Hari ini tepat di Hari Minggu,Hari libur untuk bersantai ria menuntaskan semua letih tentang pelajaran sekolah,rumus matematika dan seluruh hafalan yang penuh di Otak. Mataku yang sedari tadi terpaku dengan chat WhatsApp yang tak kunjung mendapat balasan pun mulai jengah.
"Al" aku menoleh menatap pemuda yang tak asing lagi di mataku. Sahabat sekaligus tetangga sejalan itu berdiri terpaku di depan pagar rumah. senyum aneh menghiasi wajah coklatnya itu.
"Apaan lu, ngapain kesini?" Tanyaku heran sambil menaikkan alis sebelah kearahnya. Dia hanya terkekeh kecil sambil menatap ku dengan raut yang tak bisa diartikan seperti terpaksa.
"Gue mau main doang"ucapnya singkat. Sungguh aku malas dibuatnya mengapa makhluk aneh ini malah muncul di depanku. Ingin kuusir tapi tamu itu bagaikan raja. Tapi dia sama sekali bukan raja.
"Izz main sana kerumah pacar lu, ngapain lu kerumah gue"sambil membuka pagar rumah. Agar kulit si Musuh itu tidak kecoklatan akibat kujemur siang bolong begini.
"Yakali lu mau curhat" aku pun menaikkan sebelah bahuku tanda 'gatau'. Dia menatapku datar aku hanya terkekeh melihat wajahnya yang mengesalkan itu. Ingin ku daratkan satu tonjokan untuknya jika dia mengejekku lagi.
"Lu kan jomblo gue mah engga" ucapnya lagi tanpa rasa bersalah sedikitpun. Dasar manusia gapunya hati, hilang kalik tuh hati. Jatuh di tempat.
"Dasar lu mentang-mentang punya pacar aja, songongnya Masyaallah!" Aku mulai berdercak kesal ke arahnya sambil menambah ketajaman sorot mataku untuk mangsa yang sudah siap didepanku itu.
"Yaiyalah" ucapnya penuh angkuh. Yah dialah Catur. Sahabat sekaligus makhluk paling mengesalkan dibumi ini. Gayanya yang sok belagu dan songong membuatku nyaman jika bergurau dengannya. Dia baik,temen cerita, penolong dikala susah.
"Gimana perkembangan Lu sama Aji" mataku pun membulat sempurna. Aku menoleh datar kearahnya.
"Udah putus"jawabku singkat sambil berekspresi seakan aku lah wanita paling bahagia. Nyatanya tidak."Lo kenapa kok putus?"tanyanya lagi, membuatku jengah untuk membahas hal ini. Lagian kan mantan gaperlu untuk dibahas karena udah terselubung kedalam luka di masa lalu.
"Takdir"balasku irit. Mood ku sedang tidak stabil sekarang jika amarahku memuncak bisa-bisa musuhku ini bisa kulempar sampai ke luar angkasa dan aku gamau kenak kasus ngilangin anak orang.
"Lu emang gamau move on gitu Al?"tanyanya ketika melihat raut wajahku tampak muram seketika.
"Ahh..itu yang paling susah buat gue lakuin. Lah gue aja belum lupa sama si Mars!" Tegasku ke arahnya sambil sedikit mengulas senyum singkat. Aku sebenarnya tidak ingin terus-terusan berlarut pada rasa prihatin kehilangan Mars seperti ini. Namun apa daya jika takdir sudah berkehendak lain dan sudah terlambat. Aku pun selalu merasa bersalah atas itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN(Heart)
Novela JuvenilNama Gue Alya, Gadis pecicilan yang suka banget nyemil, badan mungil juga suara berisik penganggu seisi kelas. Gue sedikit baik dan usil. tinggi gue 156 cm. masuk SMK cuma naik satu cm doang. Gue cerewet dan gak suka banget ngalah. Gue jomblo dan ba...