gugup.

Setelah 30 menit menunggu. MC masih belum mengumumkan keputusan juri membuatnya takut untuk menatap ke arah panggung mini di depannya itu. Beberapa rekan temannya sedang sibuk membeli beberapa minuman untuk penghilang haus mereka saat lomba.

Namun tidak dengan Mars yang masih duduk tenang sambil menggenggam kedua tangannya yang mulai basah karena gugup. Ia mulai mencari kedua temannya yang belum kembali. Entah apa yang menahan mereka sampai selama ini.

Beberapa menit kemudian dua orang temannya sudah duduk di sebelahnya sambil membawa dua kantong kresek di tangannya.

"Beli apaan?"tanya Mars yang penasaran sambil menatap ke arah ke dua temannya.
"Yah beli minum lah sama beberapa camilan. Emangnya lu gak laper apa?"sahut Aldo. Sambil mengambil beberapa bungkus makanan yang ada di kantong tadi. Tiba-tiba perut Mars berbunyi karena lapar. Yah memang kenyataannya dia belum sarapan tadi pagi.

Setelah meneguk satu botol air mineral dan satu bungkus roti coklat. Matanya menatap ke arah panggung yang kini tidak sepi lagi. Beberapa pengisi acara mulai menampilkan persembahan masing-masing. Hingga yang dinanti-nanti Mars beberapa menit lalu akan segera di umumkan.

Namun sayang takdir tidak memberikan bonus padanya hari ini. Namun tidak ada kesia-siaan dalam usahanya selama ini. Ia sangat menikmati setiap detik perlombaan itu. Hanya saja wajahnya tampak murung tidak seperti biasanya. Dia hanya sedih pulang dengan keadaan tangan kosong. Namun kegagalan ini menuntutnya untuk bangkit dan merakit kerja keras lebih baik lagi.

***

Flashback On

Beberapa hari lagi Ujian Nasional Berbasis Komputer akan segera dimulai. Peperangan besar melawan 29 siswa seangkatan itu membuat gadis cerewet itu merasa sedikit cemas. Dia bahkan kehilangan senyumannya sekilas. Namun semangatnya juga mulai terpacu meskipun sinar mentari sudah berada di atas. Dia mengingat sosok yang selalu menguatkannya dan memotivasi dirinya setiap hari. Masih teringat senyum manisnya dalam otak kecil nya.

Makasih sudah hadir dalam hidupku
Makasih udah mau setia menemani disetiap detikmu
Dukunganmu sangat berharga di hidupku
Sangat penting dalam setiap langkah ku.
Intinya aku mencintaimu

Begitulah tulisan manis dalam buku Diary bersampul baby blue kesayangannya. Dia masih mengingat sosok itu yang selalu hadir di otak kecilnya. Menguak sedikit memori masa lalu yang selalu menjadi teman kesendiriannya. Mars!

BROKEN(Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang