Chapter 5

546 134 21
                                    

Malam desember masih dengan bertaburnya kepingan salju

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam desember masih dengan bertaburnya kepingan salju. Hana bersedekap, terduduk diatas ranjang. Melirik jam digital menunjukan pukul 11:50 dengan tertera tanggal 2 desember.

Ia berusaha menahan kantuk, bahkan berniat terjaga hingga pagi menjelang. Mengharapkan bahwa dirinya tidak akan kembali pada Juli dengan hujan mengguyur.

Sebelumnya Hana bahkan telah meminum secangkir kopi instan persediaan Ayahnya. Sebagai pendukung untuk membantunya tidak terlelap.

Ibunya sampai mengernyit bingung melihatnya menenggak secangkir kopi. "Kenapa kau meminum kopi tengah malam begini?"

"Aku mau mengerjakan tugas." alasan logis keluar begitu saja tanpa ia pikirkan.

Namun ia melakukan kesalahan.

Ia terbangun-- tersadar sepenuhnya dengan suara gemericik hujan memenuhi sekitarnya.

Foto berbingkai pada meja nakas pun lenyap.

Pagi menyambut, tertera tanggal 3 juli.

***

Kehidupan terus berputar ia lalui dengan tanggal yang sama namun bulan yang berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kehidupan terus berputar ia lalui dengan tanggal yang sama namun bulan yang berbeda. Secara logis, Hana menjalani kehidupan dalam dua hari sekaligus.

Lelah? Tentu tidak. Setiap terbangun pada pagi hari kondisi tubuhnya terasa biasa saja.

Bingung? Tentu saja.

Langkahnya berhenti sejenak pada rumah lantai dua berdesain modern. Ia memastikan, setelah mengetahui pada desember bersalju, jarak rumahnya dan Felix hanya berselisih satu rumah.

Namun ia terdiam.

Seharusnya pada sisi kiri pagar rumah itu terdapat papan kecil bertuliskan 'Kediaman keluarga Lee'

Tetapi semua berbeda. Rumah itu kosong tak berpenghuni, tampak dari pintu dan jendela tertutup rapat. Serta pagar dengan gembok besar mengunci.

Hana mengeratkan cengkraman pada gagang payung birunya. Seketika pikirannya terlintas lelaki asing-- bernama Chan, kalau ia tidak salah mengingat.

THE MIRROR [HAN JISUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang