Bab 16. Lost

65 5 2
                                    

Ternyata inilah akhirnya, aku kehilangan dia yang telah mengajariku arti kasih sayang seutuhnya

________

Hari ini Alvian seperti mendapat pukulan bertubi-tubi. Bagaimana tidak, di hari yang sama namun di waktu yang berbeda Ia mendapatkan dua kabar buruk sekaligus.

Saat Ia sedang di rumah sakit untuk menjenguk Pelangi, Alvian mendapatkan kabar bahwa mamanya mengalami kecelakaan mobil dan kondisi mamanya yang sangat kritis.

Pertama kalinya setelah papa dan mamanya bercerai, Alvian bertemu dengan mamanya saat Ia akan membawa Pelangi berobat ke Singapura tepat satu bulan yang lalu. Dan setelah itu mereka tidak bertemu lagi, sampai akhirnya sekarang mereka bertemu dengan kondisi mamanya yang kritis.

Kecelakaan mobil tersebut merenggut suami baru mamanya, mamanya yang kritis sedangkan Adrian hanya mengalami luka lecet di beberapa bagian tubuhnya.

"Ma, walaupun aku dulu benci mama karena sikap mama itu tapi aku gak mau kehilangan mama. Tolong bertahanlah ma, kita masih sayang sama mama. Bertahanlah ma," ucap Alvian yang terisak pelan di samping ranjang mamanya. Alvian memegang jemari tangan mamanya erat seolah Ia tak mau kehilangan mamanya.

Cairan bening lolos tanpa sengaja dari kelopak mata Alvian. Ia sungguh tidak kuat melihat keadaan mamanya yang sekarang.

'Tuhan tolong maafkan kesalahan yang pernah mama perbuat. Tolong buat mama tidak merasakan sakit ini, tolong bantu mama melewati masa kritis ini. Aku mohon tuhan, aku sangat takut untuk kehilangan mama dari dunia ini, biarkan aku hanya pernah merasakan kehilangan karena mama berpisah dengan papa bukan karena engkau memanggil mama.'  Alvian terus saja merapatkan doa-doa di dalam hatinya, Ia takut untuk kehilangan. Ia tidak ingin merasakan itu.

Ternyata Alvian masih mendapatkan kesempatan dari tuhan. Tangan mamanya bergerak perlahan kedua mata mamanya terbuka. Alvian senang, Ia masih bisa merasakan sentuhan dari mamanya.

"Ma? Mama udah sadar?" Alvian amat senang dengan kesadaran mamanya. Ia pun beranjak memanggil dokter dan menemui papanya yang tengah menemani Adrian di ruangannya.

Alvian masuk ke kamar rawat Adrian, "pa, mama udah sadar," ucap Alvian dengan suara sedikit bergetar lalu memeluk adiknya.

Segera Alvian mendudukkan Adrian ke kursi rodanya lalu membawanya menuju ruangan mamanya.

Sampai di depan ruangan mamanya, ternyata dokter sudah selesai memeriksa mamanya. Alvian, Adrian serta papanya segera masuk ke ruangan rawat mamanya.

Alvian tersenyum ke arah mamanya begitu pula dengan mamanya yang membalas senyuman Alvian.

"Ma, bagaimana sekarang? Ada yang sakit?" tanya Alvian saat sudah duduk di kursi di sebelah ranjang mamanya. Sedangkan Adrian duduk di kursi roda dengan papanya berada di belakangnya.

"Maafin mama Al, mama udah banyak salah sama kamu. Mama gak pernah ngurusin kamu dulu dan mama udah misahin Adrian dari kamu dan papamu. Mama benar-benar menyesal." Suara mamanya bergetar begitu juga dengan tangannya yang menggenggam tangan Alvian.

"Maafin Alvian juga ma, Alvian tahu kesalahan Alvian pada mama mungkin gak bisa mama maafin. Tapi Alvian juga benar-benar menyesal pernah berbuat kurang ajar pada mama, Alvian minta maaf ma. Alvian sayang sama mama" balas Alvian mengecup punggung tangan mamanya.

Mata Dini beralih menatap mantan suaminya itu. Ia sungguh merasa menjadi istri serta ibu yang buruk untuk anak dan mantan suaminya dulu. Ia sungguh menyesal melakukan itu dulu.

"Mas, aku minta maaf atas semua kesalahanku dulu. Aku- aku sungguh menyesal atas keegoisanku dulu. Tolong jaga anak-anak kita ya mas, aku mohon tolong jaga mereka saat aku sudah tidak ada lagi. Sayangi mereka, dan tolong mas berikan mereka kebahagiaan atas apa yang hati mereka inginkan. Jangan paksa apapun kepada mereka, mereka berhak menentukan kebahagiaan mereka sendiri," pinta Dini pada mantan suaminya tersebut.

AlviAra 2 (Lakuna) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang