Author : jennaamikys
Genre : Horror
Cast :
• Park Jihoon (Treasure)"Jihoon-aa, bibi memintamu untuk datang ke rumahnya sore ini," kata Mama mendekatiku yang sedang duduk di sofa ruang tamu.
"Untuk apa Ma?"
"Bibi malam ini sendirian, karena Paman akan pergi ke luar kota untuk keperluan bisnis. Kamu diminta untuk nemenin Bibi," ujar Mama sambil memakan pastel yang ada di tangan kanannya. "Mau 'kan?"
Aku hanya menganggukkan kepala. Tidak ada gunanya menolak, Mama pasti tidak akan membiarkannya. Bukan karena aku tidak ingin membantu, tapi pergi dari rumah, aku memerlukan keberanian yang kuat.
Pekan lalu, aku jatuh sakit karena melihat sosok yang sungguh misterius di sekolahku. Perawakannya sungguh tidak biasa, badan yang cukup tinggi, memakai dress putih lurus, dan rambutnya yang hampir menutupi seluruh wajah. Samar-samar ku lihat, ia memiliki warna kulit yang cukup pucat. Awalnya biasa saja, karena ku pikir ia hanya anak bibi kantin. Tapi sosok itu kian mendekatiku, di mana aku berada, aku bisa melihatnya di sudut-sudut manapun.
Hingga pada akhirnya, teman-temanku bercerita tentang kematian siswa perempuan di sekolahku, delapan tahun yang lalu. Mereka menceritakannya begitu detail, hingga memperlihatkan foto perempuan itu. Dan damn it! Dialah sosok yang sering kulihat akhir-akhir ini. Bahkan sosok itu juga mengikutiku sampai ke rumah, dan ia juga mengajakku berbicara.
Aku menceritakan hal ini pada Mama. Awalnya Mama tidak percaya, tapi karena sering melihatku mengoceh tidak jelas, bahkan berbicara sendirian, Mama akhirnya meminta bantuan kepada orang yang lebih tahu mengenai hal ini. Benar saja, sosok itu mendekatiku karena ingin bermain bersama.
Walaupun sekarang sosok itu sudah tidak mengikutiku lagi, tapi aku sering mendengar bunyi-bunyi di tengah malam. Bunyi orang mengetuk pintu, memanggil namaku, bahkan ada suara orang menangis. Waktu yang cukup tenang untuk terlelap ke alam mimpi, namun untuk memejamkan mata saja aku tidak bisa. Oh Tuhan!!
Sekarang aku sudah berada di rumah Bibi. Rumah yang cukup besar jika hanya ditinggali dua orang. Halaman rumah bisa menampung anak-anak komplek untuk bermain bersama. Aku baru saja menginjakkan kaki di depan pintu, namun Bibi sudah menyambutku begitu hangat. Aku terima sambutan itu dengan senyaman mungkin. Bibi langsung mengajakku masuk dan kalian tahu apa yang ku lihat pertama kali saat masuk ke dalam rumah?
Rumah itu sangat ramai. Bahkan lebih ramai dari acara kumpul keluarga. Aku tidak mengerti kenapa Bibi memintaku untuk menemaninya, jika di rumahnya saja ada orang sebanyak ini. Aku tidak sempat bertanya, karena Bibi langsung membawa ku ke kamar dan meletakkan ransel yang ku bawa di sana.
Aku duduk sebentar di pinggaran ranjang. Mengingat kembali apa yang kulihat di ruang tamu tadi. Ada yang sedang mengoceh satu sama lain, makan-makan, bahkan banyak anak kecil yang bermain. Satu hal yang membuatku kembali merinding, kulit dan wajah mereka begitu pucat. Bulu kuduk ku kembali mencuak, bola mataku mengitari setaip sudut kamar. Ketakutanku akan makhluk halus itu kembali meronta-ronta. Aku bahkan bersumpah tidak ingin melihat sosok seperti itu lagi. Apa jadinya jika aku berteman dengan mereka? Heol! Aku tidak dapat membayangkannya.