THREE

174 21 9
                                    


Di malam sunyi 'tak
berinsan,ㅤ seorang
Joanna ㅤ ㅤㅤ akan
dipatahkan hatinya.


Jakarta, 2020.
━━━━━━━━━

ㅤㅤSang Jendra Yuswara, pria berumur dua puluh lima yang sudah dikenal Joanna lebih dari separuh masa hidupnya. Manusia teraneh, tergajelas, terbolot dalam hal apapun kecuali pelajaran.

ㅤㅤJuga tentu saja, tersayang.

ㅤㅤJe -panggilan khususnya, merupakan harta berharga yang ia miliki. Karena semenjak perginya kedua orang tua Joanna, sosok Jendra adalah tempatnya berpulang.

ㅤㅤ"Assalamualaikum, Umiiii, Jeje nih~" suara lantang yang halus dari pemilik nama itu bisa terdengar hingga bilik milik Joanna. Jendra memanggil neneknya, to be exact.

ㅤㅤ"Waalaikumsalaaam, anak ganteng umi. Baru main lagi sekarang, dicariin dari kemarin juga!" sambut nenek dari Joanna dan ketiga adiknya. Dihampirinya Jendra, kemudian diberikannya pelukan hangat.

ㅤㅤSi wira membalas pelukan wanita renta berusia 78 tahun itu, kemudian dikecupnya rambut putih miliknya. Wanginya tentu saja, seperti wanita tua.

ㅤㅤSetelah berbasa-basi -memberitahukan bahwa ia sibuk, atau Joanna yang tidak bisa, atau ia merindukan wanita itu juga, -si pria Yuswara itu masuk kedalam rumah. Hanya untuk disambut oleh dua pemudi umur 21 dan 18 tahun.

ㅤㅤErry dan Erin, dua adik Jo yang sedang menonton TV.

ㅤㅤ"Weh, ini dia Mas-Mas sibukku, pa kabar lo?" ujar si anak tengah menyapanya. Diayunkan tangan ke udara, menginginkan high-five dari sang pemuda.

ㅤㅤ"Baik kok, Ry. Gimana magang?"

ㅤㅤ"Penat asli, coy. Gue boleh lowong di tempat lo aja ga sih?" ujarnya sambil tertawa. Belum sempat di jawab oleh si tuan, si bungsu dari keluarga Prameswari sudah menyerobot, "HELLOOO~ BAWA APA INI?"

ㅤㅤErin mengambil plastik yang ia tenteng, menemukan harta karun yang memang harusnya untuk mereka.

ㅤㅤ"ChaTime. Satu tolong simpenin buat si tuan putri." Diarahkannya kresek kepada Erin, si remaja bangkit dari rebahannya, untuk menaruh gelas plastik itu dalam kulkas.

ㅤㅤ"Siap, bosku! Kak Anna lagi di kamarnya, nunggu tuh dari tadi. Sana gih, keburu ngamuk!" serunya.

ㅤㅤTak banyak bicara, Jendra mengacungkan jempol dan langsung menuju ke ruang putih khusus punya Joanna.

ㅤㅤJendra adalah satu-satunya manusia yang bisa melakukan itu; dekat dengan keluarganya, nyelonong masuk ke kamarnya, bahkan menginap.

ㅤㅤBahkan sepertinya Umi lebih sayang kepada Jendra daripada Joanna.

ㅤㅤ"Ekhem," Je terbatuk. Pemandangan pertama yang ia lihat di kamar putih itu adalah sesosok Joanna yang sedang menyembunyikan wajah dibalik bantal. Surai hitamnya menutup seluruh wajah, nafasnya teratur menuju kearah terlalu pelan.

ㅤㅤ"Masuk," ujar pemilik bilik itu dingin.

ㅤㅤJendra menurut. Ia menutup pintu dan memposisikan tubuhnya jongkok di pinggiran kasur, sehingga wajahnya kini sejajar dengan ubun-ubun Joanna yang tertidur.

ㅤㅤ"Kenapa kamu, hey?" katanya, sambil menoel tangan puan itu pelan.

ㅤㅤTentu, ia tidak menjawab.

Janji Jendra  ⋆  SungjoyWhere stories live. Discover now