delapan

46 7 0
                                    

Vote first, read, and don't forget to comment:)

"Jika bahagianya bersama orang lain, lantas aku bisa apa? Dengan melihatnya bahagia saja aku sudah bahagia. Walaupun bahagianya bukan bersamaku" ~senja

Nala berbalik saat ada yang menyentuh bahunya. Dilihatnya ada seorang siswi yang sama sekali tidak dikenalnya. Dari wajah dan tampilannya, sepertinya siswi ini masih adik kelasnya.

"Siapa lo? Ngapain lo ke sini? Nguping gue kan lo tadi?" Tanya Nala to the point dengan sedikit nge-gas.

"Eng-ga kok kak. Tadi aku lewat, terus liat kak Azka disini. Aku juga ga sengaja denger pembicaraan kalian" ucap siswi itu menjelaskan.

"Terus ngapain lo nyamperin gue kesini?" Tanya Nala

"Aku mau berbagi cerita aja sama kakak. Aku juga suka sama kak Azka. Bahkan dari awal aku liat dia aja aku uda suka. Tapi aku bukan kayak yang lain yang berani bilang ke dia. Aku masih nunggu waktu buat bilang. Aku belum berani deketin dia. Ehh ternyata uda kedeluan" ucap siswi itu dengan tersenyum getir.

"Gue ga butuh cerita lo" ucap nala ketus.

"Tadi aku denger kakak mau bales dendam ya sama key?" Tanya siswi itu.

"Iya. Gue bakalan bales dendam ke cewek itu. Biar dia tau diri dimana tempatnya yang semestinya" ucap Nala tersenyum miring.

"Gue bakalan buat dia hancur. Sehancur hancurnya. Lo mau gabung ke gue kan? Dengan senang hati gue terima lo. Sama sama kita buat dia hancur" sambungnya.

Siswi itu menggeleng dengan cepat. Bukan itu yang dia inginkan

"Aku memang suka sama kak Azka. Bahkan pertama kali aku denger dia jadian sama key aku juga sama kayak kakak, kesel, marah. Tapi aku sadar, aku bukan siapa siapa nya kak Azka" ucap nya tersenyum. Lagi lagi dengan senyuman getir.

"Kak Azka berhak bahagia. Dia berhak menentukan dengan siapa dia bahagia. Jika bahagianya bersama orang lain, lantas aku bisa apa? Dengan melihatnya bahagia saja aku sudah bahagia. Walaupun bahagianya bukan bersamaku" ucap siswi itu.

Kata katanya mampu membuat Nala membeku di tempat. Selain sangat menusuk, kata kata itu adalah fakta. Mau bagaimanapun Nala berusaha, Azka tidak akan menjadi miliknya. Itulah faktanya.

Seharusnya sebagai teman, Nala mendukung Azka apapun pilihannya. Bukannya malah membenci Key yang sebenarnya tidak salah apa apa

"Thanks buat cerita lo. Makasih uda nyadarin gue. Lo cewek yang kuat. By the way nama lo siapa?" Ucap Nala

"Senja. Aku senja kak" ucap siswi itu

"Okey senja. Lo mau kan jadi temen gue?" Tanya Nala tulus. Nala ingin sekali punya teman seperti senja yang selalu menyadarkannya ketika salah. Bukan mendukungnya seakan-akan dia benar.

"Mau kak. Kalau gitu aku pulang dulu ya kak. Aku mau les. Dahh kak" ucap senja dan langsung berlari.

"Senja benar. Rasa dan perasaan memang tidak bisa dipaksakan"

🍕🍕🍕

Saat ini Key sedang duduk di sofa di balkon rumahnya. Indahnya langit malam saat ini, bintang bintang bersinar terang ditambah lagi cahaya cahaya bulan.

"Bintang itu sepertiku" gumamnya sambil menunjuk salah satu bintang yang tidak terlalu terang.

"Dan bulan itu, dia Kak Azka" gumamnya tiba tiba. Saat ini kakak kelasnya yang bernama Azka itu senang sekali masuk ke dalam pikirannya.

"Bulan itu dikelilingi banyak bintang. Bintang yang bersinar terang akan lebih cocok bersanding dengan bulan dari pada bintang yang redup" ucapnya.

"Sama seperti Kak Azka, dia cocok dengan yang seperti bintang itu. Yang bersinar terang. Bukan denganku yang ibarat bintang redup" sambungnya.

Key memang suka berkata kata. Menulis kata kata mutiara, puisi ataupun yang lainnya. Dia memang puitis. Biasanya dia membuat kata kata seperti itu hanya karena gabut ataupun bosan.

Tapi kali ini, sepertinya tidak. Kata kata yang dia ucapkan tulus dari hatinya. Azka, dia berhasil masuk ke dalam hati key. Percaya atau tidak, Key sekarang menyukainya.

Key sudah tau konsekuensinya, rasa yang dia punya tidak akan terbalas. Karena, dia bukan tipe Azka. Dan dia percaya itu.

"Biarlah seperti ini. Aku tidak ingin merusak semuanya jika aku harus mengungkapkannya atau meminta balasan darinya. Dengan bersamanya saja aku sudah cukup bahagia." Tulis Key di buku diarinya.

Dia tidur dengan memeluk buku diarinya. Dengan senyum dibibirnya karena mengingat Azka. Ya, Azka sekarang sudah memenuhi hidupnya.

🍕🍕🍕

Sementara di lain tempat, Azka sedang tidur di kasurnya dengan memandangi fotonya dengan seorang perempuan.

"Aku kangen" lirihnya sambil memandangi foto itu.

Bukan tanpa alasan Azka menutup hatinya dari perempuan. Tapi di hatinya masih ada tersimpan nama seorang perempuan yang terukir indah.

Dia meletakkan foto itu dan kembali ke kasurnya untuk tidur. Dia menutup matanya mencoba untuk tidur. Tapi dia tidak bisa, dia masih memikirkan seseorang perempuan.

Perempuan yang ada di foto dan yang masih menemaninya setahun lalu. Tapi sudah tidak bersamanya saat ini.
Di tengah tengah aktivitasnya memikirkan perempuan itu, terlintas satu nama dipikirannya, Key. Perempuan yang beberapa hari ini menemaninya.

Bukan di dunia nyata saja, tapi juga di pikirannya. Tapi Azka menepisnya jauh jauh. Dia masih mencintai masa lalunya. Walaupun sekarang dia sudah tidak ada bersama Azka.

Holla gais, aku update lagi. Walaupun lebih sedikit dari biasanya.

Di part kali ini, banyak banget kata kata yang mengungkapkan perasaan. Mohon dimaklumi ya, karena author kali ini pengen memberi tahu perasaan para cast. Walaupun tidak secara langsung.

Mau bilang apa ke Azka?

Mau  bilang apa ke key?

Mau bilang apa ke Nala?

See you di part selanjutnya
Luv yu
~ca







AzkeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang