2. Kenangan

10 0 0
                                    

Sebuah kenangan akan selalu menjadi kilas balik hidup kita

Meskipun kita berusaha melupakanya, kenangan akan selalu ada meskipun samar.

Masa mudaku adalah masa-masa yg menyenangkan tapi terasa kosong.

Aku selalu merasa salah melangkah, tentunya karena faktor kesulitan hidup yang kualami juga.

Menyenangkan karena aku seperti kupu-kupu yang bisa terbang bebas di taman bunga.

Betapa tidak, aku seorang anak kampung yg naif, polos, tapi tertekan.

Dan akhirnya aku bisa keluar dari zona itu dan menikmati modernisasi, keinginan yang tiap orang pasti punya, keinginan anak-anak semasa lepas SMA di kampung , bimbang, banyak keinginan dan tujuan, tapi jarang yang berfikir untuk menetapkan satu tujuan.

Bisa jadi awal yang buruk, sepertiku. 

Mementingkan ego, keinginan yg begitu besar tentang pergi dari masa-masa sulit saat itu, tapi tanpa fokus satu tujuan yang jelas, akupun terombang ambing.

Masa awal kuliah, amat menyenangkan, walaupun aku salah jurusan, tapi aku menikmatinya. Dan masalahku bertambah pelik ketika semester 3 dimulai, karena keinginan awalku yang cuma ingin pergi dari masa-masa sulit, akhirnya yang kuhadapi 2x lebih sulit dalam menjalani hidupku.

Dan aku menjalani kehidupanku seperti seolah tak ada yg terjadi, tapi akhirnya aku menemukan ujungnya, aku merasa lelah hidup seperti itu. 

Tapi kenanganku tak selalu pahit, disamping itu aku juga punya kenangan yang indah yang  menguatkanku, membuatku bisa bertahan sampe aku bisa sampe dititik saat itu.

Aku bertemu orang-orang yang sama seperti yang kualami, di saat aku merasa lelah hidup, mereka menguatkanku, dan kita menjalani kehidupan yang benar-benar ingin kita jalani.

Menelusuri kenangan, yang jelas kuingat adalah ketika aku tak pernah menyerah untuk kehidupanku, walaupun aku tak pernah fokus pada kuliahku saat itu, tapi aku tak punya pilihan. Dan akupun tak mau melepaskan salah satunya. Jadi aku harus bekerja untuk bisa hidup dan bertahan kuliah.

Berbagai pekerjaan aku jalani, kerja di rental, studio foto , dept.store, toko hp, pameran, bioskop, cafe&resto. Semua itu kulakukan demi bertahan dan tidak menyerah atas kehidupanku. 

Tapi hal-hal yang kulakukan untuk tidak menyerah  membuatku perlahan kehilangan keinginanku yang sebenarnya, karena aku terus merasa lelah tapi juga terus bekerja keras.

Perasaanku meledak, waktu hanyalah waktu, umur hanyalah angka, tujuan hidup semakin samar, aku hanya terus bekerja keras dan bekerja keras sampai benar-benar ingin meledak.

Tapi satu hal yang membuatku tidak hancur saat itu adalah orang-orang terdekat disekitarku yang menyayangiku. Mereka menguatkanku. Bersama mereka yang sama sepertiku.

Sampai aku tersadar, aku berada di satu titik statis yang membuatku tak berkembang, bahkan kuliahku terus menerus berantakan di dua tahun terakhir. Perasaanku yang meledak mengusikku, membuat hari-hariku semakin sulit. 

Pertanyaan dihatiku selalu muncul, Apa yang salah denganku, kenapa yang kujalani begitu rumit, tak bisakah aku seperti mereka yang baik-baik saja?

Ya, awal kehidupanku semasa kuliah itu bermula di Yogyakarta, sebuah kota yang damai, ramah , indah dan menyenangkan. Seperti kata pepatah, Jogja terbuat dari rindu, pulang, dan angkringan. Kota yang selalu kurindukan. Perjalanan 5 tahunku yang berwarna bermula disana dengan berbagai permasalahan hidup yang tak berkesudahan. Tapi aku begitu menyukai kota nya.

Tapi aku tetap meninggalkanya, meningalkan yogyakarta dengan perasaan nyaman yang tertinggal disana , tapi membawa perasaan tak menentu tentang bagaimana masa depanku.

Ya..., aku akhirnya pergi.







Hope of HappinessWhere stories live. Discover now