Bab 4. Kali Kedua

102 8 4
                                    

Bibir memang bisa berbohong tetapi matanya tetap menunjukkan keinginan selalu bersama untuk kedua kalinya

∆∆∆∆

Amara menatap Bimo, saat ini Amara sedang berada di kamar abangnya.

"Bang, gue mau nanya sesuatu sebentar" ucap Amara pada Bimo.

"Lo udah nemuin Alvian?" tanya Bimo.

"Lo kok bisa tahu dia ada di Indonesia?" tanya balik Amara.

"Dia udah ngehubungin gue sebelumnya" jawab Bimo jujur.

"Bang" ucap Amara kembali.

"Kenapa Ra? Lo lagi galau ya?" tanya Bimo menghampiri Amara yang duduk di pinggir tempat tidurnya.

"Ternyata dia udah gak sama kayak dulu lagi bang" ucap Amara sembari menunduk.

"Emang dia gimana Ra?" tanya Bimo.

"Dia udah tahu kalau gue kangen sama dia, tapi dia mulai menghindar bang. Perasaan dia udah berubah ke gue" ucap Amara masih menunduk.

Bimo tersenyum Ia tahu Alvian masih sayang dengan adiknya. Dilihat dari Alvian yang masih sering menanyakan kabar Amara.

Bimo membenarkan anak rambut Amara yang berjatuhan. Lalu Ia menangkup kedua pipi Amara.

"Ra dia masih sayang sama lo. Percaya sama gue, gak ada yang berubah hanya saja keadaan yang tak sama" ucap Bimo.

Amara menggelengkan kepalanya. "Perasaan dia udah gak sama lagi, gue yang udah ngerubah perasaan dia" ucap Amara menangis di pelukan Bimo.

Bimo sadar Amara memang sudah benar-benar menyesal karena dulu terlalu egois untuk tidak mendengarkan penjelasan dari Alvian. Bimo sadar ini saatnya Amara mulai belajar untuk lebih dewasa lagi.

∆∆∆∆

Esok paginya Amara memulai sekolah seperti biasanya. Amara menunggu Gaby menjemputnya di teras depan. Gaby sengaja mengajak Amara karena ada hal yang ingin Ia sampaikan.

Amara melihat sebuah mobil mendekat ke arah rumahnya dan itu adalah mobil Gaby. Amara pun berpamitan kepada kedua orang tuanya.

"Pagi Gab" ucap Amara saat sudah masuk ke mobil Gaby.

"Pagi Ra" balas Gaby seraya tersenyum lalu menjalankan mobilnya menuju sekolah.

"Lo mau ngomong apa Gab?" tanya Amara sembari mengecek isi tasnya.

"Gue putus sama El, Ra" ucap Gaby.

Amara menutup resleting tasnya lalu menatap Gaby dengan bingung.

"Kok bisa Gab? Perasaan hubungan lo sama Daniel adem ayem aja deh gak kek gue yang salah paham mulu waktu dulu" tanya Amara pada Gaby.

"Daniel dijodohin sama mama papanya" ucap Gaby dengan senyuman terpaksa.

"Dijodohin? Sama siapa Gab?" tanya Amara dengan wajah yang bingung. Mengapa bisa terjadi pada hubungan Gaby dan Daniel.

"Sama anak dari temen mama papanya. Dan gue udah pernah ketemu sama dia, dia orangnya baik Ra" ucap Gaby masuh dengan senyuman terpaksanya.

Amara diam melihat bagaimana Gaby sekarang. Masih bisa tersenyum disaat seperti ini. Gaby memang orang yang kuat berbeda dengan dirinya. Dirinya lemah sekali.

"Udah sampai Ra. Yuk ke kelas" ucap Gaby lalu melepas seatbeltnya dan turun dari mobilnya.

Amara pun mengikuti apa yang Gaby lakukan tadi lalu berjalan pelan di belakang Gaby.

AlviAra 2 (Lakuna) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang