3 minggu kemudian.....
Hari ini Ninda dan Citra sedang sibuk mempersiapkan barang-barang mereka yang akan dibawa ke Jakarta. Mereka nanti di Jakarta akan mengekost dan Ninda membayar 1/4 nya, sedangkan Citra sisanya.
Sebenarnya Citra sudah menawarkan biar dia saja yang membayar uang kost nya, tapi Ninda menolak dengan alasan tidak enak.
2 hari lagi mereka akan pergi untuk melakukan pendaftaran di SMA Cakrawala, SMA yang diidam idamkan banyak orang. Tetapi mereka pergi ke Jakarta besok, karena mengingat letak Jakarta lumayan jauh dari kota mereka, lebih tepatnya desa mereka. Mereka berangkat menggunakan mobil keluarga milik Citra.
Setelah selesai membereskan semuanya, Ninda dan Citra memutuskan untuk keluar sebentar menikmati pemandangan di sawah di sore hari, sekalian mereka ingin melihat sunset di sawah dan menikmati semilir angin sawah. Karena di Jakarta nanti mereka jarang untuk menikmati pemandangan sawah seperti sekarang. Sawah tersebut hijau hijau karena baru musim orang yang menanam padi. Tanah di sawah tersebut lumayan becek karena semalam habis turun hujan.
Mereka pergi ke salah satu sawah milik warga setempat. Mereka melewati batas antar sawah milik warga. Biasanya orang desa disana menyebutnya galeng, galeng disana lumayan lebar jadi jika ada motor yang masuk masih bisa.
Mereka berlari-lari ditengah sawah sambil menikmati semilir angin di sawah yang sejuk. Mereka berhenti untuk menyaksikan keindahan sunset atau senja, tak lupa mereka mengabadikan moment tersebut.
Mereka bergantian berfoto disana sambil menampilkan beberapa gaya. Yang paling banyak bergaya adalah Citra, karena bisa disebut Citra itu narsis. Sedangkan Ninda hanya pose tersenyum sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengah membentuk pose huruf V. Mungkin karena Ninda mati gaya, tapi mau difoto aib pun tetap terlihat cantik dan bagus. Ninda memang memiliki HP. Walaupun hanya HP sederhana tetapi sudah bisa digunakan untuk berfoto dan berkirim pesan menggunakan aplikasi Whatssapp.
Setelah puas menikmati senja mereka pun segera pulang kerumah masing masing karena langit sudah gelap menandakan malam mulai tiba.
*******
Keesokan harinya, pagi ini adalah hari keberangkatan Citra dan Ninda ke Jakarta untuk menempuh sekolah di SMA, pendaftarannya diadakan besok jadi mereka berangkat sekarang. Ninda berpamitan dengan ibunya serta adiknya untuk meminta doa agar dia di Jakarta selalu diberi kemudahan dan perlindungan dari bahaya apapun.
"Ibu, Ninda pergi dulu ya, doain Ninda semoga Ninda disana diberi kemudahan, kesehatan serta kelancaran ya bu," kata Ninda sambil memeluk ibunya.
"Iya Ninda, ibu akan selalu mendoakanmu, dimana pun kamu berada," jawab bu Sari sambil mengelus punggung Ninda, tak terasa air mata bu Sari pun jatuh.
"Ninda, kalau ada apa apa beritahu ibu ya, ibu akan selalu ada untuk Ninda."
"Iya bu, Ninda sayang ibu," kata Ninda sampai bahunya bergetar.
"Laras jaga ibu ya, Mbak Ninda percaya kalau Laras bisa jaga ibu dengan baik, Mbak Ninda sayang Laras," kata Ninda melepas pelukan dari bu Sari, dan bergantian memeluk Laras.
"Iya mbak, Mbak Ninda hati hati ya di Jakarta, selalu jaga kesehatan ya mbak, Laras juga sayang mbak Ninda." jawab laras membalas pelukan Ninda.
"Udah ayok, keburu siang nanti lama perjalanannya," kata kang Adi (supir keluarga Citra).
"Permisi bu, dek."
"Ah iya ayok," jawab Ninda sambil mengusap air matanya.
"Kita berangkat dulu ya bi, doain kita semoga lancar terus, dan diberi kemudahan serta kesehatan ya bi," kata Citra sambil mencium tangan ibu Ninda.
