Insiden Panas

4 1 0
                                        

Entahlah semakin hari persahabatan ku dengan Catur kian merenggang. Entah itu karena perdebatan atau sekedar kesalahpahaman yang terjadi diantara kami. Entahlah kepalaku pusing memikirkan dua hal yang mengangguku beberapa hari ini.

"Eh lu jadi cewek jangan jadi perebut cowo orang!"ucap seorang gadis yang sama sekali tak kukenal, tiba-tiba keluar dari kelas yang paling tak kusukai.

"Apanya yang ngerebut cowok orang, maaf yah omongannya dijaga" sahutku sontak membuat matanya menyipit tak senang,sinis.

Entah mengapa sejak pandangan pertama aku membenci gadis itu. Bukannya memperbaiki keadaan dia malah memperkeruh suasana di antara aku dan Catur. Api membara didalam mataku tak terima disalahkan sementara pacar sahabatku itu melakukan hal yang lebih parah dariku.

Meskipun aku memiliki beberapa sahabat laki-laki, aku tak pernah sampai kebawa perasaan dan hanyut dalam perhatian. Aku selalu sadar adanya batasan dalam hubungan persahabatan itu. Hanya saja pikiran orang saja yang selalu negatif tanpa tahu faktanya terlebih dahulu.

Sore ini, tepat pulang sekolah aku mulai naik darah. Bagaimana tidak? Aku dituduh merebut laki-laki padahal dia sahabat ku sendiri bahkan tidak ada satupun keinginan untuk lebih dari itu.

"Napa temen pacar lu ngelabrak gua semua!" Sahutku sambil menatap Catur dengan tajam. Seakan tidak rela sama sekali di labrak seperti tadi.

"Yah mana aku tau Al. Nanti aku tanyain dah ke Vira nya" sahut nya tanpa adanya rasa bersalah padaku. Apakah dia tidak sadar diri atas insiden ini? Dimana letak mata hatinya itu membela pacarnya walau dia bersalah.

"Dasar pacar kok ngaduan!"suaraku mulai meninggi karena emosiku sudah tidak bisa dibendung lagi. Sahabat macam apa yang tega memprovokasi sahabatnya sendiri,gapunya hati.

"Udah Al, kamu istirahat sana ini udah malem" mataku mulai memanas dan air mata kian menetes tak bisa di reda. Bersaingan dengan luka yang membuat sesak di dada.

BROKEN(Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang