8. James

1K 65 57
                                    

Sudah delapan jam berlalu sejak Alex dinyatakan menghilang saat ditugaskan Esther untuk mengintai JM, tapi hingga kini belum menemukan titik terang.

Siapa JM sebenarnya? Kenapa sama sekali tidak ada informasi tentangnya? Esther sampai harus memerintahkan pejabat eksekutif untuk memecahkan masalah ini.

Tidak sampai di situ. Esther juga mengerahkan semua anggota A12 ke seluruh penjuru Alexandria. A12 adalah badan intelijen yang dibentuk oleh Esther ketika menjabat sebagai Perdana Menteri. Organisasi yang dipimpin Alex itu terdiri dari 21 anggota dan memiliki 2 tugas utama; mengumpulkan informasi penting untuk kebijakan Alexandria, dan melindungi Perdana Menteri serta keluarganya secara penuh.

"Presdir Vi, sore ini Anda dijadwalkan kunjungan ke salah satu desa. Ada beberapa agenda penting dalam kunjungan kali ini," jelas Andreas sekaligus meletakkan map di atas meja Vi. Sebuah dokumen berisikan rangkaian acara kampanye.

Dengan tegas Vi mengatakan, "atur ulang jadwalnya. Aku harus mengutamakan kasus ini dulu." Tanpa mengalihkan netra gelapnya dari monitor tipis di atas mejanya.

"Baik. Ada lagi, Presdir?"

"Selidiki pelabuhan titik terakhir Alex sebelum hilang." Vi memiringkan monitornya, agar Andreas bisa melihat isi layar yang menunjukkan sebuah peta. "Satu lagi, selidiki juga pulau Aurich Island. Selidiki secara tertutup."

"Baik, Presdir."

Andreas pun menghilang dari balik pintu kantor Vi. Meninggalkan Vi yang masih mengamati pulau bernama Aurich Island. Sebuah pulau di wilayah Polandia, berbatasan dengan Alexandria.

Vi mengulas senyuman tipis. "Sepertinya aku menemukan tempat persembunyian barumu, James," gumamnya tanpa memudarkan senyuman yang memiliki arti tersembunyi dibaliknya.

Tetapi semua itu hanya asumsi Vi, belum ada bukti yang menunjukkan JM adalah James yang ada di pikirannya. Vi sangat berharap asumsinya tidak benar meski nyatanya sejak bertemu James di The Hevn, hari-hari Vi langsung berantakan. Terbukti, James adalah pelaku yang mengirimkan foto-foto dirinya dan Anne pada Esther.

Telinga Vi sangat sensitif, sehingga ia dapat mendengar ketukan heels mendekati ruangannya. Itu tidak mungkin Anne karena ia tidak bekerja di pusat kantor. Dan Anne juga tidak pernah masuk sebelum dipersilahkan masuk, berbeda dengan Esther. "Lain kali tolong ketuk pintu lebih dulu ya, Tuan Putri."

Esther memutar bola matanya malas, lagi-lagi Vi menyindirnya dengan panggilan itu. "Takut kepergok sedang bercinta, ya? Tenang saja, aku akan pura-pura tidak lihat, kok."

"Tidak, kok. Kan, kita bisa bermain bertiga. Threesome. Kedengarannya seru." Vi membalas semprotan Esther, sekaligus ingin melihat reaksinya.

Tampaknya menggoda Esther menjadi candu bagi Vi—ada titik kesenangan tersendiri. Karakter Esther yang sulit dipahami, tidak dapat ditebak, membuat Vi penasaran sisi lain yang disembunyikan wanita itu.

Seperti saat ini, Esther menumpukkan kedua tangannya di atas meja Vi, mencondongkan tubuh ke arah Vi, lalu menarik dasi Vi yang membuat tubuh pria itu tertarik. Vi tidak terlihat risi, justru antusias menunggu adegan berikutnya.

Esther menatap lawan bicaranya lekat-lekat. "Maaf, sir. Tapi, aku tidak tertarik." Ia mendorong pelan dada Vi, membuat punggung Vi kembali menyender di kursi nyamannya.

Ingin sekali Vi beranjak dari duduknya lalu memberikan tepuk tangan meriah pada Esther karena selalu berhasil membuat dirinya kalah telak. Selama 32 tahun hidup di dunia, tidak ada sejarahnya seorang wanita menolaknya.

Di saat semua wanita sangat mendambakan sosok Vi, hanya Esther satu-satunya yang terang-terangan membencinya, menghindarinya, menolaknya. Kalau bisa, Esther mungkin sudah memusnahkannya sejak dulu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Demon Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang