#Reject

17.1K 1.7K 56
                                    

Bismillah...

"Om? Pfft."

Dara tertawa puas, membuat Ales yang tengah menatap Alesha mendengus kesal.

"Om masih ingat aku?" tanya Alesha sambil berkedip sok imut. Ales mengangguk sedikit.

"Mana mungkin saya lupa dengan orang yang memanggil saya dengan sebutan aneh seperti itu," ujarnya lalu kembali memfokuskan pandangan kepada Dara. Ales mengeluarkan dompet dan memberikan kredit card nya pada sahabatnya itu.

Alesha bertepuk tangan senang lalu menyikut Aksal dengan kegirangan. Aksal diam saja. Masih kesal karena Alesha mengerjainya.

"Kalau gitu om masih ingat nama aku?" tanya Alesha lagi.

Ales melirik gadis itu sejenak sebelum tersenyum.

"Alesha kan?" tanyanya. Alesha melongo. Jantungnya sudah berdebar parah sejak Ales tersenyum padanya.

Alesha dinotice!

Ales ingin tertawa melihat reaksi gadis itu, namun memilih untuk menahannya saja. Ales senyum saja efeknya sudah seperti itu, apalagi kalau Ales tertawa.

"Dompet lo udah ketemu?" tanya Zio yang tiba-tiba muncul entah dari mana.

Ales mengalihkan pandangan dari Alesha ke Zio. Ia mengangguk.

"Udah, nyelip di saku jaket ternyata," jelasnya. Zio membulatkan mulut.

"Gue pulang dulu Zi, Dara, makasih bunganya," kata Ales santai sambil mengangkat buket yang ia pegang. Meninggalkan Alesha yang masih meleleh karena senyumnya.

"Sha! Shasha!"

Aksal menepuk pipi gadis itu pelan. Alesha masih diam dengan pandangan tertancap pada Ales. Wajahnya merona.

"Sal.." panggil Alesha. Aksal mengerjap.

"Ya?"

"Gue jatuh cinta."

Mendengar itu Aksal mendengus saja. Lalu membiarkan Alesha pergi keluar mengejar Ales.

"Om! Om ganteng!"

Ales yang hendak membuka pintu mobilnya menoleh ke belakang. Alesha berhenti dengan nafas tersengal di depannya.

"Om udah punya pacar belum?"

Pertanyaan itu lagi?

Ales memutar bola mata. Belum selesai kekesalannya karena Alesha memanggilnya "Om" sekarang gadis itu terus-terusan mempertanyakan kejombloannya. Rasanya Ales ingin marah saja.

"Enggak, saya gak punya pacar." Walau kesal Ales tetap menjawab.

"Kalau istri?"

Oh sialan.

Ales mengumpat dalam hati. Tapi dengan penuh kesabaran tetap menjawab.

"Enggak."

"Berarti Alesha masih punya peluang?" tanya gadis itu cepat. Wajahnya berubah cerah.

Ales mengedip. Hah?

"Maksud kamu?"

Alesha mengambil kertas dari dalam tas kuliahnya. Merobeknya menjadi kecil lalu menuliskan nomor hp nya di sana. Ales mengerutkan kening.

Cewek ini mau apalagi? pikirnya.

"Ini!"

Ales menaikkan alis. "Apa?"

"Nomor Alesha!"

"Buat apa?" tanya Ales masih bingung.

"Buat PDKT sama om dong! Atau Om aja yang ngasih nomor hp ke Alesha?"

Ales & Alesha [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang