‘Kita bukanlah pasangan yang bisa membicarakan soal cinta’
Singkat, padat dan tepat menusuk ke relung hati Anne paling dalam. Kata-kata Vi malam itu tak berhenti berputar di otaknya, seperti kaset rusak.
Meski pun begitu, tidak bisa disangkal perasaannya terhadap Vi telah melebihi batas yang seharusnya. Karena Vi sungguh memerankannya seperti kekasih yang baik untuknya.
Vi selalu mendengarkan ceritanya.
Vi adalah orang pertama yang membentengi dirinya di saat orang-orang merendahkannya karena berasal dari keluarga kriminal.
Vi satu-satunya orang menemaninya melalui masa-masa teramat sulit.
Sosok Vi telah mendarah daging di dalam tubuh Anne. Ia sendiri tidak menyangka bisa membuka hati sejauh ini.
Pelukan Vi adalah tempat terhangat dan ternyaman di dunia. Sehingga, ia jadi merasa cemas jika tanpa Vi.
Sejak malam itu, Anne belum lagi melihat Vi. Pria itu disibukkan berbagai kegiatan pekerjaannya.
Tetapi sepertinya siang ini Anne akan makan siang bersama Vi, pasalnya ia dipanggil ke ruangan kerja Vi. Anne tidak berhenti tersenyum sepanjang jalan menuju ruangan Vi.
Sekadar informasi, sebenarnya Anne dan Vi sama sekali tidak berurusan dalam pekerjaan karena Anne di bidang yang tidak berhubungan langsung pada direktur utama.
Lantas, tak ada alasan lain Vi memanggilnya jika bukan karena urusan pribadi.
Tetapi, senyumannya seketika mengendur. Alih-alih menjumpai Vi, justru keturunan Phoenix yang duduk di kursi yang biasa Vi duduki.
Esther Phoenix, istri Vincent serta kekasih Anne.
“Selamat siang, Nyonya Phoenix.” Anne dengan sopan membungkukkan tubuhnya ketika Esther memutar kursinya, menyadari kehadiran Anne.
“Selamat siang juga, Nona...” Esther hening sejenak. “Maaf, siapa nama mu?” Sebenarnya ia sudah mengetahuinya.
“Anne Dakota, Nyonya,” ucap Anne jelas.
Di mana Vi? Mengapa Esther berada di ruangan Vi? Selama ini Anne tidak pernah melihat Esther mengunjungi perusahaan, apa lagi sampai datang ke ruangan Vi. Ada apa ini?
“Baiklah, Nona Anne Dakota. Kau terlihat kebingungan, kenapa? Apa karena aku yang duduk di sini? Ini adalah perusahaanku, apa yang salah dengan keberadaanku di ruangan milikku?”.
Anne menggelengkan kepalanya, ia tidak bermaksud berpikir ke sana, meski sebenarnya itu jadi salah satu pertanyaan kecilnya. “Aku hanya mengira Loren yang memanggilku.” Anne lebih bertanya-tanya eksistensi kekasihnya yang sudah tak terlihat berhari-hari.
“Loren?”
“Maaf, maksudku Presdir Vi.”
Ini adalah pertemuan pertama Esther dan Anne. Dan Esther langsung tidak menyukainya. Apa tadi sebutannya pada Vi? Loren? Si paling ingin berbeda dari yang lain! Sok akbrab! Jika dilihat-lihat, Esther merasa parasnya lebih cantik daripada wanira murahan Vi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Demon Husband
RomanceSaling bertukar liur, memberikan sensasi berbeda yang memuaskan. Ciuman yang semakin intens membuat kepala kedua insan itu bergerak berlawanan ke kanan dan kiri untuk memperdalam ciuman. Di dalam bibir kenyal dan merah ini tersimpan nafas panas yang...