Menegakkan Keadilan

5K 406 0
                                    

Kepala Bilton terkejut dengan kata-kata yang dilontarkan gadis kecil itu, membuat dirinya dipermalukan didepan orang banyak. Jelas ia dalam puncak emosi dengan raut wajah geram dan merah padam. Mengepalkan tangannya kuat-kuat, ingin sekali ia membunuh gadis itu.

"Baiklah kalau begitu, tapi setidaknya anda memiliki rasa sopan santun saat berbicara kepada yang lebih tua"

Bela kepala Bilton atas dirinya sendiri.
Merisa hanya menatapnya dengan tatapan jijik, kemudian ia mengalihkan perhatiannya kepada pangeran Edward.

"Yang mulia, haruskah saya berbicara lagi untuk mengkoreksi sikap anda dalam menangani kasus ini?"

"Apa yang salah dari yang saya tangani, memang benarkan tidak ada saksi yang pasti. Satu-satunya tersangka adalah anda. Apa lagi yang akan anda lakukan untuk membela diri anda?"

Tenang, itulah ekspresi pangeran saat ini. Ia percaya dengan wibawanya, jadi ia berpikir untuk apa takut pada gadis kecil ini.

Bodoh! Dasar rubah licik!

Merisa mulai mengumpat tentang pangeran ini. Jelas sekali bahwa dia berusaha untuk menutup kasus ini dengan mengkambing hitamkan dirinya.

●●

Sedari tadi, ada seseorang berperawakan tinggi, berjubah perak berpadu dengan emas memberikan kesan kemewahan. Ketampanan yang tiada tanding, bahkan melebihi ketampanan pangeran Edward. Mata ungu yang dimilikinya, begitu memikat. Rambut panjang, hitam pekat bagaikan air terjun dengan bebas berada dipunggungnya.Dia adalah Likten Marquis putra mahkota kerajaan Venhert, saudara tetua pangeran Edward.

Likten Marquis, satu-satunya orang yang memiliki kemampuan bela diri Numen peringkat tinggi , di kerajaan Venhert.

Jenius, itu gelar yang diberi semua orang yang ada dikerajaan. Bagaimana tidak, saat umurnya 12 tahun ia sudah menguasai, bela diri Spirit pringkat tengah. Tidak heran dirinya saat ini sudah menguasai bela diri Numen peringkat tinggi.

Dijaman ini, ada satu hal yang semua orang bisa kuasai, yaitu bela diri. Dibedakan dengan tingkatan, Rendah, Tengah, Tinggi, Spirit, Numen, dan Demigod. Jika sudah masuk tahapan Spirit ada perbedaan tingkatan lagi yaitu Spirit Rendah, Spirit Tengah, dan Spirit Tinggi. Begitu juga dengan Numen dan Demigod.

Ia sedang duduk santai dibawah pohon tidak jauh dari kerumunan orang, memperhatikan alur kejadian dari awal sampai saat ini.

Ketika ia sedang dalam perjalanan untuk sekedar memantau situasi dikota, tidak sengaja ia melihat kejadian ini. Awalnya begitu membosankan sampai saat dimana gadis kecil itu berani melontarkan pembelaannya. Menarik perhatiannya untuk menyaksikan persidangan itu.

"Walaupun saya menyatakan pembelaan saya, tidak ada satupun orang disini yang bisa saya percayai untuk menegakkan keadilan"

Mendengar itu, pangeran Edward tersinggung. Wajahnya berubah warna menjadi merah padam, jelas bahwa dirinya sedang murka. Dianggap remeh oleh gadis kecil ini

"Apa anda meremehkan saya sebagai pengadil kasus ini?"

"Apa menurut anda begitu?"

Bukannya menjawab pertanyaan, Merisa malah membalas dengan pertanyaan lagi. Dengan nada ejekan, dan raut wajah yang meremehkan pangeran itu.

Membuat pangeran Edward tambah murka dan wajahnya bukan lagi merah padam, tapi sudah hampir menghitam karena menekan emosinya

"Bagaimana jika saya yang menjadi pengadil disini"

Semua orang mengalihkan pandangan mereka pada sumber suara itu.
Suara yang lembut, membuat setiap orang yang mendengarnya lemas tidak berdaya. Membuat jantung berdegup kencang karena tatapan orang itu.

Rahasia Keajaiban [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang