Tanpa Restu

19 2 3
                                    

Aku mencintaimu, sangat. Kamu mencintaiku, pasti. Tapi ternyata cinta tak hanya tentang dua orang yang saling mencintai.

Cinta jauh lebih rumit dari itu. Cinta melibatkan orang lain yang turut memilih, turut menilai. Kamu mencintai kelebihanku, menerima kekuranganku.

Tapi ternyata orang tuamu tak menilai itu. Baginya, masih banyak orang yang lebih pantas untukmu dibandingkan aku.

Aku tahu, aku memang tak sebanding denganmu. Keluargaku tak sepadan dengan keluargamu. Tapi apa cinta hanya tentang itu?

Aku belajar apa itu cinta darimu, dari kamu yang lebih dulu mencintaiku dengan sangat. Hingga aku yang ragu mulai yakin sepenuhnya mencintaimu.
Aku selalu menemanimu, bahkan di saat kamu merasa berada di titik terendah hidupmu.

Kamu yang selalu memotivasiku untuk menjadi sesosok wanita yang lebih baik dari hari ke hari. Ku kira memang cinta seperti itu.

Andai semua seindah rencana kita di masa depan untuk menghabiskan sisa hidup bersama, andai semua semudah itu.

Siapa yang harus ku salahkan? Kamu terlalu sempurna untuk ku benci. Ya, ini sama sekali bukan salahmu. Aku tahu kamu juga bingung dan tersiksa.

Tapi apa bisa aku menyalahkan orang tua mu? Tidak, sama sekali tidak.
Teruntuk kamu, selamat berkelana. Pergilah, carilah wanita yang menurut orang tua mu sepadan dan pantas untukmu.

Tapi jangan sampai kau tak bahagia dengannya, cintailah dia seperti kau mencintaiku dengan sangat.

Perihal aku? Kamu tak perlu khawatir, hidup akan terus berjalan dengan atau tanpa kamu di sampingku.

Tapi perlu kamu ingat, jika kamu tak pernah menemukan wanita lain itu, aku masih di sini, masih mencintaimu, selalu.

-bulanmu

Random.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang