sembilan belas

53 5 0
                                    

Vote first, read, and don't forget to comment:)

*sedikit curhatan author*
Holla temen temen..
Aku mau minta maaf ya karena uda telat update.
Bahkan minggu lalu aku engga ada update.
Maafin yaa..
Mau cerita dikit kalau minggu semalem aku engga ada mood untuk update...
Tapi sekarang uda update lagi yeayy..
Kuharap kali mengungguku<3
Okey segitu aja

Selamat membacaa..

Key hari ini pergi ke kantin sendirian karena Alena akan ke toilet dulu. Dan dia akan menyusul saat dia kembali dari toilet. Dan disinilah Key, melihat kesana kemari untuk mencari meja yang kosong. Tapi hasilnya nihil, semua meja sudah penuh.

"Key, sini!" Panggil Bagas pada Key saat melihat perempuan itu kesusahan mencari meja di kantin. Memang benar, kantin saat itu sedang sangat penuh.

Di depan Bagas ada Azka, siswa itu tampak sedang fokus dengan makanannya. Nathan, Ozi dan Gibran juga ada di meja yang sama dengan mereka.

Key melihat ke arah Bagas. Ada rasa ragu di hatinya untuk ke sana, takut mengganggu. Tapi Bagas dan Gibran terus meyakinkannya untuk ke sana. Akhirnya dia melangkahkan kakinya menuju meja itu.

Belum sempat dia melangkah jauh, Jessica sudah ada di sebelah Azka. Perempuan itu selalu saja mengambil tempat Key. Mungkin jika perempuan lain di posisinya, mereka sudah mendatangi sang perebut dan mengusirnya. Tapi tidak dengan Key, dia malah memutar badannya.

Azka memang sudah dekat dengan Jessica. Entahlah, tidak tahu siapa yang mendekati dan siapa yang di dekati.

"Zi. Lo terasa ga ada hawa hawa panas gitu?" Tanya Bagas dengan suara yang sedang tapi cukup untuk Jessica mendengarnya.

"Panas? Bukan panas lagi ini gas. Ini mah uda panas kebangetan. Haredang lagi," jawab Ozi mengerti maksud bagas.

"Lo bran? Gimana?" Tanya Ozi pada Gibran.

"Aduh, gue si ngerasain banget," jawab Gibran.

"Cabut aja Kuy, disini panas," ajak Ozi.

"Kuy la," jawab Gibran dan Bagas bersamaan.

"Ka, kami pamit dulu. Disini panas. Dan gue juga ga mau jadi nyamuk, takut ngeganggu." Pamit Bagas pada Azka.

Jessica yang mulai mengerti maksud mereka mulai memasang wajah amarahnya. Tapi dia memilih menahannya agar tidak kelihatan buruk di mata Azka.

Sementara Key, dia berusaha mencari meja lagi. Sampai Rava memanggilnya, "key, sini!"

Rava memang sedang duduk sendiri di meja kantin. Key melangkah pasti ke meja Rava. Mereka akhirnya makan bersama di satu meja. Sampai tidak menyadari ada sepasang mata yang menatap marah ke arah mereka.

Azka adalah orang yang daritadi memandangi mereka. Tanpa ia sangka emosinya tidak dapat tertahan. Dia menghampiri Key dan langsung menariknya keluar kantin menuju taman belakang sekolah.

"LO GA TAU MALU APA? MAKAN DI KANTIN BERDUAAN SAMA COWOK YANG JELAS JELAS MUSUH GUE!" Bentak Azka pada Key.

"Maksudnya?" Key tidak mengerti maksud Azka saat mengatakan 'musuh'

"Ga usah pura pura ga tau deh. Lo makan berdua sama musuh gue, Rava," ucap Azka ke arah Key.

"Lo ga malu ya? Uda punya pacar malah deket sama cowok lain," belum sempat Key menjawab Azka sudah melanjutkan perkataannya.

"Tapi kak-" ucapan Key terpotong

"TAPI APA? Gatel lo ya," ucap Azka yang membuat Key emosi.

"Aku? Gatel?" Tanya Key dengan nada dingin. Sangat dingin tidak seperti dia biasanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AzkeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang