Truth Or Dare Sialan

51 12 0
                                    

"gaes main TOD yuk", ajak Hany

"ide bagus tuh. Yaudah kita main", jawab Henzie.

"Ikut gak Stella, Raina?", tawar Henzie

"gue ikut dah", Raina

"ikut wae lah" Stella

"oke kita mulai gaes", Hany memutar pensil nya.

Dan

Pensil itu  berhenti di.....

YESSS!

"hany kena", ucap Stella.

"Truth or dare?", Raina

"gue dare aja dah"

"lu elus rambut Alfin", tantang Stella

"dih najis. Gak mau ah"

"harus lah. Gak boleh gak mau"

"iya dah. Gue lakuin", Hany bangun dari bangku dan menghampiri Alfin.

"Alfin sini deh"

"apaan?"

Hany langsung mengelus rambut Alfin.

"ini gue kena dare. Jangan aneh-aneh pikiran lu ye", ucap Hany balik ketempat nya.

"oke lanjut", Henzie.

Pensil berputar diatas meja. Perlahan pensil itu lambat berputar nya dan melambat saat hampir menunjuk Raina .

"oh No! Pliss jangan gue", batin Raina.

Dan ya.

Apes banget.

Pensil itu malah berhenti di Raina.

"yess akhirnya Raina kena", Henzie senang.

Diantara bertempat, yang belum kena adalah Raina doang.

Dan kali ini Raina kena.

"Truth or dare?", tanya Stella.

"em.. Gue truth aje dah"

mereka berfikir pertanyaan yang cocok buat Raina.

"AH HA! gue tau apaan pertanyaan nya", ucap Hany tiba-tiba.

Stella tampak sedikit terkejut akibat Hany berteriak "apaan Han?"

"siapa orang yang lu suka sekarang? kalo gue liat kan akhir-akhir lu deket sama anu tuh.",

Henzie mengangguk. "iya Rain. Gue penasaran juga. Lu akhir-akhir ini seneng dan senyum- senyum sendiri",

"gue ubah deh. Gue milih dare aja"

"eitsss gak bisa", ucap Stella menggerakkan jari telunjuk nya ke kanan dan ke kiri.

"AISSHH. haduh gimana nih. Masa gue jujur sih. Ntar kalo di cepuin gimana?", gumam nya dalam hati.

"tapi gue gak bisa milih dare. AKHHH gue kejebak di game ini"lanjut Raina.

"ayuk dong jujur. Lu suka siapa", desak Hany

"HUFT!", Raina menhela nafas berat.

"yaudah gue kasih tau. Tapi jangan cepu ya."

Semua mengangguk.

"iya. Gue gak cepu",  dan Henzie.

Hany hanya diam.

"jadi, gue akhir-akhir ini sering ngeliatin orang gara-gara orang itu selalu jalan bareng, sekelompok mulu sama gue, dan ya kita ngerjain bareng"

Semua nya diam mendengarkan Raina dengan senyuman dan penasaran sekali siapa yang Raina suka

"setiap gue deket dia, gue kaya deg-deg kan mulu. Dan sampe sekarang, gue selalu merhatiin dia . Orang itu adalah....


Ravin."

"HAH. LU SUKA RAVIN?" hany teriak kenceng.

"eh apaan sih lu Han. Gak lucu"

"maaf lah", Hany senyum.

"oh pantes aja lu sering ngeliat ke kanan mulu. Abis itu senyum-senyum sendiri lagi. Ternyata lu suka dia", Kanaya

"iye. Pokoknya jangan cepu ya pliss"

"iya" ucap Kanaya dan Henzie.

"eh han. Jangan cepu lu ye!" Raina.

Hany hanya ngangguk tipis dan tidak menjawab.

"gue kurang suka dah sama sifat nya Hany. Kaya orang - orang munafik gitu", dalam hati Raina

"toilet yok", ajak Hany.

"yuk. G. aku juga kebelet nih", Kanaya berdiri dari bangku nya

"eh gue ikut. Mau jalan-jalan ngeliat pemandangan", Raina.

"udah. Jangan banyak - banyak. Ntar dimarahin" ucap Hany.

"oh yaudah"

"Han. Gue ikut dong" Henzie kini berbicara.

"yaudah yuk", jawab Hany.

"lah tadi katanya jangan banyak-banyak", Raina mulai emosi.

Hany tidak mendengarkan Raina. Dia langsung ke toilet bersama Stella dan Henzie.

"oke fix. Gue gak suka sama sifat dia.", batin Raina.

Raina bangkit dari bangku nya dan menghampiri Liandra dan juga Tasya.

RAINA [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang