Pegunungan Horep

3.8K 293 67
                                    


Siang yang cukup terik dan menyengat sinar matahari tidak membuat seorang gadis ini berubah pikiran dari keberangkataannya mencari tanaman herbal untuk meracik ramuan penawar racun yang ia janjikan kepada Putra mahkota.

Merisa telah tiba di gerbang masuk Kerajaan, tidak seperti biasanya banyak sekali kereta yang keluar dan masuk dari berbagai kalangan. Bisa di pastikan mereka keluar Kerajaan dengan tujuan yang sama seperti Merisa. Tanpa peduli dengan situasi yang ada, Merisa tetap pada tujuannya dan berjalan menjauh dari Kerajaan yang awalnya ramai dan berisik perlahan mulai tenang dan sunyi.

Wajar saja jalanan mulai sepi karena Merisa berbelok dari jalur yang ramai ke arah jalan menuju pegunungan Horep yang ditakuti seluruh rakyat, hanya orang gila yang memilih pergi ke pegunungan itu tanpa keahlian seperti ahli bela diri dan psikokinesis. Tapi sepertinya Merisa tidak benar-benar sendiri, ia mendengar perbincangan dari dua orang.

“Apa Pangeran perlu sampai seperti ini untuk mendapatkan tanaman herbal itu? Di pegunungan ini bisa-bisa kita tidak akan bisa kembali lagi Pangeran”

“Apa kau pikir aku tidak tahu apa yang aku lakukan”

“Bukan begitu Pangeran, hanya saja ini sangat berbahaya”

“Berbahaya? Kau meremehkan kemampuanku?”

“Tidak Pangeran, bukannya anda tahu sendiri tentang pegunungan ini jika hanya kita berdua yang pergi akan sangat berbahaya dan..”

Pengawal itu meneruskan pembicaarannya dengan membisikannya kepada Pangeran Edward

“.......”

Krek..

Merisa tidak sengaja menginjak ranting kayu ketika ia menguping pembicaraan mereka.

Sreng....

“Siapa disana?” tanya pengawal itu sambil mengeluarkan pedangnnya, dan Merisa tidak bisa kabur lagi dan terpaksa ia memperlihatkan dirinya

“Hai~” sapaan kikuk dari Merisa

“Apa yang kamu lakukan di tempat ini?” tanya Pangeran Edward

“Saya hanya jalan-jalan untuk bermain hehe~” dengan ekspresi yang sedikit aneh

Apa aku sudah gila!! Kenapa aku berbicara seperti ini arrrggghh

“Kau pikir aku percaya dengan yang kau katakan? Hahaha lebih baik kau pulang cuci kakimu dan tidur” kata Pangeran dengan sarkastik

“Baiklah, saya akan pulang” jawabnya tanpa mendengarkan balasan dari Pangeran.

Merisa berbalik dari hadapan Pangeran Edward dan berjalan dengan santainya. Tiba-tiba ia balik arah dan berlari dengan cepat kearah pegunungan, sontak itu membuat Pangeran dan pengawalnnya terkejut dan mereka tidak dapat menghentikan nona yang keras kepala itu karena saking cepatnya ia berlari.

“Menarik~” ucap Pangeran dengan senyuman “kita kejar dia” tambah Pangeran.

            ***

“Ston, apa ada kabar dari Merisa Viscount?” tanya Putra Mahkota

“Tidak ada Yang Mulia, apa ada yang anda perlukan?” kata Ston yang adalah pengawal pribadi Putra Mahkota lebih tepatnya Muridnya

“Pantau pergerakan Merisa setelah dia berkunjung ke kediamanku beberapa waktu yang lalu sampai sekarang” perintahnya

“Baik Yang Mulia”

***

Hosh..hosh..hosh

“Haah letih juga berlari dari pengganggu itu” ucap Merisa ketika ia merasa sudah jauh dari Pangeran Edward.

“Aduh perutku lapar sekali, untung saja bu helper memberi bekal yang banyak hihi”

Merisa tengah duduk di dahan pohon dan makan siang walau sebenarnya sekarang sudah tidak dikatakan siang lagi, ia telat makan karena menguping Pangeran Edward tadi.

Saat nikmatnya makan siang Merisa mendengar teriakan minta tolong, masih tidak yakin dengan pendengarannya ia berusaha mempertacam indra dengarnnya

“Tolong......... to long  s sayaaa”

Merisa segera mencari dimana sumber suara itu berasal ia menoleh ke kiri, dan kanan dengan jalan yang dipercepatnya semakin ia masuk lebih dalam  ke pegunungan itu semakin jelas teriakan tadi.

Merisa merasa dirinya dekat dengan suara itu tetapi ia tidak menemukan wujud yang berteriak dan sekarang suara itu bergema di dalam hutan di mana Merisa berada semakin lama semakin keras, suara itu seakan-akan mengelilingi Merisa.

“Merisa.... ooh ttidakk Nikkenn...... hahahaha...” 

Deg ...deg..

Merisa terkejut dengan apa yang ia dengar orang ini tahu nama di kehidupan sebelumnya
 
Apa ini, siapa orang ini kok dia bisa tahu nama asliku.

Tanpa sadar Merisa yang adalah Niken ini menjadi takut dan suara itu semakin keras bergema di telinga dan otak Merisa, bagaimana tidak ia mendengar suara itu menceritakan seberapa jahat dan egois dirinya menempati tubuh Merisa yang asli, dan menerima cinta yang seharusnya cinta itu untuk Merisa dan ia mulai menangis.

Mendengar suara itu membuat si pendengar bisa merasakan kepahitan, rasa bersalah, kesedihan sampai rasa ingin mengakhiri kehidupannya.

Jangan sebut hutan ini bagian dari Gunung Horep jika tidak ada hal yang aneh dan menyeramkan seperti itu dan itu semua baru permulaan bahkan belum berada di tingkat satu gunung itu.

“Hiks..hiks.. huaaaaaa... ini salahku.... hiks”

Merisa semakin keras menangis bahkan telinganya sampai berdarah karena suara yang ia dengan semakin keras di telinga dan otaknya, ia berlutut tak berdaya bahkan menangis dan berteriak pun rasanya tidak mengurangi beban yang ia rasakan.

Persetan dengan ini semua, sebenarnya apa yang terjadi kenapa tubuhku seperti ini arrgghhhh

Merisa berusaha dengan keras melawan kepahitan yang ia rasakan sekarang, ia mengeraskan hatinya untuk tidak mengikuti keinginan dari sihir kepahitan ini dan perlahan keluar cahaya berwarna biru dari tubuhnya semakin kuat ia keraskan hatinya.

Cahaya itu semakin besar dan terang, bukan lagi berwarna biru tetapi berubah menjadi warna hijau pekat dan akhirnya

BOOM..... cahaya itu meledak.

Rahasia Keajaiban [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang