enam belas

42 5 0
                                    

"Kenalin nama gue jessica sherin carlotte. Panggil aja jessica." Siswi baru itu memperkenalkan diri saat disuruh oleh walikelas.

Di bangkunya, Azka diam diam menarik senyum tipis tanpa mengalihkan pandangan dari jessica. Tapi, sahabatnya tetap tahu sekarang dia sedang tersenyum.

"Suka lo sama tuh cewek?" Tanya Ozi yang duduk di sebelah Azka.

"Gatau gue." Jawab Azka santai.

"Kalau lo suka, jangan deh. Kasian cewek lo si Key." Ucap Ozi berbisik takut bu Meli mendengar.

"Kenapa? Gue sama Key kan pura pura doang." Jawab Azka santai.

"Wah, gabisa gitu ka." Jawab Ozi.

"AZKA! OZI! APA YANG KALIAN BICARAKAN DISANA?" Tanya bu Meli dengan suara lantangnya.

"Eh anu bu. Saya nanya si Azka tentang pr kemaren. Rada ga ngerti saya nya." Jawab Ozi berbohong.

"Benar begitu Azka?" Tanya bu Meli.

"Iya bu." Jawab Azka singkat malas menambah masalah.

***

"Nama lo Azka kan?" Tanya Jessica menghampiri Azka.

"Iya," jawab Azka tersenyum.

"Gue boleh pulang bareng lo ga?" Tanya Jessica.

"Gue kan baru pindah ke kota ini. Takutnya kalo gue pulang sendiri ada apa apa lagi." Sambungnya dengan nada manja.

Teman teman Azka yang melihat itu hanya melirik mereka sekilas dan menggelengkan kepala. Mengisyaratkan pada Azka untuk tidak melakukannya. Takut ada masalah dengan Key.

"Ya udah. Gue tunggu di parkiran." Jawaban Azka yang sangat tidak diharapkan membuat mereka menepuk dahi.

"Makasii." Ucap Jessica.

Jessica masuk ke kelas untuk merapikan barang barangnya. Sementara "most wanted" berjalan ke parkiran. "Most wanted" adalah sebutan untuk inti geng Agerza. Mereka adalah Nathan, Gibran, Bagas,  Ozi dan Azka.

"Gila lo ka. Kok ga lo tolak tadi?" Tanya Gibran to the point.

"Kenapa harus gue tolak?" Azka malah balik bertanya seakan tidak mengerti.

"Lo gila atau apa? Lo itu uda ada cewek." Kali ini Ozi yang berbicara.

"Kan gue cuman nganterin dia pulang." Jawab Azka santai.

"Ya tapi lo masa ga peka. Itu kode awal ka. Dari sekian banyak cowok disini, dia minta dianter sama lo." Bagas mulai masuk ke percakapan.

"Emang kenapa? Kan bagus." Jawab Azka.

"Lo tadi pagi marah kan waktu Rava nganterin Key. Sekarang lo malah nganterin cewek lain. Gimana nanti perasaan Key?" Nathan yang daritadi memperhatikan pun mulai buka mulut.

"Gue engga marah. Gue cuman gamau aja nanti dikira orang pacar gue gatel. Deket deket sama cowok." Jawab Azka tidak masuk akal.

"Lah? Lo sendiri?" Tanya Bagas tidak percaya.

"Kalo gue gapapa." Jawab Azka santai.

"Ya udah semerdeka lo aja deh. Kita kita ga ikut campur ya kalau ada masalah nanti." Ucap Gibran disusul anggukan dari ketiga temannya.

AzkeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang