Bab 5. Hurt

110 8 0
                                    


Ohh I'm sorry for blaming you

For everything I just couldn't do
And I've hurt myself
If I had just one more day
I would tell you how much that I've missed you
Since you've been away

∆∆∆∆∆


Alvian tengah menikmati sarapannya pagi ini. Ini adalah hari kedua Ia kembali bersekolah di SMA Angkasa lagi. Tentunya dengan suasana yang berbeda.

Namun Alvian harus mulai membiasakan diri untuk menjauh dari Amara. Memang sulit rasanya jika harus menjauh dari orang yang sedang dirindukan bahkan orang yang masih disayangi.

"Gue benar-benar terpaksa harus bersikap kayak gini" ucap Alvian pada dirinya sendiri.

"Al, kalau udah selesai langsung berangkat sekolah ya sama Pelangi" ucap papa Alvian.

"Iyaa Pa" jawab Alvian lalu menaruh sendok dan garpunya kemudian menaruh piring kotornya di dapur.

"Kalau begitu Ian berangkat dulu Pa" ucap Alvian lalu menyalimi tangan papanya. Pelangi pun melakukan hal yang sama dengan Alvian. Kemudian keduanya berangkat menuju sekolah.

Di perjalanan Pelangi terus menatap Alvian dengan tatapan prihatin. Dari mereka masih berada Singapura, Alvian memang selalu Memikirkan keadaan Amara. Sampai saat ini pun Alvian tak henti-hentinya memikirkan Amara.

"Ian" panggil Pelangi.

"Iya Ngi ada apa?" tanya Alvian beralih menatap Pelangi sebentar.

"Kalau kamu emang gak bisa nurutin permintaan papa kamu, ya gak usah dipaksa Ian" ucap Pelangi memegang tangan kiri Alvian.

"Aku harus nurut sama Papa karena cuma dia yang saat ini aku punya Ngi" balas Alvian seraya tersenyum pada Pelangi.

Pelangi menghembuskan nafasnya pelan. Sedikit susah untuk memberitahu Alvian saat ini. Namun dirinya yakin suatu hari nanti semua akan kembali seperti dulu lagi.

Sesampainya di sekolah Alvian dan Pelangi berjalan menuju kelas mereka masing-masing. Pelangi harus mengulang setahun lagi karena waktu semester lalu Ia tak melanjutkan sekolahnya sehingga Ia tak mengikuti ulangan akhir semester. Dan itu artinya Pelangi menjadi adik kelas Alvian.

"Angi, nanti istirahat aku jemput" ucap Alvian sebelum meninggalkan Pelangi di halaman sekolahnya.

Pelangi menatap punggung Alvian lesu. Mengapa semuanya terasa perih.
Pelangi pun melupakan tentang Alvian lalu berjalan menuju kelasnya.

∆∆∆∆

Di tempat lain terdapat seorang wanita sedang serius mendengarkan penjelasan dari guru. Dia adalah Amara.

Kedua sahabat Amara terus menatapnya. Merasa Amara sedang tak baik-baik saja. Walaupun kelihatannya Amara tak sedang mendapat masalah apa-apa.

"Buk, maaf" ucap Amara mengangkat tangan.

"Iya Amara ada apa?" tanya bu Shanti, guru matematika Amara di kelas 12 ini.

"Emm, saya mau permisi angkat telpon bu" jawab Amara.

"Oh baiklah, silakan" balas bu Shanti mempersilakan Amara keluar untuk mengangkat telponnya.

"Halo, ini siapa ya?" tanya Amara saat sudah berada di luar kelas.

"Halo Amara? Ini gue Pelangi" jawab seseorang dari seberang sana.

AlviAra 2 (Lakuna) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang