Bab 6 - Welcome to The Family

1.8K 210 139
                                    

Welcome to The Family

"Tante kalau mau ketemu Syvia sebentar bisa nggak, Niel?" tanya tantenya ketika mengantar Daniel pagi itu.

Daniel menghela napas.

"Ya udah, kalau gitu, nanti pulang sekolah ajakin bareng aja, ya?" pinta tantenya. "Tante mau ajak dia ke rumah buat obatin kakinya."

Daniel sudah akan protes, tapi omnya sudah berkata, "Buruan turun, Niel. Om ada meeting pagi ini."

Daniel memutar mata. "Om sama Tante bukannya ini kepagian ya, ke kantornya? Cuma karena mau ngantar Daniel aja kalian ..."

"Lima, empat ..."

Daniel mendesis kesal dan membuka pintu di sebelahnya, lalu turun. Ia membanting pintu mobil setelahnya. Ketika Daniel sudah akan pergi, Angga menurunkan kaca jendela mobil dan berkata,

"Jangan lupa nanti sore ajak Syvia ya, Niel."

Daniel kembali mendeiss kesal. Ia sudah akan membalas, tapi Angga sudah melajukan mobilnya. Daniel hanya bisa menahan kesal dan akhirnya pergi ke gerbang. Namun, langkahnya terhenti ketika mendengar sapaan,

"Good morning!"

Daniel menoleh dan melihat Syvia di sisi gerbang, gadis itu duduk berjongkok, tampak menunggu seseorang. Sialnya, orang itu adalah Daniel.

Daniel sudah akan pergi ketika teringat pesan tante dan omnya tadi. Daniel menatap Syvia dan berkata dingin, "Nanti pulang sekolah, tanteku mau ketemu kamu."

Mata Syvia berbinar seiring gadis itu berdiri. "With my pleasure," jawabnya riang.

Daniel kembali menatap ke depan dan melanjutkan langkah. Di sebelahnya, Syvia menjajari.

"Aku suka masakanmu tantemu. Nanti aku boleh ikut makan malam di rumah tantemu lagi?" tanya gadis itu.

Daniel tak menjawab. Jelas Daniel tak ingin itu terjadi, tapi sepertinya tantenya akan mengajak Syvia makan malam juga.

Ketika mereka tiba di lobby, tiba-tiba seseorang menabrak bahu Syvia dengan keras. Syvia sampai hampir jatuh, tapi dia berpegangan di lengan Daniel, memaksa Daniel berhenti bersamanya.

"Kamu kalau jalan tuh lihat-lihat, dong!" bentak orang yang tadi menabrak Syvia.

Daniel mengerutkan kening. Itu murid yang sama dengan yang menyiram Syvia dengan cola dan mendorongnya kemarin sepulang sekolah. Ketika murid itu hendak mendorong Syvia dengan tangannya, Daniel menahan tangan itu, lalu meghempasnya kasar.

"Kalian ini apa-apaan, sih?!" bentak Daniel kesal.

Murid perempuan yang akan menyerang Syvia tadi tampak panik. Dia sudah akan pergi, tapi Daniel menahan tangannya.

"Apa dia nyuruh kamu ngelakuin ini?"

Gadis itu tampak terkejut. Begitu pun dengan Syvia.

"Kenapa?" tuntut Daniel. Ia menatap Syvia dan gadis yang dipeganginya itu bergantian.

Ketika melihat ekspresi panik dan ketakutan gadis yang dipeganginya itu, Daniel semakin yakin siapa dalang di balik semua keributan ini. Daniel melepas gadis itu, yang langsung lari dari sana. Kini Daniel menatap Syvia tajam.

"Kamu sengaja kan, bikin keributan itu?" tembak Daniel.

Syvia mengangkat dagunya angkuh. "Kalau iya, kenapa?"

Daniel mendengus tak percaya. "Kenapa kamu ngelakuin itu?"

"Karena kamu suka cewek yang lemah."

To Choose an Enemy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang