Classmeet

7 2 0
                                    

"perlahan alur membawaku untuk menahan hatiku untukmu
Namun setelah aku luluh dan mencintai ketulusanmu
Kau malah berubah tak seperti dulu"

-alya-

****

PAGI ini status kejombloanku seakan memudar seiring berjalannya hari. Aku sudah mulai bisa menerima Aji karena ingin segera melupakan sosok Mars dari ingatanku. Masih menganggu.

Tin!
Terdengar suara klakson motor yang sudah tidak asing lagi di telingaku. Yah hari ini aji mengajakku untuk berangkat bersama. Mungkin karena aku pacarnya atau hal lain. Aku segera mengusir pikiran aneh itu dan langsung menyiapkan tas dan jas ku.

Dia menatapku dengan senyum manis nya pagi ini. Membuatku salah tingkah saat ditatap dalam posisi seperti ini. Kami pun berangkat bersama hari ini.

Sampai di sekolah. Kami berjalan beriringan menuju tempat parkir untuk memarkir motor milik aji. Aku menunggunya yang masih sibuk menata rambutnya di spion. Setelah terlihat sosoknya berjalan ke arahku aku langsung melakukan sidik jari dan pergi ke lantai atas. Untung saja kelas kami terletak di lantai yang berbeda kan kalau satu lantai bisa-bisa di gentayangin tiap hari deh.pikirku asal.

Kuraih ponselku saat tubuhku sudah mendarat di bangku kelasku. Galeri berisikan foto-foto magang ku bersama Aji seakan full. Membuat tak ada rongga sedikitpun foto untuk kusimpan lagi. Penyimpanan internalku mulai habis. Kualihkan beberapa foto pribadiku mengisi kartu memori yang jarang sekali kugunakan.

"Al!!!"sapa dua gadis yang kini berdiri didepanku.
"Hallo gaesss"ucapku sambil terkekeh pelan,sok asik.
"Darimana aja? Kok gak pernah keliatan"tanya Rara yang menangkap wajah kelelahanku setelah berkeliling menemani Dea naik turun. Andaikan saja ada Lift batinku dalam hati.

"Itu si Dea minta nemenin bolak-balik atas bawah ngelewati lorong Sampek terjun ke tepi jurang terus nyebrang bukit teletabis, manjat menara Eiffel.terus terjun deh"ucapku panjang kali lebar kali tinggi.

Membuat kedua gadis di depanku terkekeh akibat omelanku yang sangat garing. Kami pun melakukan ritual kami yaitu Lesehan sambil menunggu guru mapel kelas datang.

Aku mulai angkat bicara tentang kasus yang sedang kuselidiki yaitu kasus percintaan wanita yang pedenya tingkat dewa melebihi dewa malah. Namun aku bukan orang yang suka banget kepo aku hanya tau dari cerita singkat aji kemarin.

Rara dan Chelsea yang mendengar itu tersentak kaget. Rara bilang aku jangan terlalu masuk atau ikut campur tentang kasus ini, iya sih Lagian aku juga gatau dan pura-pura gak peduli sih. namun berbeda dengan Chelsea ia memojokkanku dengan banyak pertanyaan yang aku tak tahu jawabannya apa. Aku mulai mengerucutkan bibir Chelsea sangat usil namun sikap usilnya itu lah yang menjadi penghibur dikala kami bertiga garing. Jika hanya berkumpul berdua rasanya tidak lengkap karena ada yang kurang.

***

Hari ini Classmeet telah tiba. Dibuka dengan senam pagi dan beberapa kegiatan.juga bersih-bersih lingkungan. Classmeet ini berlangsung selama tiga hari. Cukup membosankan namun seru karena distiap hari nya akan ada lomba duel antar kelas dan jurusan.

Di hari pertama ini juga bertepatan dengan pelepasan siswa kelas sebelas jurusan rpl untuk melepaskan diri mereka berada di dunia kerja. Ada beberapa siswa yang ditugaskan bekerja diluar kota seperti,Bandung,Malang dan juga Jogja. Namun juga ada yang hanya stay di Probolinggo aja.

Kakakku yang salah satu dari rombongan itu bahkan tidak berpamitan atau sekedar mengucapkan selamat tinggal untukku. Aku siapanya yah? Berpikir sejenak dan mulai menyadari posisiku.

Pantas saja. Lapangan depan sekolah sangat ramai dipenuhi oleh kendaraan roda empat yang tak terhitung jumlahnya. Mungkin ada belasan atau puluhan. Kendaraan yang akan mengantarkan mereka selamat sampai tujuan masing-masing.

Akupun yang awalnya tak menyadari tentang keramaian ini di kejutkan oleh pria yang tak asing lagi bagiku sedang duduk di dalam mobil sambil memeluk tas ransel berwarna hitam miliknya itu. Untung saja dia tidak menatapku atau menyadari kehadiranku. Bisa-bisa aku dikira mengharapkannya kembali.

Kini pandanganku memburu ke arah tengah lapangan yang tampak ramai dipenuhi anak-anak berseragam olahraga dengan macam-macam warna dari mulai kelas dua belas,sebelas dan sepuluh tercampur menjadi satu di lapangan tengah. Musik mulai mengalun dengan irama ritmiknya. semua siswa ikut merasa hanyut dalam suasana Classmeet yang seru.

Aku tidak ikut senam karena tidak mengajukan diri untuk ikut. Bahkan aku tidak tertarik sedikitpun. Karena gerakan yang terlalu heboh membuat tubuhku enggan bergerak dan diam terkaku mematung diatas.

BROKEN(Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang