Bismillah..
Bugh!
"Apasih!"
Sagara hanya ingin bersantai hari ini. Tiduran di kasur sampai tengah hari. Namun saat enak-enaknya memejamkan mata dan berkelana di alam mimpi, tiba-tiba saja sebuah bantal guling mendarat di kepalanya.
"Aaaaa!"
Pemuda itu menjerit. Beringsut ke ujung kasur saat melihat penampakan rambut panjang di kamarnya yang masih minim pencahayaan. Maklum, gorden kamar Sagara belum dibuka, plus lampu kamar selalu dimatikan Sagara saat ia tidur.
"Sagara..."
"I.. Iya.." Sagara menjawab takut-takut. Makhluk yang berdiri di bibir pintu kamarnya itu masih menunduk dan mendekat.
"GUE DI NOTICE OM GANTENG DOOONG!"
Sagara berjengit saat Alesha tiba-tiba mendongak dan mengangkat kedua tangan dengan gembira. Sagara mendelik.
"Hah? Kemarin dia nemuin lo?" tanya Sagara bingung. Alesha mengangguk kuat.
"Iya, kemarin dia main ke rumah, gue gemes banget tau gak, gue kira bang Ales gak tertarik sama gue Ga, ternyata dia juga ada rasa sama gue, aduh, senang banget gue ya ampun!" jerit Alesha heboh sendiri.
Sagara tersenyum kecil, lalu bangkit dari kasurnya.
"Gue ikut senang kalau lo senang," lirih Sagara lalu segera membuka gorden, matanya menyipit karena cahaya matahari langsung menyerang matanya.
"Tapi bukannya tante Elina sama om Sean lagi gak di rumah?" tanya Sagara, membalikkan tubuh dan berhadapan dengan Alesha yang masih berdiri di bibir pintu.
Alesha nyengir.
"Kami cuma duduk di teras kok, bang Ales gak masuk, bisa khilaf gue kalau berdua aja di rumah," ujar Alesha lalu tertawa malu. Sagara mendengus.
"Dasar genit!" katanya sambil menyentil dahi Alesha. Gadis itu meringis.
"Tapi sejak kapan lo ngerubah panggilan dari om ganteng jadi bang Ales?" tanya Sagara lagi. Alesha bergumam.
"Sejak kemaren, bang Ales gak suka dipanggil om, katanya dia kelihatan tua-"
"Kan emang udah tua," potong Sagara, mendengus. Alesha tertawa sedikit.
"Gak juga ah, jarak om Ales sama kita cuma lima tahun kok, kayak kita sama bang Kafka," kata Alesha menyebutkan salah satu nama sepupu jauhnya. Sagara mengangguk-angguk.
"Trus lo tau gak Ga? Kemarin bang Ales itu gak mau dipanggil abang, katanya biasa banget, trus dia kasih usul panggil beb aja, ih alay banget kan, tapi gemes sih, trus..."
Sagara mendengarkan celotehan Alesha dengan senyum tenang. Tanpa Alesha tau, ada hati yang terasa panas karena kebahagiaannya hari ini.
☔☔☔
"Wah, rajin juga kamu."
Alesha yang sedang bertopang dagu sambil menscroll proposalnya di laptop segera menoleh ke belakang. Ales tersenyum.
"Hai!" sapa Ales.
Untuk sesaat Alesha merasa ini hanya mimpi. Ales terlihat sangaaaat tampan di depannya. Menggunakan jaket berwarna coklat dan baju kaus berwarna hitam. Rambutnya terlihat berantakan namun itu yang menambah kesan charmingnya. Alesha menatap sosok itu lama sampai Ales mendorong kepalanya karena merasa dilihat terlalu lekat.
"Jaga pandangan Alesha.." kata Ales datar lalu duduk di sebelah Alesha.
Alesha sudah berdebar parah. Tangannya mendadak gemetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ales & Alesha [SELESAI]
RomanceCerita ini sudah dipindahkan ke aplikasi Innovel Happy Reading~