6. Bercukur, Bermain dan Bantal.

2.8K 363 82
                                    

Hallo, ada yg kangen Sugar?ㅋㅋㅋ
Chapter ini makin gak jelas banget sih ceritanya. Kalo ada typo maaf, nanti sembari diperbaiki.

Enjoy! 💜

.
.

Matahari sudah menerobos masuk lewat jendela, sudah pasti Jungkook yang membukakan gorden. Aku mengerjap dan merenggangkan otot, lalu menghela napas sembari menatap langit-langit kamar yang polos. Ingatanku langsung terhenti pada Sugar yang terlihat memakan sesuatu, mulutnya terdapat bercak darah dan aku tidak tahu apa yang sedang dilahapnya. 

Apakah dia menangkap cicak dan memakannya? Ew, menggelikan sekali. Belum apa-apa aku sudah mual seperti ibu hamil yang mengalami morning sick.

"Nuna." Terkejut, aku segera menoleh pada sumber suara. Makhluk itu duduk bersimpuh di lantai, menghadap ranjangku. Matanya berkedip-kedip dengan senyuman kecil yang menyebalkan. "Sugar lapar...."

Aku benar-benar lupa kalau makhluk ini belum bisa mandiri. Mau makan saja masih mengeluh padaku, padahal kalau memelihara manusia sungguhan sudah pastilah ia akan mencari makanan sendiri di dapur. Akalnya masih seperti binatang, aku benci mengatakan ini tapi dia memang bodoh. 

"Memangnya Jungkook tidak memberimu makanan?" tanyaku seraya beranjak dari tidur. 

Sugar menggeleng polos. "Jungjung tidak mau memberi Sugar makanan."

"Kalau mau makan, ya, usaha, dong!" Jungkook kemudian datang di ambang pintu dengan satu tangan memegang cangkir yang menyeruakkan aroma kopi, sementara satu tangannya yang lain dimasukkan ke dalam saku training hitam yang ia kenakan sekarang. "Masa bergantung pada orang terus."

"Sugar, 'kan, belum pintar. Sugar akan jadi pintar kalau selalu diberi makanan." 

Ah, lagi-lagi....

Lagi-lagi dia memasang tampang polosnya, lagi-lagi dia menyalakan mode memelas. Dia paling tahu kelemahanku kalau sudah melihat bibir mengerucut yang melengkung itu. 

Oke, pekerjaanku sekarang berganti. Bukan lagi sebagai cat sitter atau pengasuh kucing, tetapi pengasuh manusia. Manusia dewasa yang tampak normal, tapi sebenarnya tidak.

"Iya, sudahlah...." Aku turun dari ranjang dan menuju dapur, Jungkook hanya memandangiku tanpa ekspresi. "Jung, kau tidak punya makanan yang bisa dinikmati pagi ini?"

Jungkook mengendikkan dagu, mengarah pada meja di ruang tengah. Roti sobek dengan kismis terdedah di atas piring bersama satu teko teh di sampingnya, Jungkook yang menyiapkannya. 

Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah Sugar memakan makanan seperti ini? Bukankah kucing tidak boleh memakan segala sesuatu yang berbasis terigu. Oh, tapi Sugar, 'kan, tidak berbulu. Jadi buat apa juga....

"Sugar!" Aku memanggil dan dia datang dengan patuh duduk bersimpuh di samping kakiku. "Ini makanlah."

"A-apa itu?" tanyanya heran. 

"Makanan, jadi apa lagi?" balasku sembari mengambil satu sobek roti dan menuangkan teh ke cangkir. "Cobalah."

Sugar dengan wajah jijiknya mengambil secuil roti yang kuberikan, tak lama ia pun menjulurkan lidah—menahan rasa mual. "Tidak enak!"

"Biasakan makan makanan seperti ini, Sugar," kataku. "Ayo, coba lagi."

"Tidak mau! Sugar mau makan ikan saja!"

Mengingat persediaan ikan di lemari es-ku tidak ada, aku pun memanyunkan bibir—berlagak merajuk. "Oh, jadi Sugar tidak mau menurut pada Nuna, ya? Ya sudah kalau begitu. Sugar tidak sayang pada Nuna berarti."

CATNIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang