viii. | suatu insiden

241 68 40
                                    

"Dengan ini kami menyatakan, produk terbaru kami resmi dirilis!" ucap Cahyo dengan lantang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dengan ini kami menyatakan, produk terbaru kami resmi dirilis!" ucap Cahyo dengan lantang.

Gemuruh tepukan tangan memenuhi ruangan tersebut. Rasa bangga dan haru bercampur jadi satu. Kerja keras semua divisi untuk mewujudkan mimpi ini telah terbayar lunas.

"Terimakasih untuk seluruh mitra kerja kami yang telah mendukung dan menyukseskan perilisan ini. Semoga target penjualan kita tercapai dengan baik. Sekian dari saya," Cahyo menutup sambutannya pada acara ini.

Acara pada pagi hari ini berjalan dengan lancar dan sukses sesuai seperti prediksi. Hari pertama perilisan produk kecantikan itu sudah terjual 45.000 produk di seluruh Indonesia. Tentu saja hal itu menjadi suatu kebanggaan bagi seluruh staf karyawan.

"Bangga banget aku, langsung ludes!" sorak Kiara, perempuan dari divisi Produksi dan Inovasi yang sempat membantu Arini untuk memasarkan produk ini pada beberapa department store.

Yeri, salah satu karyawan divisi marketing pun ikut bersorak. "Nggak sia-sia kerja kita!" Yeri mencolek Arini dan Kiara.

Arini tersenyum lebar menanggapi celotehan Yeri. Walaupun ia termasuk karyawan baru, tapi Arini ikut senang dengan keberhasilan perusahaannya.

Mata Arini fokus pada Cahyo yang masih berdiri di depan panggung, sibuk berjabat tangan dengan rekan bisnisnya. Tapi yang membuatnya penasaran adalah perempuan bernama Mawar itu ikut berdiri di samping Cahyo sambil berbincang dengan mitra kerjanya.

Sebenarnya Mawar dan Cahyo ini punya hubungan apa sih?

"Katanya kita bakal dapet paket produknya gratis lho!" Kiara memberitahu Arini dan Yeri.

"Serius? Lumayan dong gak usah beli!" Yeri antusias mendengar kabar tersebut.

Arini diam saja, tidak menimbrung pembicaraan Kiara dan Yeri. Ia masih sibuk menatap Mawar. Ia tahu jika terlalu ingin tahu urusan orang itu tidaklah baik, tapi Arini benar-benar penasaran.

Cahyo dan Mawar itu selalu terlihat bersama, namun Cahyo seakan acuh dengan perempuan itu. Bahkan tadi saja Mawar disuruh Cahyo untuk duduk di jok mobil belakang agar Arini dapat duduk di depan.

Dan menurut ingatan Arini yang cukup baik, Cahyo pernah menyuruh Mawar agar pulang sendiri karena Cahyo hendak mengantarnya pulang. Jadi ada apa dengan mereka berdua?

Namun kejadian yang tak disangka terjadi, di tengah keramaian media massa yang meliput Cahyo dan Mawar, perempuan itu jatuh pingsan saat blitz kamera wartawan menyorot mereka. Tentu saja semua orang menjadi panik.

"Eh, tunangannya pak Cahyo pingsan!" pekik Yeri terkejut.

Arini kaget bukan main saat mendengar dua fakta tersebut. Kaget dengan status Mawar sebenarnya dan kaget karena ia jatuh pingsan.

Mawar tunangan Cahyo? Tapi mengapa sikap lelaki itu pada Mawar begitu dingin dan acuh tak acuh?

* * *

Arini's Story : JogjakartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang