Hari ini ternyata kepala sekolah mengadakan rapat mendadak sehingga membuat semua kelas untuk sementara jam kosong. Mendengar hal itu banyak sekali siswa siswi yang langsung berlarian menuju ke kantin. Berbeda dengan Keyra, ia justru terlihat sedang melamun di kursi tempat duduknya.
FLASHBACK ON
Sudah beberapa minggu terakhir Dafa hilang jejak. Dafa sama sekali tidak memberi kabar kepada Keyra. Hal inilah yang membuat Keyra sering melamun. Keyra berusaha mencari tau dimana keberadaan Dafa melalui teman-temannya.
"Indra, lo tau ga Dafa dimana hari ini?"
"Sorry, Key. Gue daritadi di rumah."
"Oh okey, thanks ya."
"Kayaknya tadi siang gue liat Dafa sama Kevin."
"Gue boleh minta kontak Kevin?"
"Kevin Pratama PIN BBM 5C97CE02."
"Makasih banyak ya, Ndra."
"Iya Key, sama-sama."
Meskipun Keyra tidak tau siapa Kevin, namun Keyra berharap bisa mendapat informasi darinya.
"Ini bener Kevin atau bukan ya?"
"Iya, lo siapa?"
"Ini gue Keyra, pacarnya Dafa."
"Ada apa lo chat gue?"
"Apa bener sekarang Dafa sama lo?"
"Sorry Key, tapi gue gatau pacar lo dimana."
"Bukannya hari ini dia balik sekolah sama lo?"
"Gue balik sendiri tadi, Key."
"Oh gitu, yaudah makasih ya maaf ganggu."
"Iya gapapa santai aja kali."
Keyra merasa dirinya sedang dipermainkan oleh Dafa dan juga teman-temannya yang mungkin sebenarnya mengetahui latar belakang hal ini.
FLASHBACK OFF
"Woy!" Teriak Dea ditelinga sahabatnya itu.
"Sialan! Bikin kaget aja lo!" ucap Dea yang terkejut dengan memukul bahu sahabatnya tersebut.
"Lagian daritadi ngelamun mulu!" ujar Putri.
"Iya tuh! Lo kenapa sih, Key?" tanya Dea kepada Keyra berusaha untuk memastikan.
"Gue gapapa kok." jawab Keyra dengan senyuman.
"Kalo lo ada masalah cerita sama kita." Putri terus meyakinkan Keyra agar mau bercerita. Namun, lagi dan lagi hanya dijawab senyuman oleh Keyra.
Saat bel istirahat berbunyi, Keyra bersama kedua sahabatnya pergi ke kantin. Tak heran jika banyak siswa yang berusaha menarik perhatian Keyra.
Apalagi di sekolah Keyra sudah terkenal dengan adanya geng nakal bernama Panglima. Geng itu berisi siswa-siswa brutal yang ada disetiap kelas.
"Key, mau kemana? Gue temenin yuk!" tanya salah satu anggota Panglima saat Keyra sedang berjalan.
"Gue mau ke toilet, kenapa? Lo mau ikut gue?" Jawab Keyra dengan senyum kecut khas miliknya.
Hal itu sontak membuat anggota Panglima yang lain tertawa mendengar jawaban ketus dari Keyra.
Sudah menjadi rutinitas anggota Panglima yang selalu menggoda murid perempuan di sekolah, termasuk Keyra. Dari sekian banyak siswi hanya Keyra yang tidak pernah menanggapi mereka.
Saat tiba di kantin dan baru saja ingin memesan makanan, mata Keyra terfokuskan dengan dua orang yang sedang duduk di taman sekolah.
Seorang laki-laki dan perempuan yang terlihat sedang mengobrol. Keduanya pun tertawa lepas. Tidak salah lagi dia adalah Dafa, pacar Keyra.
Mengetahui hal itu, Keyra pun langsung berlari menuju kelasnya. Kemudian disusul dengan kedua sahabatnya. Saat sampai dikelas mereka mendapati Keyra sudah menangis dengan terisak-isak.
"Key, mungkin Dafa cuma ngobrol biasa doang." Putri terus berusaha menenangkan Keyra.
"Dafa jahat banget ya sama gue." ucap Keyra sembari menghapus air matanya.
"Sebenernya apa yang terjadi sama kalian berdua?" tanya Dea yang berusaha mencari jalan tengah.
"Udah sekitar dua minggu ini Dafa ga ngabarin gue dan disekolah dia selalu ngehindar dari gue." Keyra menceritakan semuanya kepada kedua sahabatnya.
Tetes demi tetes air mata pun kembali membasahi pipi Keyra mengingat sikap Dafa kepadanya.
Dea yang mendengar cerita Keyra pun justru ikut terbakar emosinya. Saat bel pulang sekolah, Dea memberanikan diri untuk menemui Dafa tanpa sepengetahuan dan persetujuan dari Keyra.
"Sebelumnya gue minta maaf karna udah ikut campur urusan kalian. Tapi gue juga gabisa liat Keyra sedih terus gara-gara lo." Ucap Dea yang lebih dulu membuka obrolannya dengan Dafa.
"Keyra sedih karna gue?" Dafa pun keheranan mendengar ucapan Dea tersebut.
"Menurut lo?" Dea memutar malas bola matanya.
"Sorry, gue tau gue salah. Seharusnya gue jujur sama Keyra kalo gue udah deket sama cewek lain."
"Jadi bener yang Keyra liat tadi di taman?"
"Hah? Keyra tadi liat gue sama Intan?" Dafa pun terkejut mendengar pertanyaan dari Dea.
"Iya. Keyra langsung lari dan nangis di kelas."
"Arghh, sial!" Dafa mengacak-acak rambutnya.
"Udah puas lo nyakitin sahabat gue?"
"Gue nyesel udah bikin Keyra sedih kayak gini."
"Banyak omong lo buaya!" Dea pun tersulut emosi.
"Gue emang ga pantes buat Keyra. Dia cewek baik pantes dapetin cowok yang lebih baik dari gue."
"Lo emang ada baiknya?" tanya Dea sinis.
"Sorry, gue tau lo pasti benci banget sama gue."
"Wah jelas dong!" ucap Dea membenarkan.
"Sorry, tapi gue juga gabisa lepasin Intan."
Keadaan pun semakin memanas. Dea yang sangat menyayangi sahabatnya itu merasa sakit hati dengan ucapan yang dilontarkan oleh Dafa.
"Udah mendingan lo diem. Dan jangan pernah cari Keyra lagi sampe kapanpun." ancam Dea dengan melangkahkan kakinya pergi dari tempat itu.
Dafa sebenarnya masih mencintai Keyra, namun hasratnya untuk memiliki Intan jauh lebih tinggi.
Sesuatu yang dipaksakan tidak akan berjalan baik. Akhirnya pun ia terpaksa harus melepaskan Keyra..
.
.
.
.
.
.Terimakasih untuk kalian yang sudah vote dan comment disetiap part cerita aku❤ Ikutin terus cerita selanjutnya yaaaa😙 See you sayangkuu!🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
A Warm Hug
De Todo"Siapapun yang berani nyentuh lo, berarti dia bukan temen gua lagi. Sampe sini lo faham?" Kevin berusaha menegaskan. "Maafin gua, Vin." "Lo itu udah jadi harga diri gua, Key. Gua engga bakal bisa terima kalo sampai harga diri gua direndahin sama ora...