Move on, melupakan, dan memulai kembali dari patah hati mungkin bagi sebagian orang mudah. Tapi bagi sebagian orang juga sulit, termasuk bagiku.
Tapi waktu terus berjalan, hidup akan terus berlanjut. Aku berhasil melupakan hal-hal pahit dalam hidupku bukanlah dengan mudah.
Ketika aku sadar aku tidak beruntung, aku selalu menguatkan hatiku sendiri dengan sesuatu yang ingin kucapai di masa depan.
Dengan itu aku baru bisa move on. Kadang aku membenci diriku sendiri , Aku terlalu keras berusaha sampai terkadang rasanya ingin meledak seperti bom.
Tapi aku tak bisa mengatasi diriku sendiri, aku selalu takut dan ragu, makanya aku merasa menyedihkan. Sampai aku pernah benar-benar pernah berada di titik aku tak ingin jatuh cinta.
Ibuku selalu menginginkan aku cepat menikah karena umurku. Dan hal itu membuatku semakin merasa stress. Sampe aku merasa kehilangan diriku sendiri, Aku begitu sensitif sejak saat itu.
Aku sering merasa sedih dan menangis sendiri tanpa sebab. Aku pun mulai kehilangan berat badanku. Disitu aku mulai punya perasaan-perasaan untuk menyerah, menyerah untuk jatuh cinta dan menikah.
Tapi masa-masa tugas akhir dan skripsi justru yang membantuku keluar dari diriku yang benar-benar down saat itu. Karena aku memaksa diriku untuk segera lulus kuliah, aku pun sibuk pada akhirnya.
Saat umurku 28 tahun aku mulai memberi pengertian ke orang tua ku. Walaupun aku tidak secara jujur mengatakan jika aku menyerah tentang menikah. Tapi setidaknya saat itu orang tuaku sudah tidak menanyakan setiap hari tentang kapan aku akan punya pacar dan menikah.
Dan aku menyelesaikan kuliahku di umur 28 tahun, aku akhirnya wisuda S1. Ya, perjalanan panjang kuliah yang tidak mudah bagiku. Satu mimpiku tercapai, dan aku bisa mewujudkanya.
Lantas apa yang akan kulakukan setelah lulus kuliah di umur 28? Aku sendiri bukanlah seseorang yang terobsesi dengan karier.
Justru aku sendiri terkadang tersesat , aku bahagia atas pencapaian mimpi-mimpiku, tapi bukan berarti aku menginginkan sesuatu yang lebih.
Sebenarnya keinginanku mungkin hanyalah sederhana, aku hanya ingin kehidupan normal. Tapi karena kehidupanku ternyata sangat sulit dan berwarna , ketika aku berhasil melewati satu dua hal di masa-masa sulitku itu, keinginanku tetap ingin kehidupan normal.
Maka aku pun harus berusaha untuk hidup normal setelah melewati masa-masa sulit.
YOU ARE READING
Hope of Happiness
General FictionKetika hidup tidak seperti yg kita harapkan, dan yang bisa kita lakukan hanya berharap di kehidupan-kehidupan selanjutnya akan selalu baik-baik saja.