#2 Meeting

2.6K 299 8
                                    

"permisi mbak mau tanya ruangan Pak iqbaal sebelah mana ya?" ucap sang perempuan cantik yang memakai pakaian formal kepada resepsionis dihadapannya.

"sebelumnya ada urusan apa ya mbak?" tanya sang resepsionis. "apakah sudah memiliki janji dengan beliau?" lanjut sang resepsionis.

"oh iya sudah, saya sudah memiliki janji dengan beliau" jawabnya ramah.

"baik mbak, mohon maaf atas nama siapa ya mbak?" tanya resepsionis itu lagi.

Perempuam itu tersenyum "saya Ayla, manager dari Model (namakamu) Theana yang akan melakukan kerjasama dengan perusahaan ini"

"yaampun mohon maaf mbak saya tidak tau" ucap sang resepsionis kaget "mari mbak saya antar, mbak sudah ditunggu diruangan bapak"

"tidak apa- apa mbak" jawab Ayla tersenyum ramah "baik mbak terimakasih"

...

"oke bagus! Sekali lagi theana. Satu, dua, tiga"

Cekrekkk....

Suara tombol kamera yang memotret objek dihadapannya, lighting yang bersinar di arah kanan, kiri, dan depan, Menyoroti aksi sang Model cantik yang bernama (namakamu) Theana yang sedang bergaya mengenakan baju dari designer ternama.

"yah ini hari terakhir kontrak kamu disini dek" ucap seorang lelaki yang sedikit lebih gemulay dari lelaki lain yang biasanya memiliki otot dan tubuh yang atletis, tetapi dia lebih memilih keahliannya sebagai Make- up Artist.

"yaampun kak, bakal kangen aku sama kakak" ucap (namakamu) mencebikan bibirnya.

"kakak denger, kamu ditawarin jadi Model di perusahaan brand Dfc ya dek?" tanya sang make up artist yang sering disebut dengan kak fanfan.

(namakamu) menggangguk "emang kenapa kak?" tanya (namakamu) penasaran.

"gilaa dek, gimana ceritanya coba? Kamu tau kan itu perusahaan brand terkenal yang menyaingi brand-brand lain di dunia ini?" ucap ka fanfan antusias kepada (namakamu).

"yaampun kakak, antusias banget" jawab (namakamu) terkekeh melihat ekspresi wajah kak fanfan.

"terus kamu tau kan dek, dia baru aja gagal nikah, adek tau kan pasti?" tanya ka fanfan, dan diberi anggukan oleh (namakamu). "dan adek tau ga? Dia super duper ganteng, kakak ga bohong!" ucap kak fanfan heboh.

"masa sih kak?" tanya (namakamu) "Akusih belum liat, dan gatau tampang direktur utamanya kayak gimana" lanjutnya.

"kakak percaya deh kayaknya dia kepincut sama pesona kamu dek OMG! Secara kamu kan" kak fanfan menyuruh (namakamu) berdiri dan kak fanfan mengitarinya. "waw! You're so beautiful, really beautiful dek. Siapa cowok yang ga kepincut sama kamu?" lanjutnya.

(namakamu) tersenyum malu. "kakak suka berlebihan deh, but thanks kak" jawabnya memeluk kak fanfan.

Ketika (namakamu) sedang asik berbincang dengan teman- temannya, tiba- tiba ponselnya berdering.

"bentar ya kak, aku angkat telpon dulu" ucap (namakamu) meninggalkan kerumunan yang sedang bergossip itu.

"hallo ay? Ada apa lo telpon gue?"

...

"baik, rapat hari ini saya sudahi sampai disini dulu, terimakasih" ucap lelaki itu membuka kacamatanya dan bergegas meninggalkan ruang rapat yang baru diselesaikan.

"bi kayaknya gue balik duluan, hari ini gue capek banget, lagian udah mau jam balik juga kan?" ucap iqbaal kepada lelaki yang berada disampingnya Abi sekertaris pribadi iqbaal sekaligus teman baiknnya semasa SMA.

Abi mengangguk patuh "iya baal, lagian udah beres semua ko kerjaan hari ini" ucap lelaki berkacamata berparas tampan, berkulit hitam tetapi manis.

"yaudah kalo gitu gur balik ya bro!" ucap iqbaal sedikit berlari meninggalkan rekan kerjanya itu dan memasuki lift.

...

Iqbaal pulang ke rumah miliknya. Semenjak dia menjadi Direktur utama diperusahaan yang dia dan ayahnya dirikan selama 8 tahun lamanya itu, iqbaal berusaha menjadi lelaki yang mandiri.

"selamat sore den iqbaal" ucap wanita paruh baya menyapanya dengan lembut.

"loh bibi belum pulang?" bukannya menjawab sapaan dari asisten rumah nya itu tetapi iqbaal malah bertanya.

Bi inem menggeleng "belum den, palingan sebentar lagi bibi pulang, soalnya bibi belum nyiram tanaman" ucap bi inem.

"aduh bibi ini, kan iqbaal udah bilang, kalo udh jam 3, gapapa bibi pulang aja. Bibi juga kan butuh istirahat sama ngurusin anak bibi" ucap iqbaal lembut.

"gapapa ko den bibi bi.."

"engga bi, gapapa bibi pulang aja, biar iqbaal nanti yang nyiram tanaman" ucap iqbaal memotong ucapan bi inem.

Bi inem mengangguk pasrah "yasudah kalo begitu den, bibi permisi pulang ya den" ucap bi inem dan diberi anggukan oleh iqbaal.

Setelah bi inem menutup pintu rumah, iqbaal menjatuhkan dirinya ke sofa, menumpahkan semua rasa lelah yang ia rasakan saat ini.

"nasib jadi bujangan gini amat" ucap iqbaal sambil memijat keningnya.








Bersambung.......





ModelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang