Ketika waktu telah tertuju pada angka satu, kamu sudah terbiasa sulit untuk tidur. Kamu menarik diri dari ponsel dan matamu mencari-cari celah kelemahan yang kamu punya.
Entah karena kau kira tubuhmu kecil atau terlalu berisi. Entah karena pipimu yang chubby atau kakimu yang sedikit besar. Entah karena kulitmu yang sawo matang atau kamu tidak pandai di kelas. Entah karena rambutmu ikal atau matamu yang sipit. Atau entah karena kamu hidup tidak berkecukupan atau karena punya banyak masalah.
Menyakitkan ketika melihat seseorang dengan bahagianya tertawa di akun Instagram mereka.
Kamu pernah melihatnya dibanjiri seribu pujian tiap kali tersenyum di depan kamera Instastory. Bahkan ketika kamu pikir angle potretmu lebih tertata dan ia sangat berantakan, kamu tidak menemukan seseorang ada di pihakmu.
Seringkali kamu temukan dirimu tanpa sadar membaca artikel tentang insekuritas dan kamu membenarkan segala hal bahwa memang, kamu mengidap penyakit itu. Yang kamu lakukan berikutnya adalah berusaha bersyukur.
Lama-kelamaan kamu mulai membaik, kamu bisa memaklumi bahwa dirimu dibuat sebegitu cantiknya. Kamu merasa bahwa dirimu tak jauh berbeda dengannya. Sama-sama rupawan. Kamu akan terus berupaya untuk berubah menjadi sebaik-baiknya kamu, karena kamu tahu bahwa dia—standar keindahan yang kamu mau— pun juga membaik.
Tapi melihat dirinya sukses kembali membuatmu ciut. Membuatmu kembali berusaha mengumpulkan kekuatan. Tapi yang kamu dapat hanyalah hancur, dan hancur kembali seperti sudah takdirnya kamu menerima hal itu.
Lagi-lagi hatimu merasa kembali sesak. Kamu melihatnya dipuji, lagi. Kamu melihatnya menawan, lagi. Kamu sensitif tiap kali melihat orang-orang itu tersenyum. Bertanya-tanya bagaimana cara mereka hidup dengan bahagia.
Setiap orang akan memandangmu sebagai sebuah kesalahan. Bukankah kau kira begitu?
Setiap orang akan memandang ketidaksempurnaan yang melengkapi dirimu sebagai suatu yang sangat besar dan menjijikkan. Bukankah kau kira begitu?
Kamu merasa tiap orang yang mencelamu akan terus-menerus membenci kehadiranmu yang tidak sempurna. Kamu jadi jarang tersenyum karena kau kira orang akan membenci hal itu.
Tapi, ternyata mereka tidak jauh berbeda denganmu. Pernahkah kamu terpikir akan hal itu? Hampir semua orang merasakan hal yang sama, bahkan artis yang telah sukses dan dikenal sebagai wanita yang paling sempurna.
Mereka pun sering patah hati melihat orang lain bahagia. Maka itupun alasan mengapa orang yang menciptakan insekuritas dalam dirimu selalu tampak bahagia dalam postingannya—mereka ingin pula tampak bahagia. Padahal hatinya pun rapuh.
Hadirmu di dunia bukanlah sebuah kesalahan. Kamu dibenci bukan karena kamu buruk. Bukan juga karena kamu tidak layak dilahirkan. Bukan semua itu.
Kamu hanya tidak disukai karena kamu baik di lingkungan yang salah. Mereka yang membencimu tentu tidak tahu apa yang ada di dalam hatimu. Dalam rangka apa, dan untuk kepentingan apa. Kamu akan dihargai jika saja tempatmu benar.
Nyatanya di mata beberapa orang kamu adalah sesuatu yang mereka inginkan. Kamu adalah standar kecantikan bagi wanita lainnya. Bisa saja kamu dijadikan panutan mereka tanpa kamu mengetahuinya.
Mereka yang menginginkan sepertimu juga sama. Menyemangatimu karena mereka tahu, kamu layak dicintai. Kamu layak dihargai. Mereka tahu atau harus tahu bahwa kamu bahagia. Mereka akan kesal karena kamu tidak percaya diri terhadap apa yang mereka sukai.
Kamu tidak bisa mengukur sisi kecantikan dari segi yang kamu ciptakan sendiri. Kamu adalah penilai untuk orang lain, begitupun orang lain adalah penilai untukmu. Jangan salahkan dirimu hanya karena kamu tidak hidup sesuai standarmu itu.
Semua kesalahanmu akan berlalu dengan cepat. Kamu bisa paham hal itu ketika kamu mengoreksi hal yang aneh milik seseorang. Itu tidak akan bertahan lama, bahkan jika kesalahanmu begitu besar. Waktu pasti berhasil dalam hal menyembuhkan.
Aku kira ketidakpercayaan diri pasti diciptakan oleh Tuhan di hati seseorang, agar mereka bisa mengimplementasikan itu semua sebagai warna warni dunia. Meskipun pada penerapannya masih ditemukan multitafsir terhadap maksud-Nya itu.
Kamu itu cantik. Bahkan jika orang lain tidak berkata demikian. Aku ingin kamu berkaca dan mencari-cari kelebihan yang ada pada dirimu. Jangan terus-terusan menggali hal buruk yang seharusnya tak tampak.
Teruslah berbahagia. Teruslah manjadi versi terbaik dirimu tanpa berusaha mengubahnya seperti orang lain. Teruslah berkarya tanpa mendengar kata orang lain yang berusaha menjatuhkan.
Aku ingin suatu saat bertemu denganmu dan yang kulihat hanyalah kepercayaan diri yang luar biasa hebatnya.
Aku menunggu saat-saat dimana kamu bisa dengan senang hati bercerita tentang dirimu. Yang kiranya akan berkarier dengan gembira, atau setidaknya mulai jatuh cinta dengan sepenuhnya kepada dirimu sendiri.
Aku menunggu sosok dirimu yang nantinya akan tebal telinga ketika mendengar orang lain berkata buruk atau berusaha menjatuhkanmu. Ketika waktu itu tiba, kamu akan teguh pada kakimu sendiri. Tetap menebar kegembiraan seperti apa adanya dirimu.
#rotasipilu
KAMU SEDANG MEMBACA
Random.
PoesíaIsinya hanya sekumpulan kata-kata yang sederhana, tidak ada yang spesial. karna spesial hanya martabak spesial. silahkan hampir💜