9. Pacar Sugar & Snack Cumi-Cumi

2.1K 367 114
                                    

x

Hai, pertama-tama aku mau minta maaf buat yang nungguin Catnip sampe berlumut saking lamanya. Makasih juga udah mau nunggu 💕
Terus aku mau kasih tau juga kalo Catnip memang sejak awal slow update dan bukan work yg jadi prioritasku. Harap dimaklumi kalo jarang diupdate. Tapi, aku bakal usahain update sebisa aku, sesempat aku. Mengingat Catnip bukan "zona nyaman" aku dan work yg bisa dikatakan vibe-nya jauh berbeda dari work ku yang lain. Jadi butuh waktu buat garapnya.

Thank u 💕💕💕

HAPPY READING! ✨✨✨✨

x

Apakah aku peduli dengan adik Sugar yang terbangun tengah malam? Tentu saja tidak.

Aku lebih memilih untuk tidur di atas futon daripada harus seranjang dengan pria dewasa yang tengah ereksi.

Aku mengedipkan mata beberapa kali dengan kening berkerut. Kepalaku yang semalaman terasa berat dan pening, kini terasa jauh lebih ringan. Leherku yang semalam terasa seperti tertarik, kini kembali lentur. Kupikir, aku akan demam hari ini, tapi ternyata tidak.

"Nuna." Aku nyaris melempar sosok yang tiba-tiba muncul itu dengan bantal. Sugar dan baju Jungkook yang kebesaran di tubuhnya menyapaku. Dia tampak seperti pria berdaster sekarang, mengingat kaos Jungkook sangat besar ketika dipakai oleh pemiliknya dan tubuh Sugar jauh lebih kecil daripada Jungkook serta... Sugar tidak memakai celana.

Oke, tidak apa. Yang terpenting bagian yang semalam terbangun, tidak terlihat olehku, itu saja sudah cukup.

"Apa?" tanyaku ketus.

"Nuna, sudah sembuh?" Sugar mengerjap lambat. Wajah polosnya membuatku gemas, ingin mencubit kedua pipi gembilnya.

"Sudah jauh lebih baik," kataku seraya membereskan kasur, sementara Sugar duduk manis seperti wanita yang sedang kursus upacara minum teh.

"Syukurlah, ternyata tidak sia-sia," ujarnya sambil menghela napas.

Aku melirik curiga padanya. "Apa yang sia-sia? Kau melakukan apa?"

"Ti-tidak ada. Tidak ada kok! Hehe." Dia menyengir lebar dan kaku.

"Yakin?" balasku makin curiga. Setelah selesai melipat futon dan menaruhnya ke lemari, aku menatapnya lekat dan merangkak mendekat padanya. Anehnya, dia justru semakin mundur dan memalingkan wajah. "Kau melakukan sesuatu padaku saat aku tertidur, ya!?"

"Ti-tidak! Sugar tidak melakukan apa pun!"

"Sungguh?"

"Iya, sungguh!"

Aku berhenti mendekatinya. Rautnya cukup meyakinkan walau agak lucu menemukan dirinya justru mengelak dariku. Untuk saat ini aku berhenti untuk mencecarnya, tapi untuk percaya pada Sugar begitu saja, tentu saja tidak! Aku hanya tidak ingin berdebat pagi-pagi. Lain kali akan kutanya perihal semalam padanya.

Aku kemudian keluar dari kamar, memeriksa kulkas dan mendapati bahan makanan yang menyusut, sementara Sugar mengekori di belakang seperti bayanganku.

Suara perut yang meminta diisi pun terdengar bersahutan, antara perutku dan perut Sugar.

Kami berdua kelaparan, mungkin karena semalam terlalu emosional dan lelah jadi sekarang perut kami sangat lapar.

"Kau mau makan apa hari ini? Nasi goreng kimchi?" tanyaku pada Sugar, ketika melihat sekotak kimchi yang dibawa Jungkook seminggu yang lalu dari rumah papa.

CATNIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang