Chapter 9

61 4 1
                                    

Setelah beberapa hari menjalani bulan suci Ramadhan, anak-anak ekstrakurikuler basket mempunyai ide untuk mengadakan acara buka bersama. Banyak dari mereka yang menyetujui, namun bagi anggota perempuan banyak sekali yang menolaknya. Karena sudah pasti mereka tidak akan mendapatkan izin dari orang tua untuk bepergian sampai malam hari. Akhirnya, Devan mengusulkan untuk ngabuburit saja bersama-sama. Mengetahui hal itu banyak anggota basket yang menyetujuinya termasuk anggota perempuan.

Keyra yang sedang ada dikasurnya masih saja asyik membalas pesan dari Kevin. Bahkan sebagai ketua basket pun, Keyra belum mengetahui acara hari ini. Sebab Keyra memang sama sekali tidak keluar dari room chatnya dengan Kevin. Setelah membaca pesan yang ada digrup, Keyra langsung bertanya kepada Kevin tentang acara mereka hari ini.

"Vin, lo nanti sore ikut acara anak-anak?"

"Belom tau, Key. Soalnya hari ini gue mau balik dulu ke Jabung buat nemuin mama sama papa."

Kevin tinggal disini hanya bersama dengan tantenya. Orang tuanya menyekolahkan Kevin disini sebab mereka ingin Kevin masuk ke sekolah favorit supaya pergaulannya juga bisa menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Hal ini akhirnya membuat Kevin setiap akhir pekan harus pulang pergi ke Jabung untuk menemui orang tuanya.

"Oh, jadi hari ini jadwal lo balik?"

"Iya, Key. Lo emangnya mau ikut acara mereka?"

"Gatau juga sih, tapi gua kan ketua basket. Yakali gitu kan ketuanya malah engga ikut acara."

"Yaudah lo ikut aja, Key."

"Ah, tapi kayanya gausah deh."

"Dih, kenapa coba?"

"Gapapa si, gua mau dirumah aja."

Kevin tiba-tiba saja menghilang dan tidak membalas pesan Keyra. Keyra yang penasaran pun segera menanyakan keberadaan Kevin dengan temannya. Ternyata handphone Kevin mati dan dia sedang ada di tongkrongan bersama dengan geng Panglima. Setelah menunggu berjam-jam, akhirnya Kevin memberi kabar lagi kepada Keyra.

"Key, lo dimana?"

"Gue dirumah, Vin. Kenapa emangnya?"

"Lo siap-siap ya sekarang. Gue jemput kerumah."

"Hah? Maksudnya? Gue gangerti sumpah."

"Kita ikut acara ngabuburit anak basket, okey?"

"Loh bukannya hari ini lo mau balik ke Jabung?"

"Besok aja gua baliknya, lo buruan siap-siap."

"Lo seriusan mau jemput gue kerumah?"

"Serius lah, Key. Gua mandi terus otw rumah lo."

Keyra seperti sedang bermimpi di siang bolong.
Dia merasa senang Kevin akan menjemputnya, namun disisi lain Keyra juga khawatir dengan respon papanya jika mengetahui hal ini. Sebab sebelumnya Keyra sama sekali belum pernah mengenalkan laki-laki manapun dengan kedua orang tuanya, walaupun mantan kekasihnya sudah lumayan banyak jika dihitung. Belum ada satupun dari mantan kekasihnya yang berani untuk sekedar bermain kerumah Keyra. Mereka menganggap wajah papanya Keyra seram dan sangat galak.

Keyra sudah siap dengan outer cream yang saat itu dikenakannya dan juga tak lupa sedikit polesan tipis-tipis diwajahnya. Keyra masih terus saja bolak balik dari kamarnya menuju ke ruang tamu, karna mengetahui ternyata papanya saat itu justru sedang duduk dengan mamanya di teras depan rumah. Dia bingung bagaimana caranya meminta izin kepada kedua orang tuanya itu, karna baru kali ini Keyra akan pergi bersama dengan laki-laki.

A Warm HugTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang