Bab 7 - What a Family Looks Like

1.7K 217 118
                                    

What a Family Looks Like

Syvia mengerjap bingung menatap banyaknya orang di rumah Daniel ketika mereka tiba sore itu. Bahkan, ada anak-anak kecil juga yang bermain di sisi lain halaman. Bukannya ia tidak mengenal mereka. Ia sudah mencari tahu tentang keluarga Key Group. Termasuk koneksi terdekatnya, keluarga Grup Brawijaya, W Group, juga Dirgaraya.

Syvia mengabsen orang-orang di sana dalam kepalanya. Pasangan Alyra Brawijaya dan Erlando William, Brian Dirgayara dan istrinya Pritana Amalia, bungsu Key Group Nadera Allea dan suaminya Giandhika. Tak lupa ada anak-anak mereka yang sedang bermain dengan ditemani anak sulung pasangan Brian dan Pritana. Lalu, ada adik ipar Nadera, Giannara dan suaminya Damar. Belum lagi dua saudara dari omnya Daniel, Raka dan istrinya Febiana yang menggendong seorang bayi, juga Dimas dan ... Renessa Miranda.

"Kenalin, ini ceweknya Daniel," Angga, om Daniel mengumumkan.

Seketika, terdengar riuh sorakan menggoda Daniel.

"Om turut bahagia buat kamu, Daniel." Dimas Fabian. Merry pasti akan shock jika tahu om-om yang dia bicarakan ternyata masih tampak semuda ini.

"Ya ampun, Daniel udah gede, udah punya cewek ..." Nadera.

"Kalian kok uwu banget, sih?" Giannara menatap mereka gemas.

"Bentar lagi ujian, jangan pacaran terus!" Raka Fabian.

"Kamu kok nggak cerita ke aku, sih?" Renessa Miranda. Ugh, kenapa dia masih tampak seimut itu bahkan setelah menikah?

Terakhir, Alyra Brawijaya menghampiri Syvia. Dia bahkan lebih cantik dari fotonya. Syvia sedikit gugup ketika wanita itu menatapnya dari atas ke bawah.

"Kamu ... penggemarnya Nessa atau apa?" tanya wanita itu.

Syvia berdehem, lalu melirik Daniel. "Daniel ... suka cewek yang kayak dia."

"Kapan aku bilang gitu?!" sembur Daniel tak terima.

Syvia menggigit bibir gugup mendengar tawa geli orang-orang itu.

"Daniel sukanya cewek yang kayak kamu, kok." Alyra mengerdip padanya.

Dalam hati, Syvia mendengus. Suka apanya? Entah sudah berapa kali laki-laki itu menolak Syvia, mempermalukan Syvia di depan teman-temannya.

"Tante, please ..." Daniel terdengar begitu memelas.

Alyra tertawa. "Kenapa? Jangan bilang kamu masih suka sama Nessa?" tembaknya.

Mengejutkan Syvia, Daniel tiba-tiba merangkulnya. "Mana mungkin? Aku udah punya cewek, nih."

Syvia menoleh pada Daniel. Apa katanya tadi? Dia baru saja mengakui Syvia adalah pacarnya di depan seluruh keluarganya?

Syvia bahkan tak bisa lagi mendengar sorakan riuh yang menggoda Daniel tentang itu. Syvia terlalu terkejut.

***

Daniel hanya bisa menghela napas pasrah ketika melihat dari meja makan, Syvia yang duduk di sofa ruang tamunya diserang sekian pertanyaan dari banyak orang. Daniel sudah akan meneguk sekaleng cola di tangannya ketika senggolan pelan di sebelahnya membuat Daniel menoleh. Nessa tersenyum geli.

"Itu adik kelasmu, kan? Aku belum pernah lihat dia di sekolah dulu. Kelas sepuluh?" tanya Nessa.

Daniel mengangguk.

"Tapi, sejak kapan kalian jadian?" tanya Nessa penasaran.

"Baru beberapa hari," jawab Daniel. Yah, ia tidak sepenuhnya berbohong. Setidaknya, itu yang dikatakan Syvia. Bahwa dia dan Daniel jadian.

To Choose an Enemy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang