1. Pertanyaan Yang Menggangu

16 1 0
                                    

Benarkah memiliki seseorang yang berharga disisimu akan selalu membuatmu bahagia?

Mungkin. 

Bahkan aku sendiri tak yakin.

Atau perasaanku terlalu dangkal? Ataukah ada yg salah dengan perasaanku?

Kupikir itu dimulai karena terkadang seseorang bisa menyakitimu kapan saja.

Yaa...sifat manusia gampang berubah seiring berjalanya waktu dan berupahnya kondisi .

Bahkan sampai sekarang selalu ada pertanyaan yang mengganggu di benakku.

Apa yang menjamin kita bisa selalu bahagia?

Dan mungkin tanpa kita sadari kebahagiaan selalu hanya di awal saja.

Bukan berarti aku mengecualikan, memang tak semuanya seperti itu.

Tetapi dalam hidup pasti kita pernah berfikir seperti itu atas sesuatu hal yang menimpa kita dan yang membuat kita merasa tak bahagia.

Dan mungkin yang terjadi di hidupku kebanyakan seperti itu, makanya aku tak menyimpulkan semua.

Pernah suatu saat, kira- kira aku masih SMA waktu itu. Aku hanyalah seorang gadis yg jauh dari kata spesial, bahkan menarik pun tidak. Aku tak punya banyak teman, bahkan kehidupanku saat SMA tak seindah yang banyak orang ceritakan.

Terasa hambar, mungkin kehidupanku yg hambar memang berawal dari situ.

Tapi saat SMA, seperti remaja lainya aku juga merasakan jatuh cinta. Entah dikatakan terlambat atau wajar, cinta pertamaku terjadi saat SMA kelas 3. Dan cinta pertamaku adalah cinta tak berbalas.

Tapi jatuh cinta bukan melulu tentang mencintai, tapi juga ada yg dicintai dan saling mencintai. Akhirnya aku punya kisah cinta saat SMA karena dicintai seeorang. Dan aku menerimanya begitu saja, tanpa berfikir rumit.

Wajar menurutku, karena aku belum dewasa waktu itu belum ada pemikiran rumit yg singgah di otakku. Kita menikmatinya, ya...menikmati saling jatuh cinta.

Dan Apakah aku bahagia?

ya, aku bahagia saat itu, tapi kebahagiaan itu lantas pergi ketika kita harus berpisah, menuju jalan mimpi masing-masing.

Dan aku sadar kehidupanku saat itu baru dimulai. Bahagia masih jauh rasanya, karena kehidupan setelah SMA itu yang menjadi penentu awal kemana masa depanmu akan kamu bawa.

Mengingat kembali masa lalu rasanya seperti menelusuri kepingan-kepingan kenangan. 

Menelusuri 12 tahun terakhir kehidupanku yang kini kurasa hambar. Aku terkadang menyesal tapi aku juga banyak bersyukur. Hidup yang kujalani tak seperti yang kuinginkan, lebih tepatnya tak seperti kehidupan orang kebanyakan. 

Yah... dan itupun balik lagi dari sudut pandangku, karena kehidupan tak ada yg tau, seperti pepatah jawa bilang. Hidup itu hanyalah ''sawang-sinawang'.

Kehidupan awalku berliku, tapi aku bahagia saat itu. Aku merasakan hal yang berbeda dibandingkan masa-masaku saat SMA, bisa dibilang awal kehidupanku setelah SMA lebih berwarna.

Aku bisa merasakan kuliah, aku bisa bertemu teman-teman yang lebih menyayangiku dan menghargaiku, aku bisa menjalani kehidupan yang saat itu kuinginkan.

Tapi lagi-lagi kebahagiaan itu tak selalu bertahan, itu yang kurasakan. Kebahagiaanku saat itu tak bertahan lama.



Hope of HappinessWhere stories live. Discover now