"Eomma! Ini sulit." Yeol memanyunkan bibirnya dan dahinya berkerut. Pelajaran bahasa asing memang menjadi kelemahannya.
"Yang mana?" Eunbyeol mengalihkan perhatiannya dari pekerjaan merajutnya. Ia memang selalu mendampingi Yeol ketika gadis kecil itu mengerjakan tugas rumah.
Menghabiskan waktu santai dengan anaknya sungguh hal yang tak ternilai harganya bagi Eunbyeol. Walau hanya berdua tanpa sang ayah, tidak mengurangi rasa bersyukurnya. Ditambah, sekarang ini ia sedang tidak ingin memikirkan suaminya yang sedang pergi ke luar negeri karena urusan perusahaannya.
-----0-0-----
Eunbyeol sedang menyiapkan makan siang untuk Yeol di dapur sementara gadis cilik itu duduk di bar dapur sambil menggambar.
"Kamu mau sosis juga?" Eunbyeol bertanya sambil membuka kulkas.
"Appa bilang aku gak boleh makan sosis kalo mau tinggi." Kata Yeol sambil terus menggoreskan pensil warnanya.
"Ya sudah." Eunbyeol menimpali sambil berlalu. Untuk sekarang, setiap anaknya itu menyinggung tentang ayahnya, Eunbyeol menjadi sensitif.
"Bu, Bapak sudah pulang." Tiba-tiba Bu Kim muncul sambil masih memegangi sapu. Eunbyeol terpaku sejenak karena tidak menyangka suaminya akan pulang secepat ini.
Yeol langsung melompat dari kursinya dan berlari menuju pintu depan, bahkan tanpa meletakkan pensil warna yang ia gunakan. Sementara Eunbyeol meletakkan masakannya ke piring kesayangan Yeol.
"Appa!" Yeol berlari menghampiri Suho. Suho membuka tangannya lebar-lebar, bersiap memeluk gadis kecilnya.
"Bagaimana? Apa selama aku tidak ada, kamu jadi gadis yang pintar?" Suho bertanya setelah mengecup kening Yeol.
"Iya, dong!" Jawab Yeol riang. "Aku bahkan makan brokoli."
"Oh ya?" Suho memasang ekspresi terkejut. "Kalo gitu, kamu harus mendapat hadiah yang pantas!"
Suho melepas pelukannya dan mengeluarkan sebuah bungkusan besar berwarna merah muda berkilau. Wajah Yeol langsung berseri-seri.
"Wah!" Seru Yeol saat bungkusan itu berada di tangannya. "Terima kasih, Appa!" Gadis itu pun membuka bungkusan itu dan mendapati sebuah piano mainan.
Suho tersenyum lembut melihat betapa senangnya putri kecilnya itu. Sekarang ia merasa telah menjadi ayah yang hebat.
"Yeol, ayo makan." Panggil Eunbyeol. Suho melihat istrinya, namun ia tidak mampu tersenyum. Eunbyeol pun tidak berniat melakukannya juga.
"Eomma! Lihat ini! Bagus tidak?" Yeol memperlihatkan mainan barunya.
"Iya bagus." Jawab Eunbyeol sambil tersenyum. "Tapi akan jadi lebih bagus kalau kamu makan dulu."
"Tapi aku mau main ini sama Appa." Pinta Yeol.
"Appa pasti capek setelah perjalanan bisnis-nya." Eunbyeol menekankan. Dilihatnya Suho menunduk.
"Appa capek?" Yeol bertanya dengan lugu.
"Tentu saja." Jawab Eunbyeol sebelum Suho menjawab. Yeol pun menunduk sedih.
"Sekarang makanlah dulu. Habis itu kita mainkan ini sepuasnya." Suho membujuk Yeol dengan lembut.
"Janji?" Mata Yeol bersinar lagi. Suho mengangguk. Melihat itu, gadis kecil itu tersenyum lebar.
Yeol pun mengangkut mainan barunya dan berlalu menuju dapur.
Suho berpaling pada Eunbyeol, namun wanita itu berbalik dan berlalu. Suho segera mengekor.
KAMU SEDANG MEMBACA
K-POP IMAGINE [RF] •END•✓
Fanfictie"Aku gak mau ya pacaran sama orang gila." . "Aku, kan, gak cantik..." . "Kamu sok misterius!" . "Pukul aja aku, gapapa." . Iya, aku yang salah. Maaf, ya?" . "Ayah, ibu, maafkan aku." . "Aku punga permintaan," . "Karena kamu yang bikin aku nyaman...