#Mawar Kuning

18.3K 1.7K 130
                                    

Bismillah..

"Mampir bentar ya, gue mau beli bunga," ujar Aksal sambil melepas sabuk pengamannya.

Tadi siang Aksal dan Alesha berada di kelas mata kuliah umum yang sama, karena itulah cowok itu yang bertugas mengantarnya pulang. Biasanya Sagara yang menjemputnya. Atau kalau lagi bosan lihat wajah Sagara dia meminta Radi yang mengantarnya pulang. Tapi kalau sama Radi agak ribet, soalnya ceweknya posesif. Untung sekarang sudah putus.

Alesha melirik toko bunga yang ada di pinggir jalan. Tersenyum kecil. Warna toko itu cukup nyentrik, warna telur asin. Sejenak Alesha jadi ingat iklan cat rumah gara-gara melihat warnanya.

Mas kuliiiin~

"Bunganya buat siapa Sal? Velin?" tanya Alesha sambil berjalan pelan bersama Aksal menuju toko bunga itu.

Aksal tersenyum malu.

"Enggak, buat Lestari," lirihnya.

Alesha mendelik.

"Lah, bukannya lo kemarin lagi PDKT sama Velin?"

"Bosan gue, Velin terlalu agresif, gue demennya sama yang cuek-cuek-jutek," jelas Aksal santai.

Alesha menghela napas. Kesal dengan kebiasaan buruk sahabatnya itu. Bagaimanapun Alesha perempuan. Ia paham sekali rasa sakit diperlakukan oleh cowok macam Aksal ini.

"Lo kapan tobatnya sih Sal?" tanya Alesha. Aksal terkekeh. Tidak sekali dua kali Alesha menasehatinya. Aksal tidak kesal diceramahi Alesha, ia malah senang sahabatnya itu perhatian. Tapi kalau Alesha menceramahinya berlebihan, Aksal bisa ngambek juga.

"Seenggaknya walaupun gonta ganti, pasangan gue nyata, gak kayak lo, halusinasi."

Alesha merengut mendengar Aksal mengungkit-ungkit masalahnya beberapa hari yang lalu.

"Doaain dong biar gue ketemu lagi sama om ganteng gue."

"Mudah-mudahan Alesha dan om gantengnya gak pernah ketemu lagi, aamin," sahut Aksal cepat.

"Biasanya doa-doa orang jahat kayak lo gini dikabulin tapi jadi kebalikannya."

Aksal tak menanggapi ocehan Alesha lagi, ia tiba-tiba terpaku begitu saja.

"Cantik banget," desisnya.

Alesha mengikuti arah pandangan Aksal. Tersenyum saat melihat jejeran bunga warna warni yang memukau. Ada kupu-kupu yang terbang kesana kemari menambah kesan alami di toko bunga itu. Alesha menarik nafas dalam. Kenapa ia tak pernah tau ada tempat secantik ini?

"Bunganya cantik banget ya?"

"Iya, tapi yang itu lebih cantik."

Alesha mengedip. Sekarang benar-benar mengikuti arah mata Aksal. Seorang wanita berjilbab coklat berdiri di sana, dengan celemek berwarna krem. Wajahnya manis apalagi tiba-tiba ia tersenyum saat melihat kupu-kupu bertanggar di buket bunga yang sedang disusunnya.

"Sal! Aksal!"

Aksal berjalan cepat menghampiri gadis itu. Tatapan matanya mendadak penuh cinta.

Alesha menatap sahabatnya itu datar. Heh, dasar buaya!

☔☔☔

"Abis dari sini kita kemana?" tanya Ales pada Zio setelah mereka makan siang di salah satu rumah makan cepat saji.

"Gue pulang dulu deh Les," ujar Zio pelan.

Ales merengut. Sebenarnya ia merasa kesepian saat di Indonesia, karena itu kemanapun ia pergi ia menyeret Zio.  Tapi sekarang Zio sudah menikah. Dara bisa ngamuk kalau Ales menculik suaminya.

Ales & Alesha [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang