Teruntuk kamu yang merasa semua kian rumit. Perihal menuruti ego atau mengikuti orang tua. Menyudahi sesuatu yang sebenarnya masih bisa dilanjutkan memang sulit. Kalimatmu memang benar, tetapi sekarang semua harus dianggap melepaskan. Rela, tidak rela. Sanggup, tidak sanggup. Pun siap, tidak siap, semua harus disudahi.
Setiap langkah memang begini, kalau tidak berlanjut ya berarti berhenti. Kandas di pertengahan memang menyesakkan. Belum lagi perihal imajinasi indah yang melanglang buana tentang hari esok. Iya, hari esok untuk menyambut petualangan hidup yang baru. Merajut mimpi di tiap pertemuan yang terjadi selalu menjadi hal yang paling menyenangkan. Akan tetapi saat ini? Mengikhlaskan rupanya memerlukan semangat yang sama besarnya seperti menggapai imajinasi indah itu.
Kalau pun ada kata yang lebih baik dari kata indah. Itu lah satu rasa tentang ini. Terlalu indah untuk dilupakan dan terlalu indah atas hari-hari yang telah terjadi. Ini hanya tentang siapa yang lebih siap setelah ini. Kecewa sudah pasti, namun bagaimana lagi? Katamu, harus kuat dan tetap jadi diri sendiri.
Terima kasih untuk setiap jatuh dan bangkit kembali. Terima kasih untuk setiap suka dan duka. Terima kasih telah menemani sepanjang menuju pendewasaan diri. Terima kasih telah menjadi teman tumbuh sampai saat ini. Semua terlalu sederhana bila digambarkan dengan ucapan terima kasih. Lambat laun semua akan kembali, entah untuk singgah lagi atau benar-benar menetap. Sebab, setiap pertemuan menjadi penentu pertemuan-pertemuan selanjutnya. Tetaplah berjuang di ruang yang mungkin akan berbeda.
#PenggemarRangkaianAksara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Random.
PoetryIsinya hanya sekumpulan kata-kata yang sederhana, tidak ada yang spesial. karna spesial hanya martabak spesial. silahkan hampir💜