jejal

32 4 2
                                    

Bab 12: jejal

Saat Bintang dan Sean duduk di bangku SMA kelas 12, Sean kala itu mengajak Bintang pergi.

"Jalan yok," kata Sean dengan menyenggol Bintang.

Bintang menaikkan satu alisnya. "Udah kelas tiga masih aja keluyuran. Gak oleh ngunu iku."

"Lapo gaoleh? Los kan lah haha," Bintang menatapnya dan memukul bahunya.

"Aku mau sukses ya, terserah kamu mau atau nggak. Kalo kamu mau nggak sukses, plis jangan ajak aku deh."

"Kita ini berdua," Sean mengambil tangan kiri Bintang lalu mengenggamnya. "Jadi, susah bareng seneng bareng dong."

"Tapi susahnya ya jangan jadi orang yang nggak sukses juga kali."

Sean tersenyum miring. Lalu ia menarik Bintang ke parkiran motor. Dengan mental baja ia mengajak Bintang untuk bolos demi bisa pergi berdua.

"Heh bolos!" teriak Bintang saat Sean mengebut.

"Siapa?"

"Pake nanya lagi, ya kita!!"

"Bodo."

Bintang memukul bahu Sean lagi. Sean diam dan melajukan motor sportnya lebih cepat lagi. Sampai beberapa menit, Sean mengajak Bintang masuk ke toko gaun pengantin.

"Ngapain kesini? Mau lamar siapa sih lu hah?" tanya Bintang.

"Yo kon anjir," jawab Sean dengan menonyor kepala Bintang.

"Bar bar."

"Sopo?"

"Koen!!!"

"Seng takok. Ahaha," Bintang memukul bahu Sean dengan keras. "Shit, sakit tahu."

Sean mengenggam tangan Bintang dan masuk ke toko itu. Tampak pengunjung toko yang dominan couple-couple menganga melihat Sean dan Bintang. Bintang yang masih punya malu hanya diam dan menunduk. Sedangkan Sean, jangan tanya se-gokil apa bad boy gila satu itu.

"Mbak saya pesen baju pengantin buat dia nih. Ukurannya segede dia. Digedein size nya juga gapapa biar kayak ondel ondel. Ahahah," Sean tertawa dengan keras sehingga mengundang perhatian dan Bintang tak segan mencubit perutnya.

"Bisa diem gak sih?"

"Aduh, Tang. Sakit tahu."

"Makannya gak usah aneh-aneh napa."

"Okeh, mbak. Saya pesen deh ya gaun warna putih bercampur biru."

"Oke, dua ya," ujar pelayan itu.

"Lah kok dua gaunnya? Saya mau di pakein gaun juga?" kata Sean melongo dan menungundang tawa Bintang.

"Ya nggak lah, mas. Buat mbaknya gaun kalau masnya ya baju resmi kawinan kayak biasanya lahh."

"Oh gitu ya. Saya kira cuma satu."

"Ya dua lah, mas. Kan couple, nikah kan berdua, mas. Masa sendiri," mbak pelayan itu tertawa juga.

"Ya saya kira cuma dia aja yang nikah. Dia lamar dirinya sendiri ahahah," Bintang berdiri hendak keluar tapi Sean memegang tangannya.

"Oke mbak, saya tunggu ntar saya chat lagi ya," kata Sean. "Kalo aku chat mbaknya kamu jangan cemburu ya aku gak suka kamu cemburu beb."

"Ih, siapa juga gausah geer plis."

Sean berdiri dan keluar dari toko. Bintang pun mengikutinya. Setelah dari toko itu, mereka berlabuh ke suatu tempat.

"Mau kemana lagi hah?" tanya Bintang yang sudah duduk manis di jok belakang motor Sean.

Angkasa RayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang