"Tuan, apakah perlu saya membereskan Monster tersebut?" Ucap Kuro setelah melihat prajurit penjaga gerbang terlihat kesusahan.
"Untuk saat ini usahakan jangan bergerak terlebih dahulu. Kita sudah menarik perhatian pihak kerajaan, akan merepotkan untuk ku jika harus berurusan dengan pihak kerajaan seperti sebelumnya. " Yuu memberi perintah dan penjelasan kepada Kuro.
Ketika Yuu berkomunikasi dengan Kuro menggunakan Telepati, seekor burung kecil berwarna merah terlihat terbang ke arah Erla dan hinggap di pundak Erla."Ketua, Ada keadaan darurat. Di harap anda bisa kembali ke istana. " bukan kicauan yang terdengar namun suara manusia yang keluar dari paruh kecil sang burung tersebut.
.........
Di dekat gerbang, terlihat 8 bayangan sedang mengawasi pergerakan Monster tersebut.
"Apakah kau yakin mahluk itu bisa menghancurkan tembok tersebut? " Ucap bayangan ke 4 bertanya sambil menunjuk ke arah Monster yang sedang mencoba untuk menerobos masuk ke dalam kerajaan.
"Apakah kau meragukan Bers?" Ucap bayangan ke 7 yang berada di atas pohon menjawab.
"Ya kau tau, jika dia terbunuh lalu tidak bisa menciptakan celah seperti yang kau janjikan, Boss akan marah besar. Haha. " balas bayangan ke 8 yang terlihat lebih tinggi daripada bayangan lain nya.
"Jangan bertengkar, bahkan jika rencana kita gagal masih ada peluang untuk menyusup kedalam." Bayangan ke 1 yang memiliki badan besar namun hanya setinggi anak kecil berumur 12 tahun terlihat menengahi percakapan tersebut.
Mereka pun saling berkumpul dan masuk ke dalam hutan untuk mengawasi keadaan.
Terlihat mereka sangat berhati-hati dalam bertindak dan juga memilih tempat untuk bersembunyi.
Namun saat mereka merasa bahwa posisi mereka tidak akan di ketahui oleh orang lain, mereka merasakan hawa keberadaan yang mengancam dari arah belakang mereka.
"Kekuatan yang besar. Apakah kita ketahuan? " Ucap bayangan ke 5.
"In-ini bukan hawa manusia." Ucap bayangan ke 2.
"Saat ini dia masih belum dekat. Akan aku periksa. " Ucap bayangan ke 3.
"Berhati-hati lah, dia cukup kuat. walau hanya merasakan hawa keberadaan nya saja sudah membuat ku merinding." Ucap bayangan ke 5 yang sudah menyiapkan senjata nya di kedua tangan.
Bayangan ke 3 hanya mengangguk kecil sebelum dia bergerak menuju ke tempat dia merasakan keberadaan tersebut.
Bayangan 3 berlari dengan kecepatan tinggi tanpa mengeluarkan suara sedikitpun, terlihat seperti seorang pembunuh terlatih, yang di latih untuk membunuh di dalam keheningan.
Setelah beberapa saat, sebelum bayangan ke 3 mendekat ke hawa tersebut, sebuah bayangan besar terlihat menutupi matahari hingga bayangan tubuh nya terlihat jelas dari bawah.
"Sial, itu Ancient Dragon. aku harus kembali. " Ucap bayangan 3.
. . .
Di atas menara terlihat Kuro mengawasi keadaan dan mengetahui ada yang datang dengan aura mirip dengan nya.
"Apakah dia menuju kemari? Seharus nya 2 minggu lagi dia sampai." Ucap Kuro karna mengenal aura tersebut milik salah satu Ancient Dragon.
Namun di saat yang sama dia merasa penasaran dengan monster yang menyerang, karena selama ini dia tidak pernah tau atau melihat monster seperti itu.
Saat sedang mengawasi, mata Kuro melihat sosok perempuan cantik berdiri di balik kegelapan malam seakan mengintai daerah sekitar.
"Syila!?" Ucap nya terkejut. "Tidak . Syila sudah mati ribuan tahun yang lalu, aku harus fokus."
Tanpa sadar Kuro menitiskan air matanya saat mengingat siapa Syila baginya.
. . .
Di atas awan terlihat se ekor naga berwarna merah pekat dengan sayap yang terlihat memiliki lubang di beberapa sisi nya.
"Aku harus cepat menemuin Ayah." Ucapnya sambil menambah kecepatan terbang "Jika para iblis memang akan menyerang, kami harus melindungi Ayah."
Setelah beberapa saat naga merah tersebut merasakan kehadiran dari beberapa iblis yang bersembunyi. "Sial. Mereka mulai bergerak."
Bukan lagi rahasia bahwa ras iblis memiliki kekuatan dan juga magic yang kuat dan juga merepotkan untuk di hadapi, walau dia percaya Ayah nya akan mudah untuk mengatasi hal tersebut namun setidaknya akan terjadi beberapa kerusakan.
. . .
Di sisi lain Erla terkejut melihat sebuah laporan yang mengatalan bahwa sebuah monster besar sedang menyerang di bagian Timur kerajaan.
"Apakah Sieg dan pasukan nya sudah bergerak?" Tanya Erla kepada seorang laki-laki yang sedang berdiri di hadapan nya saat ini.
"Saat ini Tuan Sieg sedang menahan serangan monster tersebut agar tidak membuat kerusakan yang lebih besar." Jawab nya.
Erla yang tadinya senang karena mendapat seorang guru yang sangat kuat, berubah menjadi kebingungan dan pusing atas kejadian tersebut. Serangan monster? Apakah dewa tidak senang jika aku menjadi murid nya hingga mengirim bencana ke sini?. Dalam hati Erla berpikir.
Saat yang sama terdenbar suara langkah kaki orang berlari dan menerobos masuk kedalam ruangan Erla.
"Ketua! Kabar buruk, Tuan Sieg tidak mampu menahan monster lebih lama, saat ini dinding Timur hampir di tembus!" Ucap prajurit tersebut.
. . . . . .Catatan Kaki :
Apakah cerita ini masih berlanjut? Jawaban nya iya.
Lalu mengapa beberapa bulan ini tidak update? Jawaban nya ada kesibukan dan juga beberapa minggu yang lalu saya kehilangan Hp dan latop yang biasa saya gunakan untuk mengetik cerita.
Namun untuk kedepan nya dari sekarang novel ini akan update seperti biasa, walau tidak sebagus yang sebelum nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a God of Creation
FantasySaat di bangku Sma Yuu Kazuto selalu sendiri tanpa teman. Untuk mengatasi kesendirian nya Kazuto selalu melamun dan menciptakan dunia nya sendiri dalam lamunan. Dunia dimana tanpa teknologi, hanya ada sihir dan ilmu berpegang. Dunia dimana apapun d...