9

675 98 0
                                    

Enjoy the story:)
.

.

.

.

"Anak satu itu benar-benar." Meletakkan secangkir kopi yang diberikan oleh istrinya setelah meminumnya sedikit.

"Apa masih tak mau?" Tanya Baekhyun sambil menghela nafas pelan. Dan seperti dugaan. Gelengan didapat. Memang pada dasarnya putranya itu keras kepala, persis ayahnya.

"Sepertinya harus memikirkan cara lain. Tidak kah itu terlalu berbahaya?" Baekhyun sejujurnya khawatir jika putra nya itu nekat melakukan hal diluar nalar. Jangan sampai masa lalu terulang kembali.

"Tidak. Aku yakin dia bisa." Kemudian mengusap punggung istrinya seakan mengatakan tidak perlu khawatir.


















Siang ini, Taehyung terpaksa harus pergi menemui Namjoon. Ia berjanji pada Jungkook akan pulang secepatnya. Dan untung saja dituruti dengan baik.

Mereka kini berada di pusat kota. Lebih tepatnya di salah satu cafe yang tak jauh dari rumah Namjoon.

"Jika hyung ingin membahas hal itu lagi maka jawabannya tetap tidak."

Namjoon memandang malas Taehyung di hadapannya.

"Dengar Tae--"

"Sudah ku bilang. Jawabannya tidak. Jangan membuat sopan santun ku hilang hanya karena membahas ini."

Tak ada pilihan lain. Akhirnya Namjoon membujuk Taehyung agar pulang ke mansion ayah dan ibunya sekali ini saja. Tapi penolakan tetap di dapat nya.

"Setidaknya pikirkan ibu mu Tae. Dia mengkhawatirkan mu. Sudah berapa bulan kau tak pernah mengunjungi nya lagi?"

"Salahkan pria itu."

"Dia ayah mu."

"Ayah mana yang dengan seenaknya mengambil keputusan tanpa bertanya pada anaknya? Apakah anaknya bahagia atau tidak." Tatapan Taehyung berubah menjadi datar saat membahas hal ini. Sangat memuakkan baginya.

Namjoon yang sebentar lagi juga menjadi seorang ayah, tentu ia mengerti posisi Taehyung. Tapi, Tuan Kim juga melakukan ini untuk kebaikan putranya. Hanya saja mungkin terlalu berlebih? Mungkin tidak.

"Aku tak bisa lagi membujukmu. Jika kau tak ingin melakukannya maka setidaknya hadap lah ayah mu, Tae."

"Dia mafia gila. Tentu akan--"

"Tidak. Dia bukan pembunuh lagi. Astaga bagaimana aku harus berbicara dengan mu." Lama-lama Namjoon juga bisa frustasi di sini. Sungguh Taehyung dan sifat keras kepalanya sangat menyebalkan.

"Baiklah. Semua ada di tangan mu. Kau yang memiliki keputusan." Menepuk pundak Taehyung sembari memberi semangat dan melangkah keluar cafe.

Taehyung memejamkan matanya. Sepertinya saat ini menjadi pengecut bukanlah solusi. Ia benar-benar harus bertemu orang tuanya. Maka segera ia keluar setelah membayar bagiannya dan melajukan mobilnya.

















Berakhirlah Jungkook kebosanan di sini. Tak bisa melakukan apapun. Jaringan tidak ada. Bahkan tadi saat Bambam menelfonnya, belum sampai 2 menit mereka berbicara, sudah terputus saja.

Maka ia berniat membuat sebuah cemilan. Mungkin tidak buruk.

Jungkook mengerutkan keningnya melihat sebuah foto yang terletak di meja kerja Taehyung. Ia jadi penasaran.

HIDDEN INSIDE || Taekook✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang