Berawal dari mencuri pandang namun berakhir menatap lekat. Itulah yang dilakukan sepasang mata Hana sekarang. Tanpa merubah posisi saling berhadapan, mengamati sosok lelaki tengah sibuknya menyalin catatan dari salah satu koleksi buku perpustakaan.Cahaya sedang langit kelabu menyelip dari balik jendela. Tidak menghalangi pandangan, betapa menariknya sorot serius menatap ke bawah, alis tegas samar tertutupi helaian rambut serta tulang hidung mancung itu.
Seakan menghipnotis sebagian jiwanya.
Membuatnya penasaran,
Kapan mereka jadian? Siapa yang menyatakan perasaan terlebih dahulu? Mungkin saja dirinya. tidak mungkin lelaki setampan Jisung menyukai gadis biasa sepertinya terlebih dahulu.
Ditengah suasana senyap menghiasi perpustakaan, decakan kecil terdengar. Berasal dari Felix, "Kenapa kau menatap Jisung sedalam itu? Kau mau memakan dia?"
Ia ketahuan. sejenak melupakan selain Jisung dan dirinya, Felix juga tengah berada disampingnya. Menyalin catatan.
Jisung mengangkat alis, bingung. Kemudian bertopang dagu menatapnya "Ada apa, sayang?"
Sayang? Oh tuhan. Hana menjadi gugup, membuang pandangan dari sorotan menatap lekat "Itu, tadi dirambutmu ada serangga." ucapnya asal. terpenting memiliki alasan berdasar.
Namun melontarkan ucapan tanpa berpikir terlebih dahulu terkadang bisa menjadi sebuah kesalahan.
Felix berdecih "Kau bodoh? Mana ada serangga berkeliaran di musim salju."Benar juga, Hana melupakannya. Mulai merutuki teledornya. Ia mencoba membela diri namun berakhir merasakan malu.
Lirikan matanya memicing kesal ke arah Felix. Tidak menyangka selain menggerutu, lelaki itu juga memiliki kelebihan menjatuhkan argumen seseorang.
Hana membenamkan wajah diantara kedua lengannya. Ujung hidung menyentuh permukaan meja. Berusaha menyembunyikan rona pipinya setelah mendengar tawa kecil dari Jisung.
Pasang kakinya menghentak-hentak pelan, merasa sangat malu.
Sedetik kemudian ia merasakan jemari mengusap lembut puncak kepalanya. Sontak ia melirik.
Senyuman hangat terlihat jelas menyapa. Merasakan jantungnya kembali memompa kuat,
"Kenapa? Apa kau bosan?"
Mendengar suara lirih terselip nada khawatir membuatnya mengerti. Betapa indahnya lelaki dengan sikap hangatnya itu-- Hana luluh pada pertemuan kedua kalinya.
***
Langkahnya menuntun keluar dari toilet. Hendak melangkah menuju kelas, seketika tersentak saat seorang lelaki menyapanya dipertengahan jalan. Senyuman lebar menampakan dimple- nya."Hey,"
Alisnya bertaut heran, tidak mengenali lelaki itu-- atau mungkin berstatus sama dengan Jisung dan Felix? Seseorang yang mengenalinya tapi tidak ia kenali.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MIRROR [HAN JISUNG]
Fanfiction[COMPLETED] Dua dunia saling bertolak belakang dilalui tanpa Hana ketahui penyebabnya. Semenjak bertemu dengan dunia baru, Hana menemukan cerita tersendiri. Bagaimana ceritanya? Kuy bacaa^^