"Iya non, doa ibu selalu menyertai kalian berdua," jawab bu Sari sambil mengusap air matanya.
"Daahh bu,ras, sampai jumpa," kata Ninda dengan tersenyum sambil melambaikan tanganku lewat kaca mobil yang terbuka.
"Daah nak," jawab ibu Ninda sambil melambaikan tangan.
"Daah kak, hati hati ya," kata Laras sambil tersenyum dan membalas dengan melambaikan tangan.
Ninda berharap ini adalah awal yang baik untuk memulai semua usahanya, disertai niat dan usaha untuk mencapai cita citanya tak lupa dengan rajin beribadah. Aamiin...
******
"Nin, kamu tidur dulu gih gapapa nanti kalau udah sampai aku bangunin," kata Citra sambil memposisikan diri dengan nyaman di senderan mobil.
"Aku mau tidur dulu ya bay, semoga kita berdua diterima yah disana, dan semoga ada banyak hal kebaikan disana, Aamiin," kata Citra.
"Aamiin, aku juga berharap begitu," jawab Ninda dengan tersenyum.
"Ya, semoga tidak ada hal buruk yang terjadi," batin Ninda.
Akhirnya mereka berdua pun tidur dengan nyenyak di kursi belakang. Dengan posisi Ninda disebelah kiri dan Citra di sebelah kanan. Ninda tidur sambil menggunakan sarung, kebetulan tadi Ninda membawa sarung, kata Ninda lebih enak sarung jika dipakai, apalagi waktu malam hari menimbulkan rasa dingin yang membuat Ninda merasakan kenyamanan menggunakan sarung tersebut.
"Eungh, hooaamm," Ninda menggeliat dan menguap tak lupa menutup mulutnya saat menguap.
Tak terasa hari sudah malam, Ninda merapatkan sarungnya merasakan dinginnya AC mobil di malam hari. Ninda melihat sisi samping kirinya, menikmati pemandangan di kota, tapi belum tahu mereka sampai dimana.
Malam tersebut menampakkan sinar bulan yang terang serta beberapa bintang yang menemani bulannya, tak hanya itu pemandangan di kota pada malam hari juga tampak bagus. Terdapat lampu yang berwarna warni disana.
"Citra, kita ini sampai dimana ya?" tanya Ninda saat menyadari Citra sudah bangun.
"Emm gatau, coba tanya sama kang Adi," jawab Citra masih dengan membersihkan matanya.
"Kita sudah sampai di Jakarta, sebentar lagi sampai kost-an kok tenang saja, kalian beres-beres barang dulu saja nanti biar kang Adi yang bawa ke dalam kostnya," jawab kang Adi sambil melihat dari kaca mobil di depan.
"Oke kang, makasih ya," jawab Ninda ke kang Adi.
Tak lama mereka pun sudah sampai di kost-an. Mereka berdua pun keluar dari mobil. Kost-an tersebut lumayan luas, terdapat banyak jenis bunga, juga terdapat bandulan dan pos ronda, emm ya nyaman lah. Disana mereka melihat ada beberapa cewek yang belum tidur padahal ini sudah pukul 22.30.
Setelah melihat kehadiran Citra dan Ninda, mereka menghampiri Citra dan Ninda sambil berkenalan dan mengatakan semoga Citra dan Ninda betah tinggal disana. Citra dan Ninda disambut dengan baik oleh mereka.
Kemudian mereka pun kembali ke kamar masing masing untuk tidur, Citra dan Ninda mereka sekamar hanya berdua, setelah sampai di kamar mereka pun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badan mereka yang lengket. Setelah selesai membersihkan badan, mereka pun segera tidur agar besok mereka tidak kesiangan.
*******
Jangan lupa vote dan komen manteman, makasih ya udah mampir ke lapak aku, jangan bosen bosen sama cerita aku ya, insyaallah aku bakal namatin cerita ini deh. Jangan lupa follow wattpadku juga. Follow ig ku juga ya : grypachis. Makasih manteman....
KAMU SEDANG MEMBACA
NINDA //on going
TeenfikceMaureen Aninda Ayu S. Seorang gadis desa yang lugu, pintar dan manis dengan kuning langsatnya. Ingin bersekolah di sekolah yang luas, megah, dan mewah seperti impian gadis desa lainnya. Tapi siapa sangka takdir berkata lain? Dipertemukan dengan oran...