f i v e | sihir

47 34 1
                                    

🎵 So come won't you tell me
All your deepest desires
As a world that is lonely
There's a child in need
And it's here in your eyes
It's here in your eyes, tonight
And I'm lost in desire
I'm caught in your fire, tonight
Hey!
And it's here in your eyes
It's here in your eyes
Hey!

Jangan lupa cek mulmed, gaiss 😍

×××××

Setelah mereka beragumen kecil dan Nisya membawa botol minum Er. Nisya masuk Ke dalam gedung sekolah lebih dulu meninggalkan Er yang masih berdiri didekat mobil nya. Berjlaan menyusuri lorong sekolah menuju ruang ujiannya kali ini.

Lelaki itu mendongak ketika Nisya menyadarkan keberadaan nya. Alis nya mengerut tidak paham.

"Ini tempat duduk ujian saya."
Dengan nada kesal Nisya mengetuk meja dua kali menggunakan jari telunjuknya.

"Bukannya tempat saya yang disini?"

Anak ini meragukan Nisya yang sangat yakin dengan tempat duduk ujian nya.

Dengan wajah datar nya menatap Nisya lurus-lurus. Pandangan mereka bertemu. Manik mata mereka saling menangkap. Nisya mengeluarkan kartu peserta ujian nya dan menaruh disebelah kertas berisikan nomor yang menempel pada meja.

"Maaf, kak." Lelaki itu berdiri dan berjalan keluar kelas. Entah kemana ia akan pergi, Nisya tak menanggapinya. Tidak teliti dan sok bener ketika first impression Nisya berbicara. Hal utama nya adalah Ia sangat tidak suka dengan orang itu.

Pagi-pagi bikin kesel, pikir Nisya.

Nisya menaruh tasnya di atas meja dan berjalan keluar kelas. Nisya yakin sepagi ini pasti teman nya selalu berada dikantin. Dapat dilihat dengan jelas beberapa teman nya berada disana. 

Nisya mengembangkan senyumnya yang seketika luntur melihat orang yang telah membuatnya seperti ini di pagi hari. Mengingat bagaimana orang itu dengan salah pada keyakinan nya. Lelaki itu berjalan melewati Nisya dengan tawaan yang tulus. Bukan. Bukan menertawakan Nisya juga bukan menularkan tawa untuk nya. Ia sedang tertawa bersama teman yang berada dalam pitingan tangan kanan nya. Menatap Nisya saja tidak. Atau. Lelali itu tidak menyadari keberadaan Nisya.

"Sya, sini!" Panggilan itu mampu membuat Nisya tersadar. Nisya mengalihkan pandangan nya. Jarak 5 meter darinya sebuah tangan melambai seakan alarm Nisya untuk menghampiri tempat tersebut.

Kesadaran Nisya yang langsung membawa kakinya melangkah duduk di geromboloan teman-teman nya.

"Kesel," tutur Nisya.

Kertas tebal yang berada di genggaman temannya di tarik begitu kasar tanpa merusaknya sedikitpun lembaran nya.

"Kenapa?"

"Kenapa lo?"

"Ada apa sih, Sya?"

Runtutan pertanyaan teman nya tidak di gubris sama sekali. Ia menopang dagu nya dengan kedua telapak tangan nya.

"Masih pagi, Sya." Nisya menghembuskan nafas kasar nya ke udara.

"Mau makan orang aja rasanya," kata Nisya. Mendengar itu teman-teman nya bergedik ngeri. Adrian yang memegang cincau kaleng kemasan langsung direbut Laras. 

"Gue belum minum, Ras. Baru gua buka dan baru aja banget nancepin sedotan–

"Berisik lo, yan." Yang melihat nasib buruk Adrian secara langsung sontak menyemburkan tawanya. 

ImaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang