Desember menyambut salju, tanpa ketahui.. kau telah melelehkan hatiku.
Ia bertopang dagu. Penjelasan Kim saem seakan menguap begitu saja baginya. Seluruh pikiran Hana sepenuhnya berputar pada kehadiran Jisung dan Felix dalam hidupnya.
Semua terlihat sama-- sekolah, teman kelasnya, serta guru-- melainkan Felix yang kini menduduki kursi bersampingan dengannya. Tengah sibuk mencatat penjelasan Kim saem.
Sebagai gadis terasingkan, Sebelumnya Hana menempati bangku seorang diri, bersampingan dengan bangku kosong tentunya. Namun, sekarang sepenuhnya berbeda-- Lelaki bernama Felix itu menempatinya.
Selain itu, Hana baru menyadari setelah melihat ponselnya beberapa menit lalu. Kalender menunjukkan tanggal 1 Desember.
Sedangkan kemarin-- saat hujan mengguyur, ia masih mengingat kalender mununjukan tanggal 1 Juli.
Apa ia bermimpi atau semacamnya? Ataukah ia meminum obat agar mengalami lupa ingatan dalam semalam?
Hana menghela napas gusar seiring tepukan singkat menepuk pundaknya, menyadarkan.
"Hey, fokus." bisik Felix.
"Baiklah." jarang berinteraksi bersama teman sebaya, membuatnya semakin gugup berbicara secara langsung dengan Felix. Suara berat dibalik tubuh mungil itu terkesan menakutinya.
Ia mengeratkan cengkraman pada bolpoin.
Suasana sunyi. hanyalah suara Kim saem menggema, denting jarum jam serta gesekan ujung bolpoin pada kertas polos.
Hana juga baru menyadari satu hal saat langkahnya memasuki kelas. Teman kelasnya menunjukan perilaku berbeda-- tak seperti sebelumnya. Tak ada lagi sorotan tajam meliriknya, bisikan mengejek padanya serta coretan hujatan pada permukaan mejanya.
Rasanya menenangkan, namun tetap saja aneh.
Setiap detik berlalu dengan beribu pertanyaan membebani benaknya.
***
Tangannya beralih mengatur buku, setelah mendengar bel istirahat berbunyi. Bagaikan waktu yang telah dinanti, suasana kelas riuh dengan langkah tergesa saling berlomba menuju kantin.Lirikan mata Hana secara sengaja mengarah pada Felix, mendapati lelaki itu tengah sibuk memasukan buku pada tas ranselnya. Meraih ponselnya dan--
Ia tersentak saat ponselnya berdering. Mendapati notifikasi chat. Tangannya segera menjejali tas, meraih ponsel miliknya dan melihat nama sang pengirim pesan.
Alisnya berkerut samar "Han-ie?"
Hanie🐿
Aku kesana sekarang, sayang.Sayang? What?!!
Seseorang tamparlah Hana sekarang.
Selagi membaca lamat-lamat dengan alis berkerut, hingga ujung hidungnya seakan menyentuh layar ponsel. Suara bariton menyahut tanpa dugaan, membuatnya kembali tersentak.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MIRROR [HAN JISUNG]
Fanfiction[COMPLETED] Dua dunia saling bertolak belakang dilalui tanpa Hana ketahui penyebabnya. Semenjak bertemu dengan dunia baru, Hana menemukan cerita tersendiri. Bagaimana ceritanya? Kuy bacaa^^