lima belas

34 5 0
                                    

Vote first, read, and don't forget to comment:)

Seorang siswi turun dari angkutan umum dengan kaki terkilir. Siswi itu tidak lain adalah Key. Kakinya yang belum sembuh total itu tadi terhimpit para penumpang yang lain. Dan juga, sedikit tergeser sehingga terkilir lagi. Yang menambah parah kakinya adalah tadi dia tersandung saat akan turun dari angkutan umum.

Tapi Key tidak turun di sekolahnya, masih setengah perjalanan lagi baru sampai ke sana. Dia diturunkan begitu saja dari dalam angkot. Jam dipergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul 07.20. Itu berarti 10 menit lagi gerbang sekolahnya akan ditutup.

Jika Key menunggu angkutan umum yang lain, dia bisa saja terlambat ke sekolah. Tapi mau bagaimana lagi, kaki nya tidak memungkinkannya untuk berlari. Pilihan yang ada sekarang hanyalah menunggu. Semoga saja ada angkutan umum yang cepat datang. Atau paling tidak, ada seseorang yang membawa Key ke sekolah sekarang.

Sebuah motor sport yang tidak asing berhenti di depan Key. Rava, dia adalah pengendara motor sport itu. Entah kebetulan atau bagaimana, Rava selalu saja datang disaat yang tepat saat Key butuh pertolongan.

"Ngapain lo disitu? Ga ke sekolah?" Tanya Rava pada Key.

"Nunggu." Jawab Key singkat.

"Nunggu apa? Lo nungguin gue ya? Ngaku lo." Ucap Rava menebak nebak.

"Gr lo. Gue nunggu angkot. Tadi gue diturunin. Jadi gue nunggu angkot yang lain." Jelas Key.

"Oh gitu. Naik lo! Pergi sekolah bareng gue aja. Nanti lo telat." Suruh Rava.

Key langsung naik ke motor Rava. Tidak menolak seperti kemarin karena takut telat.

"Kemaren aja sok nolak. Sekarang mah langsung naik aja," kekeh Rava.

"Berisik lo. Cepetan jalan, gue gamau telat." Ujar Key.

"Gue bukan ojek. Gue lama lama in aja deh. Biar telat. Kan seru tuh dihukum berdua sama lo." Ucap Rava bercanda.

"Jalan ish! Nanti telat." Ucap Key sambil mencubit kecil pinggang Rava.

"Iya iya. Bawel banget lo." Rava langsung menghidupkan mesin motornya.

"Pegangan lo!" Suruh Rava pada Key.

"Gamau gue lah," jawab Key.

"Ya uda. Jangan salahin gue kalau lo mental ya. Pegangan cepet!" Suruh Rava lagi.

"Ga mau gue," tolak Rava lagi.

"Ya uda biarin aja. Palingan nanti ada yang terbang." Ucap Rava lalu langsung nge-gas kuat motor nya.

Hal itu refleks membuat Key memeluk pinggang Rava. Ada senyum kemenangan dibalik helm sang pengemudi. Rava langsung menggendarai motornya dengan kecepatan penuh.

"PELAN PELAN ISHH!" Teriak Key pada Rava.

"Sttt! Uda diem aja. Lo ga mau telat kan? Yang penting lo pegangan." Jawab Rava enteng.

"Itu mah mau lo aja. Modusin gue kan lo" Jawab Key kesal.

"Ya engga la. Ya kali gue modus ke elo. Lo tu ya, kenapa selalu suuzon sama gue. Gue ni niat baik biar kita ga telat." Jelas Rava.

Key diam. Meladeni Rava tidak ada habisnya. Hanya membuang buang  tenaganya saja.

***

Azka sengaja melewati kelas Key untuk melihat cewek itu. Tapi dia tidak menemukan Key disana. Malah yang ditemukannya adalah sosok Alena.

AzkeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang