Chapter 10

5.6K 371 0
                                    

Empat tahun berlalu. Sinichi telah tumbuh menjadi anak yang tampan dan pintar. Anak itu kini mulai mengikuti kelas Playgroup. Sakura selalu setia mengantar dan menemaninya setiap pagi. Sedangkan Yuki, masih mengabdi sebagai pengasuh dan membantu Sakura mengurus segala kebutuhan Sinichi.

 Sedangkan Yuki, masih mengabdi sebagai pengasuh dan membantu Sakura mengurus segala kebutuhan Sinichi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sakura sedang mengantar Sinichi ke sekolah dengan mobilnya. Wanita itu benar- benar merawat dan membesarkan Sinichi dengan baik. Sinichi tumbuh menjadi anak yang baik hati, peduli, dan juga pintar. Ia mewarisi kecerdasan ayahnya yang sudah menjadi ciri khas keluarga Uchiha.

"Sinichi-kun, nanti mama ada urusan sebentar dengan bibi Ino. Jika mama belum menjemputmu, kau tunggu saja di dalam kelas bersama Kushina sensei sampai mama datang. Mengerti?"

"Baik ma, aku mengerti." sahut Sinichi dengan senyumnya yang menggemaskan

Sakura tersenyum dan mencolek hidung Sinichi. "Anak mama memang pintar."

Tiba di sekolah, Sakura menggandeng Sinichi berjalan sampai ke depan kelas.

"Sinichi! Kau sudah datang?" teriak salah satu temannya yang berlari menghampiri Sinichi.

Sakura menunduk mengecup kening dan kedua pipi Sinichi. "Jadilah anak baik dan belajarlah dengan gembira. Ok?"

"Ok ma, I love you." Sinichi mencium pipi Sakura kemudian berlari masuk ke dalam kelas.

Sakura berjalan menuju mobilnya melewati halaman sekolah, kemudian ia melihat seorang wanita yang sedang duduk di bangku sambil menggendong bayi. "Misae?" Sakura menyapa wanita itu.

"Ah.. hai Sakura, habis mengantar Sinichi ke kelas?" wanita itu bertanya.

"Ya, aku baru saja mengantarnya." kemudian Sakura duduk di samping wanita itu. "Halo anak manis, apa kabar?" ucap Sakura sambil memandang bayi dalam gendongan Misae.

Misae tersenyum menatap bayinya. "Baby sitter Namida sedang cuti jadi aku membawanya mengantar Mizuki." jelasnya pada Sakura.

"Kau bersama suamimu?" tanya Sakura. Ia berpikir tidak mungkin kan Misae menyetir sendiri sambil membawa seorang bayi.

"Ya, suamiku sedang ke minimarket di seberang sekolah. Kami lupa membawakan bekal susu untuk Mizuki, jadi dia sedang membelinya dan aku menunggu disini.

Sakura masih asik memainkan jemarinya yang di cengkram oleh Namida. Bayi itu tertawa riang merespon Sakura.

Misae menatap Sakura sambil memikirkan sesuatu. "Sakura, apa kau tidak berencana memberikan adik untuk Sinichi?"

Sakura seketika terdiam, ekspresinya berubah sedikit sendu. Jujur saja ia ingin sekali memiliki anak dari rahimnya sendiri dan memberikan adik untuk Sinichi. Tetapi kenyataan tentang penyakit yang ada di rahimnyalah yang membuat Sakura sulit untuk bisa hamil. "Ah, kami memang merencanakannya. Mungkin belum waktunya." Sakura tersenyum palsu.

My Beauty Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang