#Perasaan Sagara

15.5K 1.4K 85
                                    

Bismillah...

"Pa.. Kalau abis wisuda Alesha langsung nikah gimana?"

"Uhuk!"

Sean terbatuk mendengar pertanyaan itu dari mulut putrinya. Nasi goreng yang baru ditelannya terasa salah jalur. Dengan sigap Elena yang duduk di sebelahnya segera mengambilkan air putih. Sedangkan Alesha memasang wajah tak berdosa, seolah tidak melakukan apa-apa.

"Alesha.. Kalau Papa lagi makan jangan bicara yang aneh-aneh," ujar Sean kesal setelah batuknya reda.

Alesha merengut.

"Alesha gak ngomong aneh-aneh, Alesha serius," ujarnya tegas.

Sean menatap putrinya tajam.

"Sama siapa? Sama om ganteng yang kamu temui di mall itu lagi?" tembak Sean tepat sasaran. Alesha mengangguk membuat Sean segera mendengus kuat.

"Sekali enggak tetap enggak, Papa gak suka sama dia," ujar Sean.

Alesha melongo.

"Kok gak suka?"

"Dia lihat kamu aneh begitu, apa kamu gak ngerasa?" ujar Sean makin kesal.

Sejujurnya ekspresi Ales hari itu selalu terbayang oleh Sean. Ekspresi Ales yang melihat putrinya dengan tatapan bingung tapi juga takut, membuat Sean merasa tersinggung. Karena itulah saat itu Sean segera menyeret Alesha pergi, tak peduli dengan rengekan anak tunggalnya itu.

Yah walaupun Sean tidak tau sih pembicaraan apa yang mereka bahas waktu itu. Tapi tetap saja Sean kesal.

"Papa kan belum kenal orangnya," jawab Alesha dengan nada merengek.
Mendengar itu Sean memutuskan untuk diam tak menanggapi membuat Alesha makin nelangsa.

"Dia baik kok Pa, orangnya juga gak macam-macam sama Alesha," tambah Alesha lagi. Sean menatap putri tunggalnya itu dengan datar.

"Ya gimana mau macam-macam, dia aja gak suka sama kamu," kata Sean pedas. Alesha mulai merasa tersudut. Gadis itu menatap Mamanya yang sedari tadi diam dengan tatapan minta bantuan. Merasa ditatap begitu membuat Elena berdehem.

"Coba aja dulu kenalan Pa, Alesha gak pernah lo suka sama cowok sebelum ini," lirih Mamanya lembut.

Alesha mengangguk kuat mendengar pembelaan Mamanya. Walau sejujurnya pembelaan itu terdengar sedikit aneh bagi Alesha.

"Enggak Ma, Alesha tetap akan Papa jodohkan sama Sagara," kata Sean tanpa beban.

Alesha ternganga.

Sagara lagi.

Sagara lagi.

"Tapi kan Alesha gak suka sama Sagara Pa.." ujar Alesha dengan suara serak, mulai menangis.

Sean melirik Alesha, sedikit terenyuh melihat putrinya itu menangis. Tapi tidak, ia harus tegas. Ia tidak boleh kalah oleh Alesha.

"Serius gak suka? Tiap hari Papa lihat kamu nempelin dia terus," kata Sean. Alesha menggeleng.

"Kan kami sahabatan."

"Gak ada yang namanya laki-laki dan perempuan itu bersahabat tanpa perasaan Alesha."

"Itu mah Papa aja yang baperan, Alesha gak pernah suka sama Sagara," ujar Alesha sambil menyeka air matanya.

Sean menghela napas pelan.

"Oke, mungkin kamu gak suka sama Sagara tapi Sagara bisa aja kan suka sama kamu? Apa kamu gak kasihan? Coba kamu ingat, selama ini siapa yang selalu ada untuk kamu? Siapa yang menghibur kamu waktu sedih? Si om ganteng kamu itu? Enggak tuh, Sagara yang selalu ada untuk kamu," kata Sean mencoba mempengaruhi.

Ales & Alesha [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang