Dalam temangu...
Sembari mengingat kejadian itu
Hari ketika isak tangis dan gelak tawa bertemu
Dan getir kekecewaan menjadi titik terakhirnya
Seseorang yg kuidamkan justru merindukan yg lain
Sembari menghelai nafas yang kian memberat
Tatkala kenyataan tak senada atas harapku
Dimana segenap teka-teki terhadapmu tertebak
Ketika semua jawab menemui tanyanya
Serta rasa khawatir tlah lenyap seketikaMulanya kuanggap sebagaimana seharusnya
Namun Tuhan menuntunku pada kisahmu yang baru
Agar rasa ini tak terlalu melukaiku
Chatting dari jemarimu kepadanya kala itu
Ketikan demi ketikan tlah kulihat dan terbaca
Walau perlahan hati ini teriris
Situasi mendesakku tuk bersikap tak tejadi apa-apa
Kedua mataku membendung air mata
Sekilas kutepis agar tak seorangpun tau ku terluka
Kurasa kau pun tau bagaimana rasanya
Kejadian itu benar-benar menamparkuTerimakasih sudah mampir tuk membaca
Comment jika kalian pernah merasakan hal yg sama, mohon saran dan kritiknya
Satu jejak kalian sangat mengapresiasiku tuk trus berkarya
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa nan Aksara
PoetryRasa dan aksara adalah dua bagian yg melekat dari mencinta. Rasa makin bertambah dan semakin lama rasaku meluap pada aksara yg memberi ruang tak terbatas...jadi apakah rasaku kan terbalaskan atau justru aku harus merelakan (lagi)?