"Rey.enggak.akan.mengerti!"
"Letak gak pengertian Rey ke Bunda dimana?" Lirih Rey.
"Rey enggak akan pernah ngerti sama Bunda."
"Bunda atau Rey yang gak akan mengerti?"
"Rey?! Udah berapa kali Bun-
"Rey dan Key disini artinya apa untuk Bunda? Untuk apa Abay disamping Bunda? Rey dan Key sudah dewasa, kita bisa membantu Bunda dan Abay kalo ada masalah. Seenggaknya bilang sama Rey atau Key masalah nya apa, mau berupa verbal atau materi. Bisa atau gak nya urusan nanti. Intinya untuk kenyamanan keluarga-
Rey menarik nafasnya sebentar.
-Bunda tahu, kenapa Nisya setiap malam nangis? Bunda tahu juga gak kenapa Er berubah menjadi lebih pendiam? Apa Bunda tahu maksud Rey tanya ini?"
Natasha meloloskan airmata nya dihadapan Rey. Dengan tegas Rey memberi ruang sendiri untuk Natasha. Rey bangkit namun masih menyaksikan Natasha mengalirkan airmata tanpa jeda.
David bisa melihat dari tempatnya berdiri. Mendengar dengan jelas juga semua perkataan Rey mau pun istrinya sendiri.
Mengapa Natasha bisa seperti ini karena keberadaan Ano?, batin David.
Rey langsung pergi berlalu melewati David. Namun, berbalik melihat David diam tak menanggapi. Sepertinya menyaksikan adegan tadi.
"Rey berangkat, Bay." Pamit Rey setelah menyambar tangan lemah David dan mencium punggung tangannya. Rey melihat David tak menatap nya melainkan ke dalam rumah, melihat Natasha masih menangis duduk disofa.
Rey berkendara seperti orang kesetanan. Memasuki gedung kantor dengan kesal. Dada yang bergemuruh seakan ingin meledak-ledak ketika ingat kejadian di rumah tadi. Rey tersenyum melihat wanita nya sudah berada didalam ruang kantornya. Emosi nya seakan ditelan bumi. Hilang begitu saja.
Key membaca pesan dari Rey pun memukul stir mobilnya. Melajukan mobil hingga kecepatan penuh. Mencari ketenangan. Mereka berusaha keras berpikir maupun bertindak dengan caranya sendiri-sendiri. Untuk mengembalikan benteng yang lebih utuh.
Langit sudah gelap dan malam akan larut. Mengingat Er dan Nisya tidak sarapan pagi tadi dan belum pulang yang juga masih memakai seragam sekolah. Key dan Rey tak bisa dihubungi. Ano yang didalam kamar bilang tak ingin diganggu, katanya sedang mengerjakan tugas kuliah yang deadline.
David ingin menumpahkan semua pada Natasha tapi tidak bisa. Jika dia berapi juga siapa yang akan menjadi air? Tak ada makan malam bersama anak-anak malam ini.
"Pak David?" Panggil Ambu. "Ada apa?"
"Bang Er dan neng Nisya telpon Ambu kalo mereka enggak pulang kerumah malam ini dan Er bilang kalo pak David dan bunda Natasha enggak usah khawatir, mereka baik-baik saja." David mengerjap, terkejut setengah mati namun tetap terlihat berwibawa. "Terimakasih."
David sedikit lega setidaknya mereka memberitahunya meskipun lewat Ambu. Besok juga hari sabtu. Biarkan mereka bersenang-senang. Toh, nanti David juga mencari tahu dan akan menarik paksa pulang mereka jika lebih dari 3 hari tidak pulang.
Setelah dua malam Nisya tidak pulang kerumah dan sulit dihubungi. Nisya kabur bersama Er kerumah David yang berada dikaki gunung, tepatnya di Bogor. Menyejukkan juga menenangkan bukan? Mereka makan dengan uang jajan mereka sendiri. Lagipula Key dan Rey kompak mentransfer uang buat hotel untuk tidur dan beli makanan atau keperluan lainnya untuk mereka. Tapi mereka hanya menggunakan nya untuk makan saja. Mereka berdua pulang tengah malam setelah digertak David dan pagi buta sekali sudah berangkat sekolah, sehingga hanya bertatap muka dengan Ambu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagination
Novela Juvenil[RE-PUBLISH] Matahari tidak akan jauh dari sinar nya dan bintang juga yang tak akan jauh dari cahaya nya Dalam kegelapan nya berharap kamu adalah sebuah cahaya yang akan menjadi penerang Dalam ketakutan nya berharap kamu adalah suatu alasan yang aka